Pertemuan

1.8K 133 127
                                    















"Lepas! " taufan yang panik plus kesal langsung mendorong halilintar, dan membuatnya kembali oleng.

"O-oey! "Manik merah ruby itu terbelalak melihat taufan yang terlihat pingsan dan terjatuh kebawah, dengan segera ia berusaha menarik tubuh mungil itu.

BRUKKK

" ASTAGA... APA INI KAK!? " omel gempa yang berhasil menangkap tubuh taufan, manik goldnya menatap nyalang sang kakak.

"G-gem.. Itu... "

"Ah! Kak taufan sakit!? Badannya panas sekali! " gempa yang panik mencoba menggendong tubuh mungil taufan. "Mending kak hali minggir klo ga bantuin! "

Halilintar tanpa mengatakan apapun segera mengambil alih tubuh taufan dan menggendongnya kearah kamar.

"Gem ambilkan kompres dan kotak obat dulu" dengan panik segera mengambil apa saja yang sekiranya akan dibutuhkan.

Pagi itu kediaman thunderstorms terjadi kerusuhan, itu karena gempa yang sedari tadi panik dan mengomeli sang kakak dengan cacian yang pedas.

Keadaan semakin keruh saat sang bunda dari dua bersaudara thunderstorms datang, kira yang mengetahui keadaan taufan langsung membanjiri omelan kepada anak sulungnya.

Halilintar yang terkena omelan sesi kedua hanya bisa diam berlutut dihadapan sang bunda, bahkan dirinya sendiri bingung kenapa disalahkan atas sakitnya taufan. Bukankah tubuh taufan sedari awal memang sudah lemah? Seharusnya taufan yang disalahkan karena seenaknya keluar rumah kemarin.

"Kau dengar yang bunda katakan hali!? " manik merah ruby milik sang bunda menatap tajam anak sulungnya, entah kapan dirinya sudah memegang sendok sayur milik anak bungsunya.

'Sialan gempa'

"Bunda tak bisa menyalahkan hali semuanya, omega itu sendiri yang membuat dirinya sakit" halilintar terkejut bunda nya berani memukulinya dengan sendok sayur legend milik gempa. "Akhh... Bundaaa.. "

"Kau itu alpha nya! Sudah menjadi kewajibanmu untuk melindungi omegamu! Bunda tak pernah mengajarimu untuk bersikap abai seperti ini halilintar thunderstorms!! " tak cukup dengan sekali pukulan, kira sudah memukuli sang anak beberapa kali hingga dirinya merasa puas.

Kira yang melihat tatapan tak suka dari sang anak langsung menabok kepala anaknya dengan keras.

"Tak suka!? Dia istri mu hali! Orang yang akan selalu berada disampingmu sampai mati! Kalau kau tak bisa menjaganya jangan harap bunda akan memberikan warisan ayahmu! " manik merah halilintar terbelalak.

Selama ini dirinya yang berusaha keras agar perusahaan sang ayah tidak bangkrut, tapi dengan mudahnya sang bunda tak mengizinkannya untuk mendapatkan hak waris.

"Ck! Iya... Hali akan lebih memperhatikannya" ucap halilintar dengan tak ikhlas, tentu hal itu tak lepas dari mata tajam sang bunda.

"Bagus! Mulai sekarang kalian harus terus bersama kemanapun kalian pergi! Bunda tak ingin mendengar bantahan apapun halilintar thunderstorms"

Halilintar seketika bungkam, jika bunda nya sudah bersabda maka tak ada lagi yang bisa ia lakukan.

"Lagipula feromon kalian sudah bersatu gini, gosah ada acara jaim atau apapun itu dan segera berikan bunda cucu"

"Bundaaa" halilintar yang hendak protes lagi langsung diam begitu melihat tatapan sang bunda. "Masih terlalu dini untuk memiliki anak"

"Bunda rasa sudah waktunya hali, toh kalian sudah menikah selama satu tahun, itu waktu yang cukup untuk saling mengenal bukan? " kira menyeruput tehnya dengan tenang, anak bungsunya selalu tau apa yang ia butuhkan.

✧༺I'm not him༻✧Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang