"Elio..?" Gumam Aleo kala mendengar kembali panggilan halus dari sosok tersebut.
Mendengar namanya di panggil, sosok itu berbalik. Ia menatap Aleo yang tengah terdiam disana dengan tubuh sedikit bergetar.
"Aleo, mari kita berbicara." Ucap Elio dengan senyum manis dari wajahnya yang cantik.
Dengan latar pemandangan yang indah dan cahaya matahari yang bersinar di belakangnya, Aleo tertegun sejenak melihat senyum manis itu.
Cantik, satu kata yang cocok untuk menggambarkan pemandangan yang dilihatnya saat ini.
"Aleo?" Panggil Elio kembali seraya memiringkan kepalanya.
Aleo yang di panggil kembali bergetar, ia mengepalkan tangannya dan berjalan dengan cepat ke arah sosok itu..
BUGH!
Aleo memandang sosok cantik yang kini terjatuh di hadapannya sembari memegang rahang yang ia beri pukulan mentah tadi.
Aleo memandang sosok itu dengan terengah-engah dan penuh emosi.
"Aleo, sakit.." ujar Elio yang mendongak, menatap Aleo dengan raut wajahnya yang memelas.
Melihat hal ini, Aleo langsung tersulut emosi kembali, ia menendang sosok yang menatapnya dengan wajah memelas itu sampai beberapa meter jauhnya. Ia menghampiri Elio yang memegangi dadanya terlihat sangat kesakitan, Aleo kembali menendang si cantik dan menekan dadanya di bawah kakinya.
"Aleo.." lirih Elio dengan air mata di sudut matanya.
"Kenapa harus gue?" Tanya Aleo.
"Karena cuma kamu yang bisa.. leo." Ucap Elio dengan senyum lemahnya.
"Cuma kamu yang bisa." Lanjutnya dengan air mata yang mengalir deras.
๑๑๑
"Maaf membawa kamu kedalam masalah ku leo." Ucap Elio yang kini tengah berbaring dengan dada Aleo sebagai sandaran nya.
"Tidak apa, aku hanya sedikit emosi, maaf." Jawab Aleo seraya masih mengusap-usap lembut dada Elio.
Mereka berdua kini tengah terduduk di Padang rumput yang luas, dengan pohon rindang sebagai sandaran, Aleo memangku tubuh Elio yang lebih kecil darinya. Membawanya bersandar ke tubuhnya dan memeluk tubuh kecil itu dengan lembut, seraya mengusap dada si kecil yang tadi ia tendang.
"Sakit leo.." lirih Elio seraya menggenggam tangan Aleo.
"Maaf." Ucap Elio pelan.
Setelah mendengar cerita dari si kecil cantik ini, entah mengapa Aleo merasa sakit, ia merasa sakit yang tak tertahankan di hatinya kala mendengar cerita-cerita menyedihkan Elio selama hidupnya.
Maka dari itu, Aleo memilih untuk bersikap lunak. Mengingat ia yang jauh lebih dewasa di bandingkan anak kecil yang baru berusia 17 tahun ini.
"Aleo aku senang sekali bisa di peluk oleh mu, kamu mirip bunda, aku senang." Ucap Elio dengan ceria sembari membalikkan tubuhnya menghadap Aleo.
Melihat hal ini, Aleo tersenyum lalu mengusap lembut pucuk kepala Elio.
Memejamkan matanya, Elio menikmati usapan lembut itu dengan senang. Dapat di lihat, wajahnya memerah dan menatap Aleo dengan malu-malu sebelum akhirnya memeluk Aleo dengan erat.
KAMU SEDANG MEMBACA
I Found You In Another World [BL]
RomanceAleo hanya ingin menyelesaikan misi terakhir nya lalu pergi menemui sang sahabat. Namun apa daya? Bukan nya mati setelah jatuh ke jurang, Aleo malah bertransmigrasi ke raga seorang antagonis di novel, bersama dengan sebuah hologram sok imut yang men...