Bab 17

113 33 51
                                    

Selamat Membaca

Sampai di rumah Archie langsung masuk ke dalam kamar. Merebahkan diri di atas kasur, dengan masih menggunakan kemeja yang digunakannya hari ini.

Rayna datang membawakan teh hangat. "Mas, ini minum teh dulu." Rayna memberikan teh yang dibuatnya, Archie menerima dengan senang hati tentunya. "Terima kasih, Sayang."

"Sama-sama, Mas."

"Mas, mau mandi pakai air hangat?" Rayna menerima gelas teh yang sudah langsung tandas oleh Archie.

"Boleh." Rayna langsung meminta Archie untuk menunggu dulu, selama dia mempersiapkan air hangat.

Tidak butuh waktu lama, Rayna kembali menghampiri  Archie. "Mas, airnya dah siap. Mas mandi dulu, terus nanti makan. Mau request makan apa?"

"Makasih, Yang. Hem, sup kayaknya enak." Ujar Archie saat nama makanan itu yang terlintas di benaknya.

"Oke, Rayna buatkan sup."

Baru saja akan beranjak pergi, Rayna kembali menghadap Archie. "Kenapa?" Tanya Archie.

"Rayna lupa bilang. Baju ganti, udah Rayna siapin." Archie tertewa pelan, mengelus kepala istrinya sayang. "Emang boleh segemes ini, hem?"

Rayna mengangguk cepat, "Boleh dong. Biar Mas nggak kepincut cewe lain."

"Kata siapa bakal kepincut?"

"Kata Rayna, karena hati manusia itu mudah berubah-ubah. Rayna nggak mau, Mas berpaling hati ke yang lain. Apa lagi sampai bosen dengan Rayna." Jelas Rayna dengan jujur, dia menatap tekat pada mata elang milik Archie. Jika dulu, dia menatap wajah suaminya dengan rasa kesal, takut karena bukan mahrom.

Tangan Archie terulur, mengusap pelan pipi tembam milik istrinya. "Bagaimana Mas bisa berpaling hati? Jika istri yang Allah kirimkan selalu membuat hati Mas senang?"

"Terima kasih, Sayang. Terima kasih sudah menerima Mas, menjadi bagian penting dalam hidupmu. Terima kasih." Archie langsung membawa Rayna dalam peluknya.

"Terima kasih juga, Mas sudah hadir menjadi pelengkap Rayna." Rayna membalas pelukkan suaminya, sampai tak terasa air mata bahagia luruh membasahi pipinya.

○○○○○

Seperti permintaan Archie, Rayna membuatkan sup untuk makan malam keduanya. Dia hanya membuat untuk dua porsi, karena tak ingin masakannya mubazir. Menatanya dengan rapi di atas meja, dan menyiapkan alat makan untuk mereka.

"Ada yang bisa Mas bantu?" Tanya Archie yang baru datang. Wajahnya jauh lebih segar menambah ketampanannya.

"Enggak, Mas." Mendengar penolakkan Rayna, Archie kembali bertanya dan dia mendekat ke istrinya yang sedang mencuci piring.

"Ini Mas aja. Kamu mandi, biar tambah cantik kayak Mas yang tambah ganteng." Titah Archie yang langsung mengambil piring kotor yang baru akan dicuci oleh Rayna. Menarik tangan Rayna, dan membantunya mencuci tangan. "Udah bersih, sekarang mandi."

Rayna mengangguk, sudah dua perintah yang diberikan Archie padanya. Dia tak bisa menolak lagi selain menurut, "Rayna tinggal ya?"

"Iya sayang, sana mandi dulu. Cuman cuci piring, dapur nggak bakal rusak." Ujar Archie karena Rayna masih terlihat ragu.

"Bener?"

"Bener sayang. Percaya sama Mas."

"Nggak mau," jawab Rayna cepat.

"Loh?" Archie bingung dia langsung mendekat ke Rayna. "Kenapa nggak mau?"

"Rayna nggak mau percaya sama Mas. Rayna cuman mau percaya sama Allah, hanya Allah. Bukan mas Ray, atau yang lain."

Archie [Selesai]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang