Bab 16

104 31 48
                                    

Selamat Membaca

Bau harum masakan tercium sampai ke luar dapur. Archie baru keluar kamar langsung mencari sumber wanginya masakan Rayna. Dia sudah siap dengan pakaian kerjanya. Selesai mandi tadi Archie merasa lebih lapar dan menyusul istrinya yang masak.

"Masak apa hari?" Tanya Archie.

"Nasi goreng," jawab Rayna.

"Mana?"

Rayna menunjukkan nasi goreng yang sudah matang. Dia memasak dengan memanfaatkan rice cooker agar lebih berguna selain untuk masak nasi.

Rayna mengambil nasi goreng rise cooker yang sudah di aduk  secukupnya untuk sarapan mereka. Tidak lupa juga, Rayna sudah membuatkan 2 susu coklat untuknya dan Archie.

"Ini sarapannya Mas," Rayna menyajikan sepiring nasi goreng dan susu coklat yang sudah dia buat.

"Makasih sayang."

Mereka makan dengan tenang. Sejak menikah, Rayna menjadi lebih sering memasak. Jika biasanya dia hanya membantu bunda, kini dia yang harus memasak untuk suaminya.

"Enak," jawab Archie yang sudah menghabiskan sarapannya. "Biar Mas yang nyuci."

"Nggak usah, nanti baju Mas basah." Rayna tentunya langsung menolak, Archie sudah rapi kalo harus mencuci piring akan membuat bajunya basah bahkan bisa terkena noda.

"Enggak, Sayang. Mending kamu buatin Mas bekel, Mas mau bawa bekel hari ini."

"Bekelnya udah kok," jawab Rayna masih kekeh menolak tawaran Archir untuk mencuci piring. "Mending Mas berangkat aja. Nanti telat."

"Ya udah Mas, berangkat. Kalo ke rumah bunda bilang, nanti Mas jemput."

"Iya, Mas."

Archie langsung berpamitan dan berangkat seperti biasa dengan motor kesayangannya. Sedangkan, Rayna langsung melanjutkan tugasmya sebagai ibu rumah tangga. Karena sudah terbiasa, Rayna tidak merasa terlalu berat. Lagi pula, Archie juga selalu membantunya.

Seperti tadi, menawarkan untuk mencuci piring. Bahkan, sering kali Archie yang menyapu dan mengepel rumah. Hal itu membuat Rayna merasa tak enak hati. Tapi, bukan Archie kalo tidak nolak dan memaksa.

Rayna masing ingat, awal-awal mereka baru menikah. Saat itu, Archie sakit dan Rayna yang merawatnya sampai tak tidur sampai dia sembuh. Setelah sembuh, Archie tak membiarkan Rayna mengerjakan pekerjaan berat jika ada dirinya. Kecuali memasak.

○○○

Sedangkan di sisi lain, Archie sudah sampai di kampus tepat waktu. Dia lebih dulu absen baru masuk ke ruangannya untuk mengecek ulang jadwal.

"Cie pengantin baru," ledek Dion yang baru saja lewat di depan ruangan Archie.

"Masih pagi, jangan kayak cewe."

"Yee! Sensitif amat lo. Lagi pms ya?"

"Ngajar sana," ucap Archie langsung pergi ke kelasnya hari ini meninggalkan Dion yang mengomel sendiri.

Kelas kali ini, Archie mengampu materi inovasi pembelajaran yang harusnya diambil. Sampai di kelas dia langsung mempersilahkan mahasiswanya untuk yang bertugas segera memulai.

Archie memilih duduk di bagian belakang, agar bisa melihat mahasiswa yang lain mendengarkan atau tidak. Kelas dimulai seperti biasa, presentasi berjalan seperti biasa belum ada yang mau berkomentar.

Selesai materi dijelaskan, Archie memancing mahasiswanya agar berkomentar. Dia melihat ada beberapa yang masih kurang tepat.

"Bagaimana yang lain? Setuju?"

Hening. Semua mahasiswa diam tak ada yang berkomentar. Kadang Archie sampai bingung, mahasiswanya diam karena sudah faham atau sebaliknya.

Sudah lima belas menit berlalu, masing tak ada yang bertanya dan cukup jelas. Archie hanya menambahkan sedikit, "Untuk keseluruhan sudah baik. Tapi, ada yang masih harus diperbaiki untuk poin B."

"Baik pak Ray. Jika tidak ada lagi, presentasi kami tutup. Terima kasih, wassalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh."

"Wa'alaikumussalam warahmatullahi wabarakatuh."

"Karena masih ada waktu. Mas Aji, tolong lembar jawab ini dibagikan." Pinta Archie, mahasiswa bernama Aji langsung mendekat mengambil lembar jawab dan langsung membagikannya pada teman-temannya.

"Seperti biasa, kita akan kuis sebentar. Soal akan bapak bacakan, dengarkan dengan benar dan tepat.

Kuis selesai tepat waktu, Archie langsung mengakhir kelas. Dia masih memiliki waktu istirahat selama 10 menit, sebelum jam selanjutnya. Waktu singkat itu, biasanya Archie gunakan untuk mencari sarapan. Tapi sejak menikah, Archie tidak pernah sarapan diluar. Kecuali jajan seperti kemarin.

"Kenapa nggak dari dulu nikah ya?" Batin Archie bertanya. Jika tau menikah seenak ini, sudah lama Archie mau menikah. "Tapi, kalo bukan Rayna. Belum tentu pernikahan ini akan indah."

"Kenapa lo? Ngelamun aja," tanya Dion.

"Lo lagi. Lo lagi. Nggak ada kelas?" Tanya Archie heran karena Dion selalu muncul dimanapun.

"Enggak, tapi kan istri gue ke Jakarta. Gue sendiri di rumah, gabut gue Chie. Mending gue ke kampus. Gangguin lo."

"Nggak nyusul?"

"Niatnya nyusul. Tapi, minggu depan udah UAS kalo lo lupa."

"UAS?" Tanya Archie bingung.

"Lupa lo? Minggu depan udah UAS."

"Materi kelas B belum selesai," ujar Archie.

"Ajak tambah jam aja. Mau online atau offline." Saran Dion,"Tapi kalo gue cocok yang offline."

Archie langsung melayangkan tatapan tanda tanya.

"Itu loh, kalo offline mahasiswa bisa lebih aktif. Daripada yang online. Tau sendiri, offline aja sering pada diem-diem aja. Kalo online lebih parah sampai di tinggal."

"Minimal ngaca," sindir halus Archie.

"Tapi, gini-gini gue bisa jadi pendidik loh. Bentar lagi bakal jadi ayah juga." Ucap Dion dengan bangga.

"Iya yang jadi dosen."

#07-12-2023

Archie [Selesai]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang