Elio berjalan dengan cepat ke arah pintu, ia sesekali menggelengkan kepalanya.
'sial sial sial! Kenapa sama jantung gue? Kenapa jadi gini?!' Elio merutuk dalam hati sebelum akhirnya membuka pintu.
Elio masuk dan berjalan dengan santai melewati ruang tamu, namun saat ia akan melewati ruang keluarga tiba-tiba saja namanya di panggil.
"KAK LIO!" Panggil Marsya dengan suara kencang.
Dapat Elio lihat, di sana perempuan itu tersenyum miring sekilas ke arahnya lalu berpura-pura tersenyum manis.
"Kak Lio, kakak habis dari mana? Kakak habis belanja ya? Banyak banget, pasti ngeluarin banyak uang." Ucap Marsya dengan sok polos.
Mendengar perkataan itu, Elio menyerngit kan dahinya heran. Apa yang di inginkan anak sialan ini lagi?
"Kak Lio, pasti itu mahal kan? Sayang banget uang nya, mending di tabung." Gumam Marsya dengan wajah polos tanpa dosa.
Elio menatap Marsya kesal kala melihat Maverick yang sudah menoleh ke arahnya. Oke, Elio pikir ia akan terseret ke dalam sebuah drama sekarang.
"Diam." Ucap Elio dengan ketus, ia melirik jijik ke arah Marsya dan berbalik hendak pergi ke kamar.
"Dasar tidak tahu diri, Bisanya hanya menghabiskan uang ku saja, benar-benar tidak berguna." Ujar Maverick yang membuat Elio terdiam seketika.
Elio kembali berbalik dan menatap ayahnya dengan tidak percaya, apa tadi? Menghabiskan uang nya? Hey, dia bahkan tidak memberi Elio asli uang semenjak kematian ibu pemilik tubuh.
"Oh? Kamu sedang berbicara tentang anak perempuan kesayangan mu itu ya?" Ucap Elio santai dengan alis terangkat satu.
Maverick mengerutkan keningnya, ia menoleh dan menatap Elio dengan tajam. "Tidak usah playing victim Elio, kamu pikir aku bodoh? Kamu seharusnya berterima kasih kepada adikmu karena telah mengingatkan mu, bukan malah menuduhnya!"
Maverick berbicara cukup keras, dan hal itu membuat Elio merasa ingin tertawa. Maverick, dia benar-benar bodoh.
"Hehe, ayah. Siapa yang menuduh nya? Aku berbicara fakta. Dia berkata seolah-olah aku menghabiskan uang secara cuma-cuma dengan hanya membeli peralatan sekolah biasa, sedangkan dia selalu membeli tas-tas dan barang mewah lainnya ketika melihat sesuatu yang mahal atau sedang pergi dengan temannya. Ayah kamu bukan hanya bodoh tetapi juga buta, betapa mahalnya peralatan sekolah ini sampai-sampai kamu tidak melihat anak kesayangan mu itu selalu membawa banyak belanjaan setiap pulang sekolah? Dan juga aku tidak menghabiskan uang mu ayah, apakah karena kamu sudah tua jadi kamu melupakan fakta bahwa kamu tidak pernah memberiku uang setelah bunda pergi?"
Elio berkata dengan santai namun suaranya dalam. Entah hanya benar atau tidak, dia merasa hatinya sakit saat mengatakan ini, ia juga merasa bahwa matanya berair sehingga ingin menangis.
Marsya, yang mendengar perkataan itu segera merasa panik. Ia langsung menatap ibunya dengan mata memelas mencari pertolongan. Anak dan ibu itu cukup kompak, melihat Maverick yang terdiam Sera segera berkata dengan sedih kepada Elio.
"Elio, mama tau kamu tidak menerima kami berdua. Tapi apakah tidak berlebihan sampai kamu menuduh adik mu seperti itu? Marsya memiliki banyak keperluan yang harus di beli untuk sekolah nya, Marsya baru saja kelas 10. Adik kamu punya banyak tugas, maaf jika kamu merasa bahwa kami menghabiskan uang ayah mu. kami berdua tidak akan lagi mema—"
"DIAM! Elio kamu benar-benar tidak tahu diri! Beruntung aku tidak membuang mu! Dasar pembunuh. Sera berbaik hati untuk memperlakukan mu dengan baik tapi kamu malah menyalahkan nya! Dasar anak kurang ajar!
PLAK!
Disaat Sera hampir menyelesaikan perkataannya, Maverick segera memotong dan berkata dengan keras kepada Elio dan menampar nya.
Dia terengah-engah setelah berbicara, dan langsung menyeret Elio dengan paksa ke gudang yang berada di mansion itu. Ia menyeret nya kesana dengan kasar dan melemparkan tubuh itu sampai membentur tembok dan menguncinya disana.
Elio yang di seret dengan kekuatan yang besar dan kasar tidak bisa berbuat apa-apa. Meski dia bisa melawannya dan mempunyai taktik, Elio tidak bisa berbuat banyak. Tubuh ini lemah. Elio belum sempat berolahraga dan tidak punya banyak stamina, dia mungkin saja menang di awal. Tapi pria paruh baya ini mempunyai banyak penjaga, ia akan kalah jika melawan mereka semua dengan stamina yang kecil.
Meskipun Elio sudah meminta sistem untuk meningkatkan kesehatannya, Elio tetap tidak bisa berbuat apa-apa selain pasrah dan menunggu Marcell datang menyelamatkan nya.
Elio melihat sekeliling gudang yang penuh dengan debu dan gelap. Ia tidak takut sama sekali, baginya ini sudah biasa.
Sedari dulu di kehidupan sebelumnya, ia di tuntut oleh pimpinan untuk tidak mempunyai rasa takut sedari kecil.
Di jual oleh orang tuanya ke kelompok pembunuh bayaran di usianya yang masih berumur delapan tahun, membuat Elio sudah merasakan banyak siksaan dan tuntutan sedari kecil.
Di kurung di gudang seperti hukuman kecil baginya.
Ia duduk diam dan menatap kedepan dengan malas sampai akhirnya ia mendengar pintu itu kembali di buka, samar-samar Elio mendengar suara Maverick yang meminta bawahannya memukuli Elio sebagai hukuman.
Bibir tipis merah ceri itu tersenyum, sungguh tidak pantas untuk di panggil 'ayah'
Elio menghembuskan nafasnya kencang, ia benci orang tua. Sedari dulu ia tidak pernah mendapatkan kasih sayang dari dua sosok dengan title 'orangtua' yang menyebabkan dirinya sangat membenci orangtuanya.
Elio mendongak, ia menatap empat orang bodyguard dengan tubuh kekar di hadapannya dengan malas sebelum akhirnya mendapatkan banyak pukulan.
๑๑๑
"Kasaa kok lama banget sih? Mommy udah nungguin dari tadi nih, daddy kamu dari tadi ngomel terus pengen kue buatan mommy." Ucap Joe, wanita paruh baya hang terlihat masih sangat cantik dan lembut.
"Sorry mom, kasa kan gak pernah belanja ginian jadi agak lama." Ucap angkasa dengan senyum lebar lalu memeluk wanita paruh baya tersebut setelah menaruh belanjaan nya di meja.
"Heh! Lepas-lepas, istri daddy ini. Enak aja main peluk-peluk, sana peluk Marsya pacar kamu aja." Ucap George, pria paruh baya yang tiba-tiba datang ke dapur.
Mendengar penuturan dari pria tua yang sialnya adalah ayahnya ini, Angkasa menjadi gelap. Perempuan murahan itu, bagaimana bisa menjadi pacarnya? Ia hanya menyukai seseorang oke? Dan hanya ada sosok itu di hatinya, tidak ada yang lain.
"Dia bukan pacar aku." Ucap Angkasa seraya melepaskan pelukannya dan menatap ayahnya kesal.
George tertawa mendengar ini, Joe memukul lengan Putri itu dan berkata dengan lembut ke arah Angkasa. "Udah jangan di dengerin, ayo bantu mommy buat kue."
Angkasa mengangguk dan berjalan bersama Joe untuk mempersiapkan bahan, namun saat hendak mengeluarkan barang belanjaan ia kembali terdiam dengan wajah gelap.
" Jangan gitu lah boy nanti kalau tiba-tiba suka gimana? Kemarin dia ngirim barang loh kesini." Goda George di iringi kekehan geli.
"GEORGE!" teriak Joe kesal setelah melihat wajah anak keduanya yang kembali muram.
TBC.
KAMU SEDANG MEMBACA
I Found You In Another World [BL]
RomanceAleo hanya ingin menyelesaikan misi terakhir nya lalu pergi menemui sang sahabat. Namun apa daya? Bukan nya mati setelah jatuh ke jurang, Aleo malah bertransmigrasi ke raga seorang antagonis di novel, bersama dengan sebuah hologram sok imut yang men...