Flashback
Pemuda bermanik delima nampak menghela napasnya dibalik sebuah gedung bertingkat, rasa panas yang lumayan terik tak membuatnya menurunkan tudung hoodie yang ia kenakan sejak tadi. Tatapannya terpaku pada bangunan cafe yang nampak indah, atau bisa dibilang dirinya fokus menatap salah satu sosok pengunjung cafe itu.
Tenang saja, pemuda itu bukanlah penguntit yang mesum atau sebagainya. Dirinya mendapatkan perintah dari atasannya untuk mengawasi sosok itu. Entah apa yang merasuki atasannya hingga membuat dirinya harus menjadi seorang penguntit seperti ini.
"Hah... Lumayan lama juga mereka" fang mengeluarkan ponselnya untuk memberikan laporan terkini kepada atasannya, dan sialnya sang atasan hanya memberikan emot jempol sebagai responnya.
"Ck- minimal naik gaji" gerutu fang menatap malas ponselnya.
Dirinya segera menyimpan ponselnya saat melihat pergerakan sosok yang ia intai diam-diam, namun detik berikutnya manik delima itu merasa seperti ada sesuatu yang aneh. Lebih tepatnya ada orang lain yang ada didekatnya.
Padahal tempat bersembunyi fang adalah tempat yang sesuai untuk mengintai sesuatu, jika ada orang lain disini itu berarti orang itu memiliki niat yang buruk.
Tangannya segera mengetik sesuatu ke ponselnya, tanpa menunggu jawaban ia segera menghindari serangan yang tiba-tiba datang ke arahnya. Jantungnya berdetak kencang begitu melihat sebuah kapak karatan yang menancap di dinding tempat ia bersandar tadi.
"Sial" gumam fang menatap awas 3 orang asing yang muncul dihadapannya.
Hal yang tak diinginkan pun terjadi, fang harus melawan ketiga orang asing itu dengan pengalaman bertarungnya yang minum. Maklumlah, dirinya hanya terlalu sering membanggakan dirinya saat masa sekolah dulu.
Pipi kirinya dipukul kuat oleh salah satu dari mereka, fang langsung mundur beberapa langkah dengan tubuh yang hampir oleng. Dirinya mendecih kesal sebelum melancarkan balasannya.
Tangan kanannya yang ditahan oleh orang asing itu tak membuat fang terkejut,dirinya segera memutar tubuhnya dan melancarkan tendangan kuat yang tepat mengenai kepala orang itu.
'Bagus...tinggal 2 lagi'
"Argh-!" fang meringis kepalanya terpukul oleh balok kayu dari arah belakang.
"Sialan" kepala fang yang berdenyut membuatnya tidak bisa fokus.
Fang tak menyadari salah satu dari orang yang menyerangnya mengeluarkan pistol.
DORRR
Fang terjatuh saat berusaha menghindari tembakan, namun sayangnya peluru kembali ditembakkan dan akhirnya mengenai lengan kiri Fang. Dirinya meringis karena rasa sakitnya, dan saat itu pula ketiga orang asing itu mendekat untuk mengakhiri hidupnya.
"Fang! Simpan itu"
"Hah? Apa ini? " Fang bingung menatap benda berukuran seperti kapsul obat namun sedikit agak besar.
"Asap tidur" solar menjawabnya tanpa ekspresi apapun, dia sepertinya sudah sangat terbiasa untuk menyembunyikan ekspresinya.
"Buat apa kau memberiku ini? " Fang menatap solar curiga.
"Yah... Untuk bertahan dari sesuatu? Terserah kau sih, intinya jika dalam bahaya gunakan saja" solar langsung merapikan beberapa bukunya.
"Hm? Apa karena aku sahabat halilintar? Jadi kau memberiku benda aneh buatanmu untuk menyogokku? " Fang masih menatap datar kearah solar.
"Hah... Apa aku tak boleh mencemaskan seseorang? Aku tulus memberimu untuk keamananmu, kalau tak suka buang saja" solar segera pergi darisana daripada emosinya dikuras oleh Fang.
KAMU SEDANG MEMBACA
✧༺I'm not him༻✧
Novela JuvenilUpan Cylone, seorang pemuda alpha yang playboy. Sudah tak terhitung berapa banyak omega manis yang ia kencani, yang mengejutkan dirinya tak pernah mendapatkan masalah dari apa yang ia perbuat karena para omega rela diduakan olehnya. Tentu parasnya...