Bab 24

62 6 0
                                    

Selamat Membaca

Archie menatap wajah terlelap istrinya, mereka masih berada di rumah sakit. Archie sudah memberi tahu tentang calon anak mereka yang telah pergi. Dia bersyukur karena Rayna perempuan kuat. Walau hatinya sakit, Rayna tetap mencoba tersenyum. Bahkan dia meminta maaf pada Archie karena gagal menjaga calon anak mereka.

"Terima kasih ya Rabb. Terima kasih sudah hadirkan perempuan hebat ini menjadi istri hamba. Entah kebaikan mana yang telah hamba lakukan sampai Engkau dengan sangat baik hadirkan dia menjadi pendamping hidup hamba."

Archie mengusap dengan lembut kepala istrinya. Merasa istrinya sudah benar-benar terlelap, Archie membenarkan letak selimut Rayna yang sedikit turun.

"Udah malam banget," lirih Archie. Dia berniat beranjak untuk mencari makan malam, tapi tangannya di tahan oleh Rayna lebih dulu. "Mas mau kemana?"

"Niat awal mau keluar, tapi istrinya malah kebangun. Maafin Mas, pasti Mas yang buat kamu bangun."

Rayna tersenyum dan menggeleng pelan. "Enggak, bukan Mas. Mas pasti laper kan? Nggak papa kalo mau keluar cari makan, Na tungguin kok."

"Teman Mas pernah bilang, nggak papanya perempuan itu ada apa-apanya. Mas nggak jadi keluar aja."

"Mas, jangan gitu. Sana beli makan dulu! Maaf Na hari ini nggak masakin Mas."

Archie tersenyum, meraih tangan Rayna yang terlihat mungil dalam genggamannya. Mengecupnya cukup lama, lalu berkata dengan sangat lembut. "Mas nggak masalah hari ini nggak makan masakan kamu. Karena yang terpenting saat ini, kamu sehat Mas udah seneng."

"Kalo gitu. Mas tinggal keluar nggak papa?" tanya Archie ragu.

Rayna mengangguk dengan yakin. Dan Archie izin keluar, dia sudah tau harus membeli apa. Karena itu dia tidak mau meninggalkan Rayna terlalu lama sendirian di ruang rawat.

Archie langsung menuju penjual terdekat dan memesan dua porsi nasi goreng, tanpa menunggu lama pesanannya selesai dibuat. Dia langsung membayarnya dan mengucapkan terima kasih.

Sampai di kamar, Rayna masih menunggunya seperti ucapannya tadi. Melihat mata istrinya yang memerah dan sisa air mata yang terlihat di pipi istrinya Archie bertanya, "Nangis lagi?" Dia mengusap dengan lembut sisa air mata tersebut.

"Mas tau, Na sedih dan merasa kehilangan. Tapi Mas harap kita nggak bersedih sampai larut. Karena takdir Allah pasti yang terbaik. Saat ini Allah ambil karena Allah akan cemburu. Jika anak kita lahir, kita akan jadi jauh sama Allah. Ambil positifnya ya sayang."

Rayna mengangguk dan mengelak bahwa dia tidak menangis. "Enggak, Na nggak nangis." Dia juga langsung mengalihkan pembicaraan. "Mas beli apa? Na mau dong."

"Oh! Ini Mas beli nasi goreng. Mas siapin dulu, nanti kita makan bareng." Rayna mengangguk, dia membiarkan Archie untuk menyiapkan nasi goreng yang dia beli.

"Ayo buka mulutnya, pesawat terbang siap masuk." ujar Archie.

Rayna tertawa pelan, "Emang Na anak kecil?"

"Iya, soalnya kamu mungil banget."

"Nggak papa mungil, yang penting Mas sayang." ujar Rayna dengan percaya diri.

"Iya. Sekarang makan dulu. Mas suapin." Archie langsung menyuapkan suapan pertama untuk Rayna, dan bergantian dengan dirinya. Suapan ketiga Rayna menolak, "Udah Mas. Na udah kenyang."

"Bener?"

"Iya. Habisin biar cepet gede."

"Udah tua malah," jawb Archie membuat istrinya tertawa.

○○○○

Rayna turun dari mobil dibantu oleh Archie. Hari ini, Archie mengambil cuti sehari. Sebenarnya Rayna sudah menyarankan untuk tetap berangkat saja, tapi Archie tetap kekeh izin untuk hari ini.

"Pelan-pelan," Archie menuntun Rayna berjalan masuk ke rumah. Di dalam sudah ada Bunda dan Ayah. Mendengar ucapan Archie, Rayna mendadak kesal. "Na sehat Mas. Nggak sakit."

Archie diam tak menanggapi, dia terus menuntun Rayna sampai masuk dan duduk dengan nyaman. Saat dia rasa, Rayna sudah nyaman Archie lansung meraih tangan Rayna. "Tadi Dokter sudah bilang, untuk sementara istirahat total dulu. Mas boleh minta sesuatu?"

"Apa?"

"Na, berhenti jualan online dulu ya. Istiharat dulu.Nanti kalo sudah benar-benar sehat. Pasti Mas kasih izin." Archie meminta dengan suara lembut, membuat Rayna yang awalnya ingin membantah tidak jadi dan hanya mengangguk.

"Terima kasih," ucap Archie.

"Hem. Ayah sampai dianggap nggak ada ya?" sindir Ayah halus.

Archie dan Rayna salah tingkah, mereka benar-benar lupa kalo ada Ayah dan Bunda.

"Maaf, Yah." Bahkan mereka meminta maaf dengan sangat kompak.

"Cie kompak bener," goda Fania membuat keduanya bertambah malu.

"Kapan ke sini lo?" tanya Rayna.

"Tadi bareng Bunda sama Ayah. Gimana? Udah enakkan?" tanya Fania. Dia datang dengan membawa nampan berisi teh hangat.

"Alhamdulillah. Ponakkan gue?" tanya Rayna, kakaknya sudah melahirkan seorang putra yang menggemaskan. Tapi Rayna baru melihat lewat foto karena saat Fania melahirkan dia masih di Jakarta.

"Di rumah sama Neneknya."

"Kenapa nggak diajak?"

"Masih kecil, Na. Kasian malahan," ucap Archie.

"Kakak ini, malah ngajak Adek ngobrol. Adek masuk kamar  terus istirahat. Pasti capek di perjalanan." titah Bunda yang tak terbantah. Fania yang biasanya bantel juga hanya diam saat Rayna melirik meminta bantuan.

"Ayo!" ajak Archie yang juga merasa, Rayna harus istirahat lagi.

Rayna ke kamar dengan bantuan Archie. Sampai kamar, Rayna langsung berbaring di kasur. Baru semalam tidak bertemu kasur dia sudah sangat rindu.

"Mas!" panggil Rayna.

"Dalem, sayang."

"Di sini aja ya temenin, Na."

"Diluar ada Ayah Bunda loh."

"Nggak papa, mereka pasti maklumin kok." Rayna menepuk-nepuk bagian kasur yang kosong, "Duduk sini!"

Archie menurut, dia duduk di samping Rayna. Setelah itu, Rayna langsung memeluk Archie dan Archie membalas.

"Terima kasih, sudah sabar dengan Rayna."

#04-01-2024

Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh

Selamat malam

Apa kabar?

Jangan lupa vote+komen+share!

Vote dan komen kalian adalah semangat nulis Panda.

Archie [Selesai]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang