16 END

299 27 1
                                    

Untuk pertama kalinya, Chimon mendekap si kecil Cheese dalam rengkuhan kedua tangan. Ia memandangi bayinya yang memejamkan mata, pipi merah nan halusnya membuat Chimon berdecak kagum, tidak percaya jika seseorang yang selalu menendang kuat di dalam perutnya waktu itu adalah Cheese yang sekarang ada dalam pelukan hangatnya.

"Astaga, belum apa-apa dia sudah terlihat tampan seperti ayahnya."

Nanon yang sedang duduk di kursi bersama Marc di pangkuannya hanya tertawa kecil penuturan istrinya.

"Benarkah? Kau merasa begitu?"

Laki-Laki Manis mengangguk kuat.

"Dengan hanya melihat wajahnya, orang-orang akan tahu Cheese anak siapa." Ia berkata jenaka, kembali memusatkan perhatiannya pada si kecil yang betah tertidur.

Marc―yang sekarang sudah menjadi seorang kakak itu hanya terdiam dengan mata membesar di pangkuan ayahnya. Sejak kedatangannya, ia hanya diam, memandangi ibunya yang terus mengajak bicara si bayi yang baru saja lahir.

"Mma..." Chimon menoleh, menatap Marc dengan senyuman hangat. "Apa, hm? Kau mau lihat adik bayi?"

Di beri pertanyaan seperti itu, Marc hanya mengangguk. Karena Chimon yang tidak bisa bergerak akibat luka di perut bagian bawahnya masih terasa ngilu dan perih, jadilah Nanon yang beranjak dari duduknya dengan Marc di gendongannya. Ia membiarkan Marc melihat bagaimana wajah adik bayinya yang rupawan, kemudian mendekatkan gendongannya untuk memberi kesempatan Marc mencium kulit pipi Cheese.

"Sekarang, Marc itu kakaknya Cheese..." Chimon memberitahu, mengulurkan satu tangannya yang tidak menahan punggung Cheese untuk mengusap sayang kepala berambut hitam kelam jagoan pertamanya. "...Phi Marc."

Yang diajak bicara hanya mengerjap, mencoba paham.

"Kau harus berjanji, sampai kapanpun, kau akan menjadi kakaknya Cheese. Tidak boleh meninggalkan Cheese apapun yang terjadi. Ya?" Nanon jelas memahami ucapan Chimon yang meminta Marc untuk berjanji itu. Marc bukan putra mereka, kata 'adopsi' itu tidak pernah ada. Suatu saat, ketika Marc sudah dewasa dan mengetahui semua kenyataannya, anak itu akan bertanya siapa orangtua yang sebenarnya. Mungkinkah Nanon harus menjawab jika dirinyalah yang sudah membuat hidup orangtua Marc sulit, dan bahkan merebutnya secara paksa dari tangan sang ayah? Marc mungkin memilih pergi daripada hidup bersama seseorang yang telah membunuh keluarganya secara perlahan.

"NYA!"

Nanon terhenyak dari pemikiran jauhnya saat mendengar Marc yang berseru lantang. Ia bertatapan mata dengan Chimon, tidak menyangka jika si jagoan pertama mereka itu akan memberikan respon bersemangat seperti itu.

Chimon tertawa. "Kau senang karena sekarang Cheese sudah lahir? Hm?"

"NYA!" Lagi.

"Mau mencium Mama?" Marc dengan segera memberontak, meminta ayahnya untuk mendekatkan tubuhnya pada sang ibu untuk kemudian menciumnya di pipi.

Nanon tersenyum. Cukup seperti ini. Hanya ada mereka...Ia berjanji akan berubah, tidak akan hidup dalam keangkuhan dan sikap berkuasanya yang membuat hidup orang lain sulit. Jadi, ia akan memohon pada siapapun untuk tidak mengganggu keluarganya yang sudah bahagia dan nyaman seperti ini.










Membutuhkan waktu satu minggu untuk Chimon tinggal di rumah sakit setelah kelahiran Cheese. Dokter Tin yang menyarankannya, karena luka bekas operasi mengeluarkan si kecil di perut bagian bawah Chimon harus di rawat hingga benar-benar membaik.

Ketika sudah di perbolehkan untuk pulang ke rumah, saat itu juga Nanon melayangkan satu pertanyaan padanya.

"Kau ingin aku mempekerjakan seseorang untuk mengurus Cheese? Aku akan segera mencari orang yang bisa di percaya―"

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Mar 28 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

My Everything (CompletedTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang