Bab 10

101 16 2
                                    

Selamat Membaca

Waktu terasa berjalan dengan cepat. Hanya tinggal menghitung hari untuk menuju acara akad. Semua sudah dipersiapakan dengan sebaik-baiknya. Walau sudah 90% selesai, Rayna dan Archie masih harus membereskan masalah berkas-berkas pernikahan mereka.

Setelah selesai mengurus berkas-berkas, mereka pulang masing-masing. Rayna yang pulang bersama pak Adnan yang menemani mereka tadi, dan Archie dengan motor kesayangannya.

"Hati-hati, Pak."

"Kamu juga, langit dah mendung. Bawa mantel?" Tanya pak Adnan.

Langit saat ini memang berwarna abu-abu gelap, tanda akan segera hujan. Bulan ini memang sudah masuk bulan penghujan, karena itu Archie selalu sedia mantel di motornya.

"Bawa, Pak." Jawab Archie membuat pak Adnan merasa lega. "Alhamdulillah kalo bawa. Bapak duluan." Archie mengangguk sebagai jawaban.

"Assalamualaikum," salam pak Adnan.

"Wa'alaikumussalam warahmatullah."

Archie memperhatikan pak Adnan yang berjalan mendekat pada Rayna yang menunggu. Gadis itu masih suka merasa canggung jika berhadapan langsung dengan Archie. Jika ada waktu berpapasan, dia akan mencoba menghindar. Seperti kejadian tempo hari, ketika dia di minta tolong kakaknya untuk membeli bakso pak Roma.

Selama di perjalanan, Rayna hanya diam melihat butiran-butiran air hujan yang mulai menetes di kaca mobil. "Hujan Ray. Ada payung nggak?"

"Ada, Yah. Mas Ray ada bawa mantel?" Tanya Rayna mengingat Archie yang pulang dengan motor.

"Bawa. Kenapa?"

"Gapapa, Yah."

Mendengar jawaban pak Adnan, ada rasa lega yang tidak bisa Rayna ungkapkan. Ketika melihat langit yang mulai menggelap, ingin rasanya dia mengajak Archie untuk pulang bersama. Namun, dia sadar Archie datang dengan motor. Tidak mungkin motor tersebut di tinggal.

○○○○

Di sisi lain Archie berhenti menepi untuk menggunakan mantel karena tetesan air hujan berlomba jatuh ke tanah. Setelah menggunakan mantel, dia kembali melaju dengan motornya di bawah guyuran hujan yang semakin deras. Sampai di rumah dia disambut oleh mama Mala yang menunggu di teras rumah.

"Arsya!" Mama Mala berteriak memanggil Arsya, saat melihat Archie sampai.

"Arsya tolong ambilkan handuk!" Mama Mala kembali berteriak meminta tolong Arsya untuk mengambilkan handuk, ketika Archie sudah turun dan langsung melepas mantelnya yang sudah basah.

"Assalamualaikum, maaf. Tadi Abang nggak jemput."

"Wa'alaikumussalam warahmatullah." Jawab mama Mala.

"Astaghfirullah, Abang kenapa mandi hujan? Cepet mandi, biar nggak masuk angin." Ucap Arsya yang baru keluar dengan membawa handuk yang diminta mama Mala.

"Bener kata Arsya. Abang langsung masuk mandi, biar nggak masuk angin."

Archie mengangguk tanpa membantah, dia tak mau membuat dua wanita yang berharga dalam hidupnya sedih hanya karena dia jatuh sakit. Sampai kamar dia langsung mandi. Dan berakhir meringkuk di bawah selimut. "Padahal cuman kena gerimis, terus pake mantek." Lirih Archie yang menggigil kedinginan.

Clek. Pintu kamar dibuka oleh mama Mala yang membawakan segelas air hangat untuk Archie.

"Abang bangun dulu minum air hangat, biar badannya nggak kedinginan."

Seperti ucapan mama Mala, Archie duduk dan menerima air hangat tersebut setelah meminumnya dia kembali berbaring.

Tangan mama Mala terulur menyentuh tangan Archie yang terasa hangat. Lalu pindah ke kening. "Panas, Bang." Ujar mama Mala khawatir.

" Abang gapapa, Mah."

Mamah Mala hanya menghela nafas. Dari suara saja sudah bisa di tebak Archie sakit. Suhu tubuhnya meningkat, dan suaranya juga menjadi serak.

"Kenapa nggak neduh dulu? Sudah tau nggak bisa kena air hujan." Tanya mama Mala, yang dijawab dengan santai oleh Archie. "Tanggung Mah. Sudah mau maghrib juga."

"Tapi lihat! Sekarang Abang jadi sakit." Ucap mama Mala dengan nada yang agak tinggi. Membuat papa Bagas yang baru masuk langsung mengajak mama Mala keluar, agar Archie bisa istirahat.

"Ma! Biarkan Abang istirahat dulu. Jangan dimarahin."

Setelah keluar dari kamar barulah papa Bagas memarahi mama Mala, "Mama ini. Anak lagi sakit malah dimarahin. Papa tau, Papa juga faham. Mama khawatir sama Abang. Tapi, Mama taukan sifat Abang tuh gimana?"

Mama Mala hanya mengangguk sebagai jawaban. "Maaf, Pa. Mama khawatir, syukurnya kita ke sini. Gimana kalo nggak di sini? Abang di rumah sendiri." Ujar mama Mala mengungkapkan unek-uneknya. Papa Bagas langsung menarik Mama Mala dalam pelukannya.

"Kalo kita nggak ke sini. Papa yakin Abang nggak akan senekat ini. Abang berani nekat hujan-hujan karena nggak mau buat khawatir Mama. Apalagi Abang tadi nggak bisa jemputkan?"

Mama Mala hanya mengangguk.

"Sudah jangan nangis, nanti kalo Abang tau. Tambah sedih dianya." Ujar papa Bagas sambil menghapus sisa air mata di wajah istrinya.

"Iya, Pa. Kalo gitu Mama mau buat bubur dulu, Papa mau sekalian?"

Papa Bagas menggeleng, "Enggak, Papa mau kopi aja."

"Papa tunggu dulu, Mama buatkan."

"Terima kasih, Ma."

"Sama-sama Pa."

○○○○○

Di dalam kamar, Archie tidak bisa tidur. Kepalanya rasanya pusing, membuatnya sulit untuk tidur. Dalam hati, dia terus berdzikir. Biasanya jika menggunakan mantel tidak akan separah ini pikir Archie.

Clek.

"Abang kenapa nggak tidur?" Tanya Arsya yang masuk dan mendapati kakaknya belum tidur.

"Nggak bisa, kenapa ke sini?"

"Mau ngecek Abang. Pusing banget ya?"

Archie mengangguk sebagai respon.

"Ares?"

"Mas Ares nemenin Papa ngobrol di teras."

Archie mengangguk, "Kenapa liatnya gitu?"

Arsya tersenyum lalu memeluk Archie yang duduk di kasurnya. "Sya sedih. Abang jarang sakit, tapi sekali sakit langsung tepar."

"Abang nggak papa."

"Iya mulutnya bilangnya, gapapa. Dalam hati ngeluh sakit kepala, dingin, terus apa ya?"

"Oh! Manggil-manggil Mama terus." Ujar Arsya dengan tawa pelan, membuat Archie jengkel tapi dia membiarkannya. Karena kepalanya masih terasa berdenyut, dan hawa dingin yang masih sangat terasa.

Clek. Pintu kamar kembali dibuka, "Adek disini?"

Arsya bangun, mengambil alih nampan berisi bubur yang sudah dibuat mama Mala. "Adek kalo mau, di dapur masih."

"Huwa! Mama tau aja," ucap Arsya terharu.

"Bocil!" Ledek Archie.

"Biarin wle...."

📝#16-11-23

Apakabar ditempat kalian? Sudah seringkah hujan? Hehehe....

Jangan lupa vote dan komen ya♡

Archie [Selesai]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang