Bunda?

2.2K 153 134
                                    









Taufan merasa dirinya semakin aneh, biasanya nafsu makannya tak sebesar ini, kenapa sekarang setiap makan dia selalu menghabiskan 3 porsi!? Kalau begini terus bagaimana caranya agar bisa membuat tubuhnya terbentuk!?

"Mau nambah lagi kak ufan?" tawar gempa sambil tersenyum lembut, melihat nafsu makan Taufan yang semakin hari semakin naik membuat dirinya semakin bersemangat memasak untuk sang kakak.

"Maokk!! " entah apa yang merasuki Taufan hingga dirinya menyodorkan piring kosongnya kearah gempa. Tak bisa dipungkiri masakan gempa benar-benar enak!!

Gempa dengan senang hati menerima piring kosong itu dan segera mengisinya kembali dengan masakannya.

"Belum kenyang? " tanya halilintar menatap bingung Taufan.

"Umh.... Ga tau, pengen makan masakan gempa aja! " manik sapphirenya berbinar melihat piringnya kembali terisi penuh, tanpa ragu sedikitpun dirinya segera memakannya.

"Aneh" gumam halilintar usai menghabiskan minumannya.

"Mungkin kak ufan emang baru laper kak" gempa mengambil piring kotor milik halilintar dan segera membawanya ke wastafel.

Halilintar mengamati cara makan Taufan yang berantakan, entah mengapa tangannya terulur untuk mengusap ujung bibir sosok sapphire itu dengan lembut, membuat sang empu menatapnya dengan bingung.

"Ada nasi, makannya pelan-pelan" ujar halilintar dengan lembut, Taufan sampai menganga karena terkejut halilintar bisa berbicara lembut.

Biasanya kan mereka berdua selalu adu mulut atau adu suara desahan /plakk/

Halilintar mengabaikan ekspresi lucu Taufan dan segera memakai jasnya, manik ruby itu kembali menatap sosok mungil kesayangannya.

"Libur kan? "

"Umh! Aku mau malas-malasan dirumah" Taufan menganggukkan kepalanya seperti bocah. Halilintar segera mengacak-acak surai Taufan karena merasa gemas.

"Klo mau keluar kabari, ingat bunda ga bolehin kamu keluar kecuali bareng aku" halilintar tersenyum kecil melihat Taufan merengut kesal.

"Aku tau, dah sono pergi! Hus hus... " Taufan mengusir halilintar karena tak ingin ketahuan dirinya yang memerah melihat senyuman halilintar.

'Please... Tuh titisan gledek bisa kagak gantengnya dikurangin?!'

"Kak ufan mau ngapain hari ini? " tanya lembut gempa usai kepergian halilintar, tak lupa dirinya menyodorkan segelas susu untuk Taufan.

"Um... Apa yah... Keknya cuma rebahan sambil nonton doang sih" usai memakan makanannya Taufan segera meminum susu pemberian gempa. "Gempa mau pergi sama temen kan?"

Gempa menganggukkan kepalanya sebagai jawaban, manik goldnya menatap intens sang kakak membuat objek tatapannya merasa risih.

"Gem? Ada yang mau kau katakan? "

Terjadi keheningan untuk beberapa saat, gempa sedang menimbang apakah ini waktu yang tepat untuk bertanya tentang itu?

"Kak... Tolong jawab jujur tentang sesuatu yang akan gempa tanyakan" pinta gempa dengan tatapan memohonnya.

Taufan menaikkan satu alisnya tanda dirinya bingung, memang apa yang akan gempa tanyakan?

"Tentu gem, jadi? Apa yang mengganggu pikiran adikku ini? " Taufan tersenyum lembut agar adiknya bisa merasa lebih tenang.

"Apakah TH sebenarnya adalah kak ufan? "

DEG

Okay... Tubuh mungil Taufan seketika menjadi kaku karena satu pertanyaan dari gempa, bagaimana dirinya harus menjawab? Taufan sendiri masih belum mempersiapkan diri untuk mengakui sosok TH.

✧༺I'm not him༻✧Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang