***
Dua orang manusia tengah terduduk di bangku taman, di bawah remang nya lampu taman. Tak peduli suasana semakin sepi, tak peduli juga angin malam yang semakin ganas dinginnya.
Dua orang itu sibuk bergelut dengan pikirannya masing-masing. Yang satu memikirkan seseorang yang ada disebelahnya, sedangkan yang satu memikirkan seseorang yang seharusnya dia pilih.
"Git" Panggil Dhea atau biasa dipanggil Dey.
Sedangkan Gita orang yang dipanggil sama sekali tidak menyahut, dia sibuk menatap ke depan. Merasa tidak ada respon dari Gita membuat Dey memutuskan untuk bersandar pada bahu Gita dan benar saja Gita langsung melirik ke arah Day, walaupun masih tidak ada kata yang terucap dari bibir-nya.
"Kenapa kamu masih disini? Aku kan mau pergi lagi, kenapa kamu pilih aku?" Tanya Dey sambil membenarkan posisinya agar lebih nyaman bersandar pada bahu yang dia rindukan.
Semua pertanyaan dari Dey tidak ada yang terjawab satupun, Gita hanya diam seakan bisu.
"Kamu kesini karena masih cinta padaku kan?" Tanya Dey sambil mendongak menatap wajah Gita. Dia merasakan aura Gita yang sangat dingin, apalagi ketegasan wajahnya Gita semakin terlihat jika sudah serius.
Mendengar penuturan dari Day, membuat Gita langsung menoleh menatap Dey. Mata meraka bertemu, entah sedang bertukar apa lewat mata sampai-sampai segitunya mereka saling bertatapan.
'Cinta'
Gita tak paham konsep cinta itu seperti apa. Lagian dia tak pernah percaya yang namanya cinta setelah perceraian orang tua kandungnya. Jika Mamah-nya saja ternyata tidak cinta pada Papah-nya yang sudah menghabiskan hampir belasan tahun hidup bersama, lalu apakah perasaannya pada Shani yang terbilang baru Gita kenal itu cinta? Dia mencintai Shani yang selalu membuatnya nyaman? Ataukah dia masih terjebak dalam masa lalunya bersama Dey?
Shani kata Gita mencintainya, Shani bilang jika Gita ingin bersamanya bukan yang lain.
Pikiran Gita kembali pada obrolan antara Gita dan Shani beberapa waktu lalu. Dia mengingat setiap kata yang Shani lontarkan padanya.
Flashback
Sebuah mobil berwarna biru berhenti tepat di depan rumah mewah. Sang pemilik mobil keluar dari mobilnya sambil menggandeng tas sekolahnya. Dia adalah Gita, Gita baru saja pulang dari sekolah. Hari ini menurutnya sangat membosankan dan monoton, apalagi ketidakhadiran Shani yang menimbulkan spekulasi-spekulasi dalam kepala Gita.
Gita berjalan agak lemas hendak masuk ke dalam rumahnya, rumah yang tampak sepi karena sepertinya pada pelayan diliburkan oleh Zaid.
"Kak Gita!"
Gita menoleh ke belakang sebelum dirinya masuk ke dalam rumah. Dia mengangkat satu alisnya saat melihat Adel dan Zee datang bersamaan. Mereka sama-sama mendekat ke arah Gita dan salah satu dari mereka dengan cepat mencengkram kuat kerah baju Gita.
Zee menarik Gita dan mendorongnya hingga Gita tersungkur dan menabrak mobil miliknya sendiri.
Sepertinya ringisan dari Gita tidak mampu menghentikan Zee untuk kembali mencengkram kuat bahunya Gita. Dilihat dari mata sepertinya Zee sangat marah saat ini. Berbeda dengan Zee, Adel hanya menghelakan nafasnya sambil berusaha memisahkan Zee dan Gita.
"Zee udah!" Akhirnya Adel juga naik pitam dan berhasil menarik Zee.
Jika Zee menatap Gita dengan penuh amarah, sekarang Adel menatap Gita dengan penuh rasa kecewa. Bahkan Adel sendiri tak mau menatap Gita lama-lama.
"Gue nyesel banget udah percaya sama lu" Kata Adel dan itu menjadi sebuah tamparan keras bagi Gita, kini Gita tahu arah pembicaraan dan tujuan kedua adiknya Shani saat ini.

KAMU SEDANG MEMBACA
Story Of VS || GitShan [Season 2] [ON HOLD]
FanfictionGita sudah berjanji pada dirinya sendiri untuk menjadi murid biasa saja. Dia bertekad menjadi siswi biasa saja yang tidak terlalu menonjol, dia sudah tidak peduli lagi dengan kegiatan organisasi atau pun lomba-lomba yang sebelumnya sudah dia rencana...