Bagian XIV: Teater

74 5 2
                                    

No Matter How Far

Bagian XIV: Teater

Disinilah David. Berdiri tepat di depan papan pengumuman dan menatap selembar kertas. Menatapnya dengan tidak percaya karena dia terpilih menjadi tokoh utama drama teater tersebut!

Dengan senyumnya ia berjalan menghindari kerumunan yang sedari tadi membuat dadanya sesak. Aneh, pikirnya. Jelas-jelas disitu namaku David Archuleta, kenapa tidak ada yang sadar?

"Hei!" ucap seorang perempuan sambil menepuk punggung David.

David pun menoleh ke belakang. Ia hampir tersenyum karena ia kira itu Nora, ternyata bukan. "Eh? Hai?"

"Kamu David Archuleta kan?" tanya perempuan itu.

Oh, tidak, jangan-jangan ia tahu, batinnya. "Iya," jawabnya singkat. "Kenapa?"

"Oh, Tidak apa," perempuan ini tersenyum. "Aku hanya ingin memberi tahu bahwa aku yang akan menjadi lawan mainmu."

Lalu David tersadar, perempuan ini adalah perempuan yang mengikuti audisi tepat sebelumnya. Dia jadi...Cinderella? pikirnya. "Oh.... Hai."

Ia tertawa. "Kau sudah mengatakan hai," ucapnya. "Setelah ini kau ada kelas apa?"

"Sejarah?" jawab David ragu. Sepertinya dia tidak pernah melihat perempuan ini di kelas manapun yang ia tuju.

"Oh, aku akan ke kelas Matematika, sayang jarak kelasnya cukup jauh," ucapnya yang hanya dibalas senyum oleh David. "Aku harus segera pergi, sampai jumpa nanti sore!" lanjutnya yang kemudian berlari meninggalkan David.

David bahkan tidak tahu namanya. Sejujurnya, wanita itu jauh lebih periang dibanding saat pertama ia melihatnya.

Ia mulai berjalan ke kelasnya. Ia mendadak gugup.

Duh, kenapa ngga Nora aja sih?

"Oi!" teriak Gerald sambil menepuk bahu David. "Sejak kapan kau ikut audisi drama? Kok kau bisa terpilih? Kenapa kau tidak beritahu aku? Kau bosan denganku? Kupikir kita berteman dekat? Kenapa kau jadi jahat sama aku?"

Gerald bahkan bisa lebih bawel dibanding perempuan pada umumnya.

"Maaf," hanya itu yang David bisa katakan.

"Kau. Jahat."

David memutar bola matanya. "Kau mau aku mengatakan apa lagi?"

Gerald berpikir. "Ah, tak apa, maaf juga sudah cukup," kali ini Gerald tersenyum lebar. "Bagaimana kabar pacarmu?"

David berhenti dan menyilangkan tangannya di atas dada. "Siapa?"

"Kau tahu siapa," ucap Gerald sambil tersenyum licik.

"Kau menyebalkan," ucap David sambil kembali berjalan. "Aku tidak berpacaran dengan Nora, jika itu yang kau maksud."

"Bohong, aku tahu ia datang ke apartmentmu waktu itu," ucap Gerald.

"Tahu darimana?" sejujurnya David memang penasaran darimana ia bisa tahu.

"Aku punya sumber terpercaya."

"Kelsey?"

Gerald terdiam sebentar. "Bisakah kita tidak membicarakan hal ini?"

"Kau masih sering berbicara dengan mantanmu?!" ucap David sambil tertawa.

"Ih, tidak! Waktu itu dia bertanya tentang tugas...yang...entah kenapa pada akhirnya kita membahas tentangmu dan Nora."

"Oh, tugas?" kali ini David yang tersenyum licik.

No Matter How FarTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang