No Matter How Far
Bagian VI: Imbalan
"Hah?" Nora tersentak kaget, tak seharusnya dia kaget. "Ehm, baiklah. Tapi bagaimana dengan Meena dan Kelsey?"
"Kau bisa mengajak mereka kesini, kita masih punya beberapa kamar kosong," ucap Clary.
"Hmph, mereka tak akan mau keluar dari rumah ini jika aku mengajak mereka," ucap Nora. "Baiklah. Bagaimana kalau sebulan saja?"
"Seperlunya, Nora," Clary menegaskan. "Kita punya tamu disini. Kita juga tak tahu kapan rumah keluarga Clarke selesai diurus."
Nora mendesah. "Baiklah, apapun untukmu, Ma," Nora mencium pipi Clary lalu berlari ke kamarnya.
***
"Aku akan merindukan kalian, ehm, mungkin tidak," ucap Nora ketika sedang menelpon Kelsey.
"Kau pasti akan merindukanku, aku yakin," jawab Kelsey. "Kenapa kita tidak kesana saja?! Kau akan selalu bertemu denganku kan."
"Tak kuizinkan."
"Kenapa?"
"Disini banyak sarang semut."
"Ewh, kau menjijikan. Baiklah. Nanti kutelpon lagi, aku ada kencan, daaaah!"
"Apa? Kau--" Kelsey menutup telponnya sebelum Nora selesai berbicara. Nora kesal, kenapa Kelsey tidak memberitahunya sebelumnya?
***
Minggu pagi pun tiba. Aneh, Nora bisa bangun jam 7 hari ini. Masih dengan baju tidurnya, ia pun menuruni tangga dan berjalan ke arah dapur untuk mengambil beberapa lembar roti. Nora juga membawa laptopnya; untuk tugas liburan sayangnya.
Ada yang sedang merebus air.
Bukan ibunya, ini orang lain. Ibunya bukan orang yang 'senang' bangun pagi. Nora heran ada yang bisa bangun sepagi ini. Ah, mungkin David, gumamnya. Lho, kenapa David jadi hal pertama yang ia pikirkan hari ini? Otaknya sudah kacau, mungkin.
Nora mematikan api kompor yang tadi menyala karena seseorang sedang merebus air. Mana mungkin ia biarkan, ia tak mungkin rela melihat rumahnya dilahap api nantinya.
Nora meletakkan roti dan laptopnya di meja makan. Samar-samar terdengar suara orang berbicara dari teras belakang.
Antara takut dan penasaran, Nora memutuskan untuk pergi melihat ada siapa di teras itu.
Dan...
Oh, cuma David dan laptop yang sedang dipangkunya. Dia berbicara dengan laptopnya. Ehm, mungkin sedang merekam video.
"Sedang apa kau?" Nora berbicara di belakang David.
"Hai, Nora!" David mengarahkan kamera laptopnya ke Nora. Nora langsung menunduk dan menutupi wajahnya dengan tangan. "Tak usah malu. Aku sedang merekam video blog. Aku baru saja bercerita tentangmu," ada jeda sedikit, lalu David melanjutkan dengan cepat "dan rumahmu yang indah ini." Nora mengangkat kepalanya lagi, lalu terdiam sebentar. "Ayolah, lambaikan tanganmu ke arah kamera!"
Nora pun tersenyum singkat dan melambaikan tangan. "Kau tadi memasak air ya? Kau lupa mematikannya, jadi aku yang matikan apinya."
"Ah, aku lupa. Maaf ya merepotkan," ucap David sambil tersenyum.
"Percakapan kita terekam," Nora menunjuk ke layar laptop David. "Baiklah, hati-hati, udaranya dingin," Nora tersenyum lalu berjalan kembali ke meja makan. Sejak kapan Nora bisa seperhatian ini kepada seseorang?
KAMU SEDANG MEMBACA
No Matter How Far
Fanfiction"...Aku tak percaya dengan cinta pada pandangan pertama. Kau belum tahu kisah tentang mereka, tetapi kau sudah menyukainya. Itu bodoh sekali." Siapa sangka seorang David Archuleta, runnerup American Idol season 7, tidak pernah bertemu wanita idamann...