6

333 34 4
                                    

My Everything

.

.

.

Nanon merasa lelah luar biasa.

Ia sibuk mengurus pekerjaan selama di Huahin, Meskipun Neo selalu membantunya dan Not yang setia kepadanya, tapi itu semua seperti tidak cukup untuk membuatnya bersantai walau sejenak di kota seindah Huahin.

Otaknya terlalu di penuhi dengan berkas-berkas kantor yang harus di pelajarinya. Belum lagi-kabar kehamilan Chimon semakin membuat kepalanya terasa ingin pecah saja.

Di ruang kerjanya, Nanon duduk sendirian. Hanya sepi yang melingkupinya, sementara pikirannya berkelana memikirkan banyak hal yang mungkin akan terjadi ke depannya.

Bayangan tentang kejadian berbulan-bulan yang lalu terus menghantuinya. Nanon takut setengah mati- takut terjadi sesuatu kepada Chimonnya-nya jika ia memaksakan kehamilannya yang sekarang baru berjalan sekitar dua minggu.

Nanon mungkin senang karena ia akan mendapatkan keturunan yang benar-benar darah dagingnya. Tapi, pemikirannya untuk menolak calon bayinya itu diluar kehendaknya.

Semua adalah menyangkut tentang Chimon.

Nanon tidak akan membiarkan siapapun membuat Chimonnya terluka, celaka, atau bahkan membahayakannya. Termasuk jika itu adalah calon bayinya sendiri.

Kursi tempatnya duduk dan bekerja itu bergeser seiring dengan tubuhnya yang beranjak dari sana. Kedua kaki jenjangnya melangkah dengan angkuh keluar dari ruangan yang selalu di gunakannya untuk menyendiri.

Wajahnya terkesan dingin, ekspresi biasanya yang selalu orang-orang lihat dari sosok seorang Nanon Korapat. Tanpa ada yang tahu bahwa itu adalah satu-satunya hal yang bisa Nanon lakukan untuk menyembunyikan perasaannya yang berkecamuk tentang Chimon dan bayinya sekarang.

Di pintu masuk utama rumah besarnya, Nanon bertemu dengan Joss. Membuat lelaki Tampan itu terkejut karena kedatangan tuannya yang tiba-tiba.

"Joss-

"Iya?"

-aku ingin penjagaan Chimon di perketat. Perbanyak orang yang berjaga di depan kamar, termasuk dirimu juga. Jangan biarkan Chimon-ku melakukan hal yang berlebihan, dan laporkan padaku semuanya."

Joss tidak merasa asing dengan perintah ini, karena pada kehamilan yang sebelumnya pun Nanon juga memerintahkan hal yang sama.

Tapi, kenapa sekarang terasa sedikit lebih tegas? Joss tidak terlalu yakin tapi Nanon seperti sedang ketakutan saat ini.

"Kau mengerti apa yang aku katakan, kan?"

Sebelum sang tuan mengulang kembali perintahnya, Joss dengan segera mengangguk di sertai bungkukkan tubuh penuh hormat. "Ya, saya mengerti."

Nanon mengangguk dan membalik tubuh, meninggalkan Joss tetap disana. Tapi sebelum langkahnya menjauh, ia kembali berkata, "Aku mempercayakan semuanya selama aku tidak di rumah kepadamu. Pastikan Chimon-ku tetap baik-baik saja... dan juga Marc, kau harus menjaganya."

"Baik tuan!"

"Aku mengandalkanmu."

.

.

.

Chimon masih terjaga ketika Nanon membuka pintu kamar mereka. Senyumnya terulas di wajahnya yang masih terlihat pucat, sementara tangannya bergerak untuk meminta Nanon lebih mendekat kepadanya.

Suaminya itu membalas senyuman Chimon, tanpa berniat menyembunyikan apapun seperti yang ia lakukan pada orang lain.

Tubuhnya segera naik keatas tempat tidur, berbaring dengan kepala yang berada tepat di samping kaki Chimon. Matanya terpejam erat sementara ia membiarkan tubuhnya kedinginan tanpa tertutupi selimut hangat.

My Everything (CompletedTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang