Chapter 52 - Season 2

2.4K 219 54
                                    

***

Sebuah suara langkah kaki menuruni tangga terdengar samar-samar disebuah rumah cukup besar. Suara itu menunjukkan jika yang berjalan menuruni tangga secara perlahan. Bagaimana tidak pelan, jika yang turun yaitu Gita dengan kedua kakinya yang masih diperban.

Dia berjalan sambil berjinjit dan senantiasa berpegangan pada railing tangga. Sesekali meringis kesakitan saat tak sengaja menekan bagian yang sakitnya, sesekali juga dia berhenti sejenak untuk beristirahat karena berjalan menuruni tangga sambil berjinjit itu melelahkan.

"Sayang, tolong pakein aku das—"

Tak lama terdengar suara Zaid, dia keluar dari kamar sudah berteriak meminta bantuan pada Dahayu, tapi belum juga sampai di ruang makan dimana Dahayu berada, Zaid berhenti di depan tangga.

Dia menatap ke arah Gita yang tengah kesusahan untuk turun. Akhirnya dia melihat putrinya itu turun ke bawah dengan seragam sekolah melekat pada tubuhnya, setelah hampir 2 hari kemarin selalu berada di kamarnya dan tidak bersekolah.

Tanpa banyak bicara lagi, Zaid menaiki tangga menuju putrinya itu. Dia tersenyum lalu sesaat kemudian secara tiba-tiba menggendong Gita ala bridal style.

"Eh pah!" Kaget Gita, tapi dia tak meronta malah berpegangan pada Zaid agar tidak terjatuh.

Kedatangan Zaid sambil menggendong Gita ke meja makan membuat semua perkerjaan yang tengah dilakukan di dapur dan meja makan terhenti. Bahkan dengan cekatan Feni membuka kursi memudahkan Zaid mendudukkan Gita di kursi.

"Sayang, kamu yakin mau sekolah?" Tanya Dahayu meninggal kegiatan memasaknya dan menghampiri Gita.

Gita hanya menganggukkan kepalanya sambil tersenyum, lalu tak lama wajahnya berubah menjadi murah lagi dan menatap ada makanan apa saja yang tersaji di meja makan untuk hari ini.

Melihat tingkah Gita yang seperti itu membuat Dahayu dan Zaid saling berpandangan. Mereka tak tahu lagi harus bagaimana dengan Gita, mereka khawatir karena sudah dua hari Gita tak banyak bicara, ebih irit bicara dari sebelumnya. Mereka berdua juga belum tahu apa masalah yang terjadi antara Gita dan Shani. Mereka mencoba bertanya pada Feni, tapi Feni hanya menceritakan garis besarnya saja. Jika Shani saja bingung dengan sikap Gita, Feni juga lebih bingung.

Dahayu dan Zaid memilih untuk duduk didepan Gita, begitu juga dengan Feni yang duduk kembali ke tempatnya yaitu di samping Gita. Kini semua mata menatap khawatir ke arah Gita, tapi sepertinya Gita tak menyadari itu karena dia melamun.

"Sayang, jangan sekolah dulu kalau masih belum siap" Ujar Dahayu sangat khawatir dengan Gita, dia meraih tangan Gita untuk diusap dan barulah Gita mengangkat kepalanya dan menatap Dahayu juga yang lainnya.

"Kita ini keluarga, kamu bisa bercerita apapun masalahmu ke Kita. Berbicara mungkin akan membuatmu lebih baik" Lanjut lagi Dahayu, sedangkan Zaid dan Feni mengangguk setuju dengan ucapan dari Dahayu.

Lagi dan lagi Gita hanya mengangguk dan tersenyum. Seperti dia tak ada kata yang bisa diucapkan olehnya, dia hanya menjawab dengan bahasa tubuhnya saja.

Reaksi dari Gita membuat yang lainnya saling tatap lagi. Apalagi Zaid langsung menghelakan nafasnya, dia khawatir sekaligus kesal dengan sikap putrinya itu. Untung saja ada Dahayu yang bisa memenangkan Zaid, sedangkan Feni langsung mengangkat tangannya dan mengusap kepala Gita.

"Dek kenapa mau sekolah hari ini? Kaki kamu kan masih sakit?" Tanya Feni selembut mungkin sambil terus mengusap kepala Gita.

"Aku ada ulangan harian matematika peminatan" Ujar Gita.

Barulah Feni mengerti kenapa Gita ingin sekolah, dia paham bagaimana killernya guru matematika peminatan mereka. Apalagi kalau gak ikut ulangan harian pasti nilai langsung turun anjlok banget. Jadi jika itu alasannya Feni setuju jika Gita sekolah, hanya saja dia masih berpikir bagaimana nanti di sekolah.

Story Of VS || GitShan [Season 2] [ON HOLD]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang