6

7.6K 750 7
                                    

Mereka semua terdiam setelah membicarakan tentang apa yang terjadi tadi.

Juna, menatap Elio yang terdiam setelah telapak tangannya di obati.

"Elio..? Are you okay?" Tanya Jino dengan pelan, saat melihat sosok yang akhir-akhir ini selalu membuatnya tersenyum saat memikirkan nya kini tengah menatap lantai dengan kosong.

"Elio.. maaf soal temen gue, dia.."

"Gue laper."

Ucapan Jino dengan cepat di potong oleh Elio yang sedaritadi hanya diam.

"Hah?" Beo Jino.

"Gue laper. Kasih gue makanan. Sebelum lo semua gue bunuh." Ucap Elio sedikit gemetar namun penuh penekanan di setiap katanya.

Elio diam, ia diam sedari tadi untuk menahan hasrat membunuhnya.

"Oh? O-oke, tunggu sebentar kita punya makanan disini." Ucap Kevin tiba-tiba, entah mengapa ia merasa takut kepada Elio.

Ia merasa Elio akan benar-benar membunuh mereka jika tidak di beri makan, ia merasa aura yang di keluarkan oleh Elio sangat berbeda dengan aura yang ia keluarkan pertama kali saat ia datang, itu menyeramkan oke?

Elio melirik Kevin sekilas dan kembali menatap ke arah lantai, dengan tangan yang mengepal erat.

"Jangan kaya gitu, nanti tangan lo berdarah lagi." Ucap angkasa tiba-tiba lalu memegang tangan nya dan mengelusnya.

Elio tidak bergeming sama sekali, ia tetap diam sampai akhirnya makanan datang dan ia dengan cepat memakan nya seolah-olah tidak makan bertahun-tahun.

Lima pemuda terdiam menatap Elio yang terus-menerus makan.

Setelah satu setengah jam kemudian, Elio berhenti setelah makan lebih dari 6 porsi makanan berat.

Elio menatap lima pemuda di depannya dan berkata. "Dimana kamar mandi?"

Elio pergi ke kamar mandi dan kemudian memuntahkan semua isi perutnya.

Setelah memuntahkan semua isi perutnya, ia kembali duduk di depan lima pemuda itu dengan santai dan membuka tasnya guna mengambil handphone.

Ia menelfon Marcell dan meminta nya untuk menjemput nya.

"Mmmm aku gak apa-apa kok abang.. cepet dateng ya? Lio capekkk mau tidur." Rengek Elio kepada Marcell di telfon.

"Eumm okeyy, jangan lama-lama ya!"

"Cih, ngapain aku sama si Reynard sialan itu?! Bukannya di bawa pulang, ini malah di buang ke hutan kali aku."

"ISH udah cepet jalan! Lama banget sih! Awas aja kalo lama, Abang gak boleh masuk-masuk kamar Lio lagi! Jangan ngomong sama Lio lagi pokoknya!" Ucap Elio dengan bibir mengerucut lucu sembari menutup telfon dengan kesal.

Ia menormalkan kembali ekspresi nya, dan menatap kelima pemuda yang hanya diam sedari tadi.

"Apa?" Tanya Elio dengan dingin.

"Anu.. sorry buat tadi.. gue gak tau kalau lo kenal dan udah ngebantu Jino sama Juna waktu itu.." ucap Carel dengan canggung.

Elio mengangkat alisnya dan berkata. "Jadi.. kalau gue bukan orang yang ngebantu mereka.. lo bakal tetep perkosa gue? Heh?"

Carel gelagapan dibuatnya, ia melihat sekeliling dengan memohon, meminta pertolongan yang tdiak di gubris sama sekali.

"G-gue.. gue minta maaf! Gue cuma.."

"Gue cowok! Kalau pun lo tetep mau perkosa gue, lo bakal mati di tangan gue." Elio memotong ucapan Carel dengan cepat.

Carel menatap Elio dengan kaget, ia melihat Jino dan mendapat anggukan dari nya.

I Found You In Another World [BL]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang