Gun membulatkan matanya, begitu terkejut melihat Chimon tiba-tiba sudah berada di dapur dengan wajah yang terlihat segar.Sungguh, Gun hanya pergi turun ke dapur untuk menyeduh kopi, tapi begitu akan kembali untuk berjaga di depan kamar Chimon dan Nanon, ia sudah di kejutkan dengan keberadaan si pemilik kamar di dapur.
"Tuan Chimon"
Lelaki Cantik itu tersenyum manis. "Kau juga akan membatasi pergerakanku, Gun?"
Yang di tanya mengatupkan mulutnya rapat.
"Aku sehat, bayiku juga. Jadi, jangan seperti Nanon yang memperlakukanku layaknya orang sakit. Aku mohon padamu, Gun."
Yang Bertubuh mungil itu masih belum menjawab apa-apa. Kedua tangannya saling meremas, sementara otaknya berpikir akan semurka apa Nanon jika tahu bahwa istrinya telah keluar dari kamar dan turun ke dapur sendirian.
Mungkin, itu adalah hal kecil jika saja Chimon tidak sedang mengandung. Tapi sekarang, Gun jelas tahu ada calon bayi keturunan Kirdpan di perut Chimon.
Dirinya bisa saja di pecat. Dan... mungkin Nanon bisa melakukan yang lebih buruk daripada memecatnya.
Chimon yang melihat seberapa gelisahnya Gun saat ini pun tersenyum hangat. "Tidak usah khawatir, aku akan pastikan Nanon tidak memarahi siapapun karena aku berjalan sendirian di dalam rumah besarnya ini."
Gun menggigit bibir. Chimon Wachirawit itu... baik sekali.
Jika Nanon bisa sedingin musim salju, maka Chimon akan sehangat musim semi.
Mungkin itulah alasan kenapa Nanon sangat mencintai Chimon. Ah, bahkan semua orang di rumah besar ini begitu mencintai sosok tuannya yang cantik tersebut. Termasuk Marc...
"A-apakah anda merasa mual? Atau anda menginginkan sesuatu? Saya akan membuat sarapan yang sudah di sarankan dokter Tin untuk anda."
Derai tawa kecil Chimon terdengar memenuhi gendang telinga Gun. Membuatnya tertegun untuk beberapa saat.
"Aku tidak mual sama sekali, atau belum? Entahlah, tapi dia sangat baik disini." Ucapnya lembut seraya menyentuh permukaan perutnya sendiri. "Ah, bicara tentang sarapan... bisakah kau membuat sup kentang dan bubur dengan irisan daging? Nanon sedang sedikit tidak enak badan dan akan bangun sedikit terlambat. Siapkan sarapannya di meja makan, termasuk sarapan untuk Marc."
"Ya, saya mengerti."
"Aku akan pergi untuk melihat putraku. Dia tidur dengan Phuwin, kan?"
Gun menganggukinya dengan sopan seraya melihat kepergian Chimon menuju kamar si bayi kecil yang terletak di lantai utama. Ia tidak merasa harus khawatir, karena Chimon tidak harus naik tangga jika ingin ke kamar Marc.
Tapi... bagaimana cara Chimon memanggil Marc itu membuat Gun tertegun.
Putranya...
...mereka, Chimon dan Nanon, begitu menyayangi Marc seperti bayi itu adalah darah daging mereka sendiri.
Justru yang Gun lihat, Nanon seperti ragu untuk menerima calon bayi Chimon sekarang.
.
.
.
.
Enam bulan telah berlalu, dan perut Chimon sudah terlihat membesar sekarang.
Seperti apa yang di katakan Chimon sebelumnya, ia benar-benar sehat, begitupun bayi di dalam perutnya. Dokter Tin datang untuk memeriksanya setiap hari, Chimon juga tidak terlalu rewel soal makanan, ia mendengarkan apa saran dokter Tin tentang kehamilannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Everything (Completed
RomanceSuatu hari, Nanon membawa seorang anak laki-laki berusia satu tahun ke rumah. "Namanya Marc." Begitu jelasnya. Dan kehadiran Marc, membuat keadaan Chimon semakin membaik. Mereka membesarkan Marc dengan baik. Sampai Cheese lahir dan semua menjadi se...