Gempa yang sedari tadi bolak-balik di sekitaran ruang tamu nampak menggigit kukunya, ia cemas karena kedua kakaknya belum menampakkan barang hidungnya.
Padahal malam itu kakaknya berkata akan segera pulang keesokan harinya, tapi apa ini!? Malam sudah kembali datang dan keduanya belum pulang???
Manik gold itu nampak mengecil begitu mendengar suara pintu diketuk, ia segera berlari menuju pintu dan membukanya.
"Kak hali! " seru gempa girang, akhirnya kecemasannya hilang, namun detik berikutnya ia kembali merasa cemas. "Eh... A-apa yang terjadi dengan kak taufan? "
Gempa melihat taufan yang tertidur di gendongan sang kakak, yang membuat dirinya semakin khawatir karena wajah taufan nampak kelelahan serta ada beberapa tanda kemerahan.
Otak cerdasnya langsung konslet memikirkan tanda apakah itu? Dan kenapa feromon kakaknya nampak bercampur dengan feromon kakak iparnya??
'A-apakah mereka sudah bersatu!?'
"Kau menghalangi jalan gempa" mendengar ucapan dingin dari sang kakak gempa segera menyingkir agar kakaknya bisa lewat.
Gempa tak mendengar ucapan apapun dari sang kakak sampai dirinya usai menutup dan memastikan pintu itu sudah terkunci.
"Keruangan ku setelah ini gem, ada yang harus kita bicarakan! " halilintar segera menaiki anak tangga dengan perlahan agar taufan tak merasa terganggu.
"A-ah... I-iya... " gempa akui perbuatannya kali ini sudah kelewatan batas, ia akan menanggung segala hukuman yang akan diberikan oleh kakaknya.
Gempa segera menuju ke ruang kerja milik halilintar, segera ia mendudukkan tubuhnya di sofa. Ia nampak sangat tegang, siapa yang tak tau bagaimana sifat kejam halilintar? Hanya bunda kira saja yang bisa menangani halilintar, walaupun sudah beberapa tahun ini bunda kira sudah susah menaklukkan anak sulungnya itu.
Tubuh mungil gempa semakin tegang begitu pintu ruangan itu terbuka. Ia menundukkan kepalanya, tak ada keberanian pada dirinya walaupun sekedar menatap manik merah ruby yang terlihat berkilat tajam.
"Apa ada yang ingin kau katakan gempa? " tanya halilintar yang sudah mendudukkan dirinya di kursi kebesarannya.
"M-maaf kak... G-gempa h-hanya bercanda" tubuh gempa merinding begitu menatap manik merah ruby itu, rasanya tubuhnya seperti tertusuk oleh ribuan pedang.
"Hanya? Kau sampai memasukkan obat perangsang heat kedalam minuman taufan, bahkan kau menyewa 3 orang alpha itu untuk memperkosanya bukan? " jangan tanya darimana halilintar mengetahui semuanya, memang taufan mengatakan bahwa gempa memasukkan sesuatu kedalam minumannya, namun hanya sebatas itu saja yang taufan pahami, karena masalah 3 alpha yang disewa gempa hanya tebakan kosong taufan. Tapi ternyata setelah halilintar telusuri memang benar sang adik menyewa ketiga alpha itu.
Tubuh mungil gempa bergetar ketakutan, manik gold nya berkaca-kaca karena merasa bersalah.
"M-maaf kak... Hiks... Gemgem akan membayar kesalahan gem, apapun yang kak hali perintahkan akan gem turuti" gempa benar-benar memohon kepada sang kakak, berharap dirinya akan diberi pengampunan dan hukuman.
"Hahh... " halilintar nampak menghela napasnya hanya sekedar untuk mengatur emosinya, ia tak bisa memberikan gempa hukuman karena dia adalah adiknya satu-satunya. "Apa kau bisa membayangkan apa yang akan terjadi pada dirimu jika taufan tak datang? "
Tubuh gempa semakin menegang, ia ingat saat 3 alpha yang ia sewa justru berniat untuk mencicipi tubuhnya, rasa jijik dan mual mulai ia rasakan.
Kepalanya langsung menggeleng dengan kuat, air matanya sudah luruh membasahi pipi gempal itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
✧༺I'm not him༻✧
Novela JuvenilUpan Cylone, seorang pemuda alpha yang playboy. Sudah tak terhitung berapa banyak omega manis yang ia kencani, yang mengejutkan dirinya tak pernah mendapatkan masalah dari apa yang ia perbuat karena para omega rela diduakan olehnya. Tentu parasnya...