12

223 32 1
                                    

Neo bisa melihat dengan jelas bagaimana sorot mata seorang Chimon Wachirawit menatapnya.

Tidak ada senyuman tulus darinya, tidak ada tatapan mata lembut dari sosok itu, yang ada hanyalah Chimon Wachirawit yang entah kenapa terlihat berbeda bagi Neo.
Sejak Gun meninggalkannya hanya berdua dengan istri dari tuannya itu lima menit yang lalu, Neo hanya bisa menahan nafas merasa gugup.

"Khun Chimon, apa anda memerlukan sesuatu dariku?" Ia bertanya pelan, mendadak tidak memiliki tebakan apapun tentang kenapa Chimon memintanya berbicara secara tertutup hanya berdua.

Lelaki Manis berperut besar itu hanya menggumam, menambah kegugupan Neo.

"Apa―"

"Kau adalah salah satu orang yang mengetahui tentang apa yang sudah Nanon lakukan kepada Mew Suppasit. Benar?"

Neo diam-diam meneguk ludah. Pertanyaan itu... membuat dahinya berkerut mempertanyakan darimana Chimon mengetahui tentang Mew Suppasit.

"Khun Chimon..."

"Aku ingat, Nanon bilang Mew Suppasit adalah seorang rekan kerja yang sudah lama sekali menjalin kerja sama yang baik antara perusahaan mereka. Lantas, kenapa Nanon membunuh istrinya? Kenapa juga Nanon mempersulit hidup Mew Suppasit yang berakhir..." Chimon tidak mampu lagi berkata saat ia merasakan ngilu di perutnya. Si kecil berontak di dalam sana, sampai dirinya hanya bisa meringis seraya mengambil nafas tenang.

"...yang berakhir kalian mengambil Marc secara paksa. Kenapa?"

Sepasang mata milik Neo membuka lebar. Ia terkejut bukan main. Chimon mengetahui semua itu entah darimana. Tentang keluarga Mew Suppasit bahkan hingga status Marc.

"Khun Chimon, apa yang anda katakan?" Neo bertanya dengan tawa dibuat-buat, berusaha membuat Chimon percaya padanya meskipun ia tahu itu hanyalah sia-sia.

"Perusahaan Khun Nanon memang masih bekerja sama dengan perusahaan Mew Suppasit, semua itu berjalan dengan baik hingga sekarang. Tentang apa yang menimpa keluarga Suppasit, kenapa harus di sangkut pautkan dengan Khun Nanon? Anda mendapatkan informasi yang tidak benar."

"Katakan yang sebenarnya padaku atau―aku akan memecat Phuwin dan membuatnya kembali tinggal di jalanan!" Neo menegang.

"Khun Chimon!"

Yang terduduk di kursi roda itu tertawa miris. "Kau pikir aku tidak tahu ada hubungan apa antara kau dan Phuwin?" Katanya meremehkan.

"Oh, atau kau ingin terjadi sesuatu padaku―" Bukan hal sulit bagi Chimon untuk menapakkan kaki kanannya di lantai dan menatap Neo tajam.

"―aku akan berjalan meninggalkan kursi roda ini dan jika Nanon melihatnya, kalian semua akan berada dalam masalah.

"Kedua mata Neo semakin terlihat resah kala melihat kedua kaki Chimon kini sudah menapak di lantai. Tangannya mengepal di sisi tubuh. Chimon mengancam dengan dua hal yang paling tidak diinginkannya.
Memecat Phuwin, dan melukai dirinya sendiri.

Brukh!

Neo jatuh berlutut dengan kepala menunduk tepat di hadapan Chimon.

"Saya akan bicara." Katanya, lirih "Tapi jangan pernah melukai diri anda sendiri, Khun Chimon. Karena Khun Nanon akan benar-benar marah jika mengetahui semua ini."

Chimon terdiam dengan wajah datar. Tapi sungguh, meskipun ia hanya menggerakan kedua kaki untuk menapak diatas lantai, perutnya terasa sakit luar biasa. Jagoannya terus bergerak di dalam perut, membuatnya merasa ngilu yang belum pernah ia rasakan sebelumnya.

"Maka, katakan semua padaku tentang Mew Suppasit dan apa yang telah Nanon lakukan padanya. Jangan ada yang kau sembunyikan karena aku tidak main-main dengan ancamanku untukmu."

My Everything (CompletedTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang