Hari ini, sepertinya ada kisah yang perlu diceritakan dengan kelembutan. Ketika rasa itu begitu saja menelusup ke dalam relung hati. Berpendar dengan cahaya berkilauan menerangi setiap dinding jiwa. Terpahat di sela-sela detak jantung. Berpadu dengan desiran darah. Begitu lembut, sampai tidak disadari adanya kekuatan yang amat halus sampai menyisakan kesejukan akan hadirnya sebuah keindahan. Bukan saja sekedar keindahan biasa yang memudar seiring berlalunya waktu, tapi suatu keindahan yang berkesan penuh harap akan abadi.
Dia tertegun. Lelaki muda itu begitu saja terdiam. Namanya Brian Erasmus panggilannya Rian, dengan sorot mata menatap dalam, entah apa yang membuatnya terbelalak tanpa kedip. Sepertinya sepasang matanya memancarkan kekaguman yang dalam. Dia masih terdiam dalam ketakjuban hati. Dia mulai merasakan keindahan itu. Begitu saja ada tanpa dia sadari kapan dan bagaimana rasa itu menjelma. Sangat aneh dan cukup misterius. Namun, sanggup membuat rasa suka menjalar ke seluruh tubuhnya. Semua yang nampak di sekelilingnya seperti ikut membahasakannya dengan kata-kata mereka sendiri-sendiri. Mungkin juga dengan pujian kekaguman. Rasa suka mulai tergantikan dengan kekaguman dan membawa serta ketakjuban. Ternyata keindahan itu semakin jelas terasa. Dia tertegun oleh sekelebat keanggunan wajah yang terlintas dalam pandangan pertama. Meski sekejap, tapi kehampaan hati seperti lenyap seketika. Kekosongan menghilang begitu saja. Tanpa dia sadari, juga tanpa dia mengerti.
"Sepertinya aku jatuh cinta, saat ini...," gumam Rian dalam sisa-sisa kesadarannya yang terbawa hanyut dalam ketakjuban panjang.
Rasa itu tidak mampu lagi disimpannya. Mungkin saja sekeping hati itu terlalu kecil untuk menampung perasaannya yang bergejolak.
"Atau ini hanya sekedar sisa mimpiku yang tadi malam." Kali ini dia tersenyum sambil mengerjapkan sepasang matanya.
Dan ternyata sekelebat keanggunan wajah itu menghilang dan tak berbekas. Hanya saja, keindahan itu masih tertinggal dan menggores di setiap dinding hatinya.
Sekali lagi dia tersenyum kecil dan menggelengkan kepala seperti baru menyadari kalau tidak begitu baik termenung dalam keramaian seperti saat itu. Apalagi sambil tersenyum sendiri. Bisa saja orang di sekitarnya beranggapan kalau dia gila. Atau barangkalai dia memang sudah gila oleh ketakjuban yang masih membekas di hatinya. Mungkin saja, karena terkadang orang bisa terlihat aneh kalau sedang merasakan dirinya tengah jatuh cinta. Orang akan buta saat mengalami jatuh cinta lewat pandangan pertama. Dia bermaksud beranjak pergi dan membiarkan kekaguman itu turut serta. Dia membalikkan badannya, tapi ada seseorang yang lewat dibelakangnya dan menyebabkan
mereka tidak bisa lagi menghindari tabrakan."Maaf," ujar Rian sekilas memandangi wajah seseorang di depannya.
Kemudian dia membungkuk untuk mengambil sebuah tas kecil yang terjatuh di dekatnya, lalu bermaksud mengembalikan kepada pemiliknya.
"Sekali lagi, aku..." Rian tidak sanggup meneruskan kata-katanya.
ketika sepasang matanya menatap wajah itu lebih lama. Seperti ada kekuatan aneh yang membuat lidahnya kelu. Mulutnya terkunci sehingga tidak sanggup lagi untuk berkata-kata. Lagi-lagi dia terdiam. Dia tertegun dengan sorot mata penuh kekaguman. Ternyata paras cantik itu benar-benar ada dan terlihat jelas di hadapannya saat itu. Paras milik seorang gadis jelita dan mempesona.
"Nggak apa-apa kok," ujar gadis itu mengambil tas dari tangan Rian.
Kemudian dia pergi dengan meninggalkan satu senyum manis yang terlihat begitu sempurna. Selanjutnya tidak ada lagi kata-kata untuk berbahasa. Tapi, Ian merasakan ada puisi kekaguman tertulis di dalam hatinya dan menjadi satu kekuatan seperti menyuruhnya untuk mencari gadis dengan keanggunan wajah dibalik tatapannya. Dia menoleh kesana-kemari, mencari disela-sela orang-orang yang berlalu lalang. Beberapa saat kemudian, dari tempatnya berdiri, dia melihat gadis itu berlenggang dengan agak tergesa-gesa. Apakah langkah-langkah kaki itu memang sengaja menghindarinya? Dia sendiri tidak tau. Dia hanya mengerti kalau kesempatan itu tidak boleh dibiarkan berlalu begitu saja.
"Hei, tunggu!!" teriak Rian
begitu tergoda rasa harapnya karena tidak ingin gadis itu begitu saja tanpa meninggalkan sesuatu pasti sebagai pengobat harapnya. Sejenak gadis itu berhenti. Dia berbalik pergi seiring dengan beberapa pasang mata menatap ke arah Rian. Beberapa orang yang berlalu lalang ikut berhenti membuat Ian tidak mengerti apa yang mesti dilakukan saat itu. Langkahnya tertahan. Keinginannya untuk segera mendekati gadis dalam batas tatapannya begitu saja pupus. Selanjutnya, gadis itu tidak ada lagi di tempatnya ketika dia mengarahkan pandangannya untuk yang terakhir kalinya. Sepertinya gadis itu sudah pergi tanpa meninggalkan ucapan selamat tinggal, atau seulas senyum untuk dirinya. Tapi, dia terus mencoba mengikuti jejak-jejak yang tertinggal. Namun, tetap saja, sekelebat bayangan anggun itu sudah tidak terlihat lagi. Gadis itu benar-benar telah pergi dan menghilang bersama harapnya yang tertahan.
______________________________________
Hiii sayang" nya vale kenalin ini keluarga baru yg bakal nemenin kalian dalam masa hiatnya LFE.
Moga kalian suka yaaa😭
Yg ga suka semoga jadi banteng😁Brian Erasmus
Feylie Vincenzo
Zavion Erasmus & Beatty Erasmus
~~~
Sekian perkenalan keluarga baru
Jangan lupa buat jadi
yg pertama dihati vale🤡VOTEEE AND KOMEN🔪😊
💗💗💗
KAMU SEDANG MEMBACA
Leave Your Lover
Ficção AdolescenteAda kisah yang perlu diceritakan dengan kelembutan. Ketika rasa itu begitu saja menelusup ke dalam relung hati. Berpendar dengan cahaya berkilauan menerangi setiap dinding jiwanya. Sepertinya sepasang matanya memancarkan kekaguman yang amat dalam. K...