***
Hari Sabtu
Biasanya Hari libur, tapi kali ini Gita dengan malasnya harus pergi ke sekolah. Dia ada latihan untuk terakhir kalinya, sebelum besok adalah hari besar untuknya.
Kejuaraan OSN, kejuaraan yang Gita ikuti dari semester 1. Semester 1, dia berhasil membawa nama sekolahnya sampai tingkat kota dan kali ini dia harus kembali berlomba untuk tingkat Provinsi.
"Paw, Gita berangkat dulu ya" Kata Gita menghampiri Zaid yang tumben sekali ada di rumah.
"Iya" Jawab Zaid sambil menyodorkan tangannya siap untuk disalimi oleh Gita.
Gita menyalami Zaid yang sama sekali tak menatapnya karena fokus pada dokumen-dokumen kerjaannya. Mau di rumah atau tidak, sama saja ternyata-sama-sama sibuk dengan pekerjaannya.
Setelah selesai berpamitan, Gita sambil menggendong tasnya berjalan ke luar rumah. Seperti biasa, dia akan membawa mobil sendiri. Lagian punggungnya juga sudah membaik sekarang ini, jadi dia rasa tak perlu sopir lagi.
Saat Gita ingin masuk mobil, sebuah mobil yang tidak Gita kenali masuk pekarangan rumah. Mobil itu mencuri perhatian Gita, membuat Gita tak jadi masuk ke dalam mobil sampai dia mengetahui pemilik mobil tersebut.
Deg
Gita refleks menelan ludahnya saat melihat siapa yang keluar dari mobil itu.
'Ngapain om itu ke sini lagi?' Batin Gita, dia melihat Lio, Papih-nya salah satu kakak kelasnya yaitu Gracia.
Tak sengaja Gita saling bertatapan dengan Lioman Harlan, cepat-cepat Gita memilih masuk ke dalam mobilnya. Dan bersamaan dengan itu, Gita melihat lewat kaca spion ada yang keluar lagi dari mobil itu yaitu Mamahnya dan tak lama dia juga melihat Papa-nya keluar. Dan terkuaklah kenapa hari ini Zaid tidak ke kantor atau keluar rumah.
Gita menjadi lebih panik lagi saat Zaid menatap ke arah mobilnya sambil berbicara dengan Lio. Tak lama dia melihat Gita Zaid mendekati mobilnya.
Tok tok tok
Suara ketukan kaca mobil, membuat Gita mau tak mau harus menurunkan kaca mobilnya.
"Paw, aku gak mau kalau harus dipaksa ketemu mamah" Kata Gita sebelum Zaid mengatakan apapun.
Mendengar penuturan Gita membuat Zaid menghelakan nafasnya dan menganggukkan kepalanya. "Yaudah kamu langsung pergi aja, hati-hati ya" Ujar Zaid mengelus lembut puncak kepala Gita terlebih dahulu.
Untungnya Zaid tidak memaksa membuat Gita merasa lega walaupun masih ada tanda tanya pada benaknya. Kenapa tiba-tiba Zaid dan Mamah-nya akur? Bukan maksud Gita tak terima mereka akur, tapi ini terlalu mendadak dan setau Gita jika Zaid membenci mantan istrinya itu.
**
Ceklek
Shani menatap ke arah pintu ruangan Shanju, dia langsung menghelakan nafasnya saat yang datang bukan yang dia tunggu.
"Udah ada kabar dari Gita?" Tanya Shanju sambil berjalan ke arah mejanya untuk menyimpan tumpukan buku yang dia bawa dari perpustakaan.
Shani menggelengkan kepalanya sambil menunduk melihat kertas yang sudah penuh dengan coretan dia.
"Kemana itu anak?" Bingung Shanju sambil menyilangkan tangannya di dada.
Shanju melihat jam, sudah jam 12 siang sekarang. Sudah 3 jam lamanya dari jam janji temu Gita, Shani dan Shanju, tapi sampai sekarang Gita belum juga nongol. Tadinya kira Shanju mungkin macet, sudah 3 jam berlalu malah ada kekhawatiran.
"Coba saya hubungi lagi" Kata Shanju sambil berjalan ke arah mejanya.
Belum juga sempat menelepon, Shani sudah berbicara menghentikan nia Shanju untuk menelepon Gita.

KAMU SEDANG MEMBACA
Story Of VS || GitShan [Season 2] [ON HOLD]
FanficGita sudah berjanji pada dirinya sendiri untuk menjadi murid biasa saja. Dia bertekad menjadi siswi biasa saja yang tidak terlalu menonjol, dia sudah tidak peduli lagi dengan kegiatan organisasi atau pun lomba-lomba yang sebelumnya sudah dia rencana...