Bagian X: Rencana

136 8 8
                                    

No Matter How Far

Bagian X: Rencana

"Kau mau apa?" tanya David, dia sudah mulai merasakan perbedaan dari cara bicara Gerald.

"Kali ini aku benar-benar meminta kau untuk mendengarkan ceritaku dari awal sampai akhir, jangan dipotong! Mengerti?" pinta Gerald, kali ini dia terdengar sangat serius.

"Baiklah."

Gerald terdiam sebentar sebelum akhirnya dia mulai bercerita. "Kau tahu Kaitlin? Seharusnya kau tahu. Dia ketua cheerleaders yang...ehm...entah sejak kapan ia menyukaiku. Awal liburan musim dingin ini, dia mengatakan bahwa ia menyukaiku. Kau tahu lah kalau tipe perempuan seperti itu ditolak cintanya? Kaitlin sama sekali bukan tipeku. Ketika aku bilang bahwa aku menolaknya, dia langsung marah. Dia bilang 'kau akan menanggung akibatnya!' Kukira itu hanya lelucon. Siapa sangka dia memang benar-benar melakukannya? Percaya atau tidak, suatu hari ada surat di depan rumahku yang diambil oleh ibuku. Dia langsung teriak ketika membukanya! Aku dan ayahku langsung panik, dan hal terakhir yang kudapatkan adalah mendengar ocehan mereka di meja makan. Semua ini karena Kaitlin dan teman-temannya! Mereka mengedit fotoku menjadi foto... Yang... Ehm... Badan itu memperlihatkan seluruh tubuh yang tidak mengenakan baju... Kau percaya denganku kan?! Tak mungkin itu aku! Tetapi ayah dan ibuku tetap tak mau mempercayaiku. Sebagai hukuman yang tak seharusnya kudapatkan, aku dikurung di dalam rumah selama liburan musim dingin. Makanya, aku tak bisa datang ke rumahmu."

"Wow," adalah tanggapan yang David berikan. "Tak kusangka ada wanita yang seperti itu."

"Ceritanya belum selesai. Selagi aku dikurung di kamar, Kaitlin menelponku dan bertanya 'Bagaimana? Itu belum seberapa. Tanggal 2 nanti aku akan mengunggah foto itu dari komputer sekolah yang sudah diatur untuk menunggah foto tersebut pada tanggal 2 jam 12 malam dan akan menyebar ke semua email murid-murid sekolah kita. Hahaha! Hanya ada satu cara untuk mencegah itu. Kau harus menghapusnya sendiri' lalu ia menutup teleponnya. Aku ingin menanyakan dimana tempatnya, tapi dia memakai nomor sekali pakai, tolong aku," cerita Gerald.

"Mungkin kau harus ke perpustakaan. Pertama, itu adalah satu-satunya tempat yang tetap dibuka untuk para murid selama liburan. Kedua, komputer sekolah kalau tidak di laboratorium sekolah ya di perpustakaan, karena alasan yang pertama, kemungkinan besar dia mengunggahnya dari perpustakaan," jelas David.

"Aku yang kesana? David, aku sedang dihukum."

"Lalu?"

"Aku minta bantuanmu, bisakah kau menghapusnya?"

"Maksudmu sendirian? Aku bisa dicurigai oleh satpam disana."

"Tapi kau pintar dalam hal IT kan? Kau pasti bisa! Kalau hal dicurigai, kau ajak saja Nora, dia bisa membuat banyak alasan yang bagus," kata Gerald.

David menghela nafas, "Baiklah. Aku butuh tidur. Sekarang sudah jam 2."

"Kau sangat baik! Terimakasih! Maaf sudah mengganggu, kau pasti terbangun karena teleponku."

"Sebenarnya, aku baru pulang. Aku ingin tidur, dah."

"Apa?--" dan David sudah menutup teleponnya sebelum Gerald selesai bertanya.

***

"Noraaaaaaaa," teriak Tyler, sambil membuka tirai jendela kamar Nora.

Nora membuka matanya, "Apaansih?!"

"Jam 1 siang, Nora! Kau bilang kau ingin mengajariku sesuatu!"

"Hah? Mengajarimu apa?" Nora menggaruk-garuk kepalanya.

"Ah, terserah. Aku tunggu di luar," dengan malas Tyler keluar dari kamar Nora.

Apa, ya? Gumam Nora. Dia seperti melupakan sesuatu.

No Matter How FarTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang