Bagian V: Opini

211 10 3
                                    

No Matter How Far

Bagian V: Opini

Nora dan David saling bertatapan. Terjadi keheningan selama 5 detik.

Aneh, Nora tidak pernah merasakan hal yang seperti ini.

"Nora," Clary membuyarkan pikiran Nora. "Ini Lupe Archuleta, teman mama."

Nora tersenyum ke arah Lupe. "Ehm, hai," setidaknya itulah yang terbaik yang bisa ia katakan sekarang.

"Wow, kau punya anak yang sangat cantik," ucap Lupe.

Clary pun melanjutkan, "Dan itu anak-anaknya. Yang berambut pendek, Amber. Yang berambut pirang, Jazzy. Dan yang laki-laki--"

"David," Nora tak sengaja menyebut namanya. "Ya, kan?" Tanggapan yang sempurna. "Kita satu sekolah, aku bertemu dia di kantin."

"Benarkah?" Tanya Clary.

"Ehm, y-ya. Nora benar-benar populer di sekolah," ucap David.

Hening selama 5 detik. Nora tidak suka keadaan seperti ini.

Clary memecah keheningan. "Kalian istirahatlah terlebih dahulu. Jam 8 kita akan makan malam!"

***

"Dia benar-benar cantik!" Ucap Amber kepada David.

"Kau tidak pernah cerita kalau kau punya teman seperti dia," Jazzy pun ikut membicarakan Nora.

"Bagaimana bisa dibilang teman kalau kita tidak pernah saling bicara," jawab David dengan nada datar.

"Tapi kalian saling kenal, tentu itu sudah bisa dibilang teman," jelas Jazzy.

David tak tahu lagi harus menjawab apa. Dia hanya mendengar celotehan kedua adiknya, sampai akhirnya...

"Kalian berdua sangat cocok, lho!" Amber tersenyum meledek David.

Biasanya David akan membalasnya dengan 'hah? Tak mungkin!' Atau 'dunia hancur kalau aku menyukainya' atau dengan kata sederhana seperti 'tidak'.

Kali ini David tidak menjawab apa-apa. Sungguh tanggapan yang jarang Jazzy dan Amber temui.

"Tak mungkin," ucap Jazzy. "Seorang David Archuleta yang tidak pernah menyukai wanita, sekarang sedang jatuh cinta!"

David tersentak, "Apa?" Kalimat 'tidak pernah menyukai wanita' itu sulit dicerna oleh David. Tapi memang benar. David, Jazzy, dan Amber tahu betul jika ada sesuatu yang aneh di antara mereka satu sama lain.

"Mengakulah! Ini kali pertama kau terdiam ketika kita menyinggung tentang hal 'itu'," David mengerti apa yang dimaksud Jazzy tadi.

"Aku... Tak tahu apa aku menyukainya apa tidak," jawaban tak memuaskan, pikirnya.

"Kau tidak seru," ujar Amber.

"Begini," kali ini David berbicara dengan nada sedikit serius. "Bagaimana aku bisa menyukai seorang gadis, tapi aku belum pernah berbicara dengannya? Hal-hal seperti cinta pada pandangan pertama, itu semua hanya ada di film-film roman."

"Oh, Claudia berpacaran dengan orang yang ia sukai pada pandangan pertama, dan mereka sudah berpacaran 5 tahun," bantah Amber.

David berpikir lagi, kenapa adik-adikku begitu pintar? "Tapi berbeda untukku. Aku tak percaya dengan cinta pada pandangan pertama. Kau belum tahu kisah tentang mereka, tetapi kau sudah menyukainya. Itu bodoh sekali."

"Aku setuju," Jazzy pun berbicara. "Lagipula kita tidak bisa memaksakan David untuk suka dengan Nora. Mereka kan belum pernah berbicara satu sama lain."

David memutar matanya, membiarkan adik-asiknya membicarakan hal lain sampai akhirnya jam 8 pun tiba.

***

"Mama, biarkan aku mengganti pakaianku!" keluh Nora.

"Tidak kalau kau nantinya akan memakai kaos dan celana ketat," tegas Clary. "Ayolah, satu makan malam saja. Setelah itu kalau kau ingin memakai kostum jerapah juga tak masalah." Nora mendesah, dia kalah lagi.

Melihat David yang sedang duduk di meja makan dengan yang lainnya, anehnya, membuat Nora gugup. Hanya setiap Sabtu dan Minggu, Nora, Nora berbicara pada dirinya.

Makan malam pun tiba...

"Masakanmu enak sekali!" Ucap Amber kepada Clary.

"Haha terimakasih, tadi Nora juga membantuku."

Nora pun bersuara, "Ehm, ehm, kalau aku boleh tahu, kalian berasal darimana?"

"Utah," Jazzy menjawab. "Kami kemari karena David ingin sekolah, dia tidak nyaman sekolah disana karena--aduh!" Tiba-tiba ia meringis dan melihat David yang duduk di sebelahnya.

Selesai makan malam, Nora membantu Clary membersihkan meja makan.

Clary mendatangi Nora, "Nora, maukah kau tinggal disini untuk sementara waktu?"

"Bukannya memang aku akan disini setiap Sabtu dan Minggu?"

"Maksudku, selama liburan musim dingin..."

***

No Matter How FarTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang