Bab 11

89 17 3
                                    

Selamat Membaca

Suara adzan sudah berkumandang memanggil untuk menghadap sang pencipta. Namun, Archie masih meringkuk di bawah selimutnya. Baru membuka selimut sedikit saja, hawa dingin langsung terasa sangat menusuk di kulit. Hal itu membuat Archie mengurungkan niatnya sebentar.

Setelah merasa lebih baik, Archie memaksakan diri untuk mengambil air wudhu. Dengan tubuh yang semakin menggigil, dia paksakan sholat subuh di dalam kamar. Selesai sholat, dia kembali naik ke atas tempat tidur dan kembali meringkuk di bawah selimut berharap dengan itu sedikit mengusir rasa dingin yang menusuk.

Clek. "Abang! Sudah bangun?" tanya Mama Mala yang baru membuka pintu, diliatnya Archie yang ternyata masih meringkuk di atas kasur.

"Abang." panggil Mama Mala pelan. Punggung tangan Mama Mala ditempelkan lagi ke kening Archie. "Masih panas. Abang tidur lagi aja. Hari ini izin ngajar," pinta Mama Mala.

Archie mengangguk pelan, "Tolong bilangin ke Dion juga, Ma."

"Iya, nanti Mama telpon Dion juga. Istirahat lagi ya. Sudah sholatkan?"

Archie mengangguk dengan mata terpejam.

"Mama tinggal, kalo perlu sesuatu panggil atau telpon. Mama bawa hp terus," ucap Mama Mala sambil mengelus sayang kepala Archie. Wajahnya terlihat sangat pucat, membuat Mama Mala sangat khawatir. "Abang nggak papa, Ma." ucap Archie pelan, berharap dapat mengurangi rasa khawatir Mama Mala.

"Iya, Mama tau. Mama tinggal, Abang istirahat lagi."

Mama Mala beranjak dan keluar dari kamar Archie. Kemudian, pergi ke dapur untuk membuat bubur dan sarapan hari ini.

"Mama, buat apa?" tanya Arsya yang baru datang, dia tampil cantik dengan wajah yang bersemangat. "Abang udah mendingan?"

"Mama mau buat bubur sekalian sarapan. Abang masih demam, nanti siangan tolong belanja ya, Dek."

Arsya mengangguk patuh dan langsung membantu membuat sarapan pagi ini. Dia mendapat tugas untuk memasak telur sebagai lauk nasi goreng. Tidak membutuhkan waktu yang lama, telur dadar sudah siap. Dan dipotongnya menjadi beberapa potongan.

"Kalo udah, ini nasi gorengnya sekalian taruh di meja. Mama mau anter bubur buat Abang dulu." Arsya mengangguk dan menatanya di meja makan, lalu memanggil papa Bagas dan Ares untuk sarapan bersama.

○○○○

Rayna sudah siap dengan outfit pilihannya, dia akan pergi menemani kakaknya berbelanja. Sejujurnya dia malas, dia tidak ingin pergi tapi kakaknya terus memaksa.

"Udah belum?" tanya Fania yang baru masuk, dia juga sudah siap.

"Udah. Ayo!"

Mereka segera berangkat setelah berpamitan pada Bunda dan Ayah. Tujuan mereka adalah membeli kebutuhan bumil selama di sini. Sampai di lokasi, mereka langsung turun agar tak membuang waktu.

"Butuh apa aja?"

"Yang penting susu, susu gue habis. Kalo Mas Fatih tau, bisa perang dunia ini mah." ujar Fania.

"Salah lo, udah tau habis malah sans aja." Setelah berkata seperti itu, Rayna langsung berjalan ke rak susu untuk ibu hamil. Diambilnya beberapa rasa untuk kakaknya, sesuai dengan merek yang diminumnya.

"Udah?" tanya Fania yang melihat tiga kotak susu untuk ibu hamil dengan rasa yang berbeda sudah masuk dalam ranjang yang dibawa Rayna.

"Hem. Lo beli apa?"

Fania langsung memasukkan beberapa macam snack yang tadi diambilnya, "Buat stok cemilan."

"Bunda ada nitip barang nggak?"

Fania menggeleng. "Enggak. Udah gue tanya tadi. Lo ada yang dicari nggak? Biar sekalian," ucap Fania.

"Oke, tapi jangan ngeluh cape. Kalo cape, duduk di tempat tunggu aja." ucap Rayna memperingati sebelum Fania yang nantinya akan mengeluh karena menunggunya.

"Iya."

Sekarang bergantian Fania yang menunggu Rayna berbelanja kebutuhannya yang habis. Waktu yang dibutuhkan Rayna ternyata tak selama yang dipikirkan Fania sebelumnya, tentunya hal itu membuat Fania senang.

"Udah? Cuman itu aja?"

"Iya, ayo ke kasir. Gue tau lo laper, pasti mau ngajak makan."

"Tau aja."

Keduanya langsung pergi ke kasir, saat mengantri mereka berpapasan dengan Arsya. "Adeknya mas Ray, bukan ya?" batin Rayna yang ragu ingin menegur lebih dulu.

"Kak Rayna," suara perempuan yang memanggilnya membuyarkan lamunan Rayna. "Ya?" jawab Rayna saat dipanggil.

"Alhamdulillah, kirain aku salah orang." ujar perempuan yang memanggil Rayna, dia adalah Arsya. "Assalamualaikum kak, lagi belanja juga ya?"

"Wa'alaikumussalam warahmatullah, iya Sya. Tapi ini udah selesai. Kamu ke sini sama siapa?"

"Sama suami kak, lagi ambil troli."

"Kirain sama Tante."

"Enggak, Kak. Mama jaga Abang di rumah." jawaban Arsya tersebut membuat Rayna langsung berfikir negatif.

"Mas Ray kenapa?" Suara Rayna saat bertanya terdengar khawatir, dan itu membuat Arsya merasa senang karena kakaknya tidak salah memilih pendamping.

"Biasa, Kak. Kehujanan, emang dari dulu dibilangin ngeyel jadi gini deh."

"Bukannya kemarin pakai mantel, Sya?"

"Iya, Kak. Tapi...." Belum selesai Arsya menjawab, antrian belakang Rayna menegur untuk segera maju ke kasir. Rayna segera mengangguk dan meminta maaf pada antrian belakangnya.

"Lanjut di chat aja, Kak. Nanti, aku ceritain." ucap Arsya, tapi tidak membuat Rayna merasa lega.

Rayna hanya menjawab dengan anggukan. Setelahnya mereka berpisah, Rayna yang sibuk dengan kasir dan Arsya yang berbelanja dengan suaminya.

○○○○

"Kok di sini? Tadi bilang nunggu di sana?" tanya Ares yang datang dengan troli kosong.

"Iya, tadi ketemu kak Rayna. Itu lagi di kasir." jawab Arsya menunjuk Rayna. Ares mengangguk saja, dia hanya tau Rayna adalah calon istri kakak iparnya yang sedang sakit.

"Kamu cerita tentang Abang?"

"Iya. Tapi belum selesai. Nanti mau aku jelasin di chat, biar kak Rayna nggak khawatir."

"Tau dari mana kalo khawatir, hem?"

"Dari muka aja udah keliatan, Mas. Udah yok kita belanja. Nanti kalo lama, kita yang bakal buat Mama khawatir."

"Oke. Mau beli apa dulu?"

Arsya langsung mengajak Ares ke rak mie instan sebagai tujuan pertama mereka. "Kok mie?"

"Hehehe, lagi pengen. Boleh ya, Mas?" pinta Arsya dengan wajah yang dibuat selucu mungkin agar Ares membolehkan. "Huh! Satu aja?"

"Oke!" Dengan semangat Arsya mengambil beberapa macam mie dengan rasa yang berbeda.

"Satu, sayang!" ucap Ares mengingatkan.

Arsya berbalik dan menatap Ares. "Ini satu, satu mie setiap varian, hehehe."

📝#22-11-23

Archie [Selesai]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang