Bagian XI: Perpustakaan

95 7 1
                                    

No Matter How Far

Bagian XI: Perpustakaan

"Sedang apa kalian disini?"

"Maaf, pak. Kita..." David berkata dengan gugup karena baru saja tertangkap basah oleh satpam.

"Pak, bapak inget saya kan?" ucap Nora tiba-tiba.

Satpam tersebut menyipitkan matanya, lalu berkata. "Oh! Nora, ya? Kenapa ya kesini?"

"Jadi begini, pak. Saya mau belajar, tapi di rumah saya berisik banget! Jadi saya ajak kakak saya kesini. Boleh ngga, pak?"

Mana mungkin satpamnya percaya?! batin David sambil tersenyum.

"Boleh, kok!" Satpam itupun merogoh kantong celananya, mengeluarkan kunci, dan membuka pintu perpustakaan tersebut. "Kalau sudah selesai, kalian bisa langsung tinggalkan sekolah. Nanti bapak yang kunci lagi."

"Terimakasih ya, pak!" Nora segera memeluk satpam tersebut dengan cepat, menggandeng tangan David dan segera memasuki perpustakaan.

David hanya bisa menganga. Dia tak percaya satpam tersebut bisa tertipu!

"Dia percaya kita kakak-adik?" tanya David heran.

"Haha, aku juga tidak tahu dia akan tertipu semudah itu!" ucap Nora. Dan ia tersadar ia masih memegang tangan David.

Berniat melepaskan, David malah semakin menggenggam tangan Nora. "Ayo, cari komputernya!"

Nora segera mengarahkan David ke tempat komputer. Untungnya suasana remang-remang, tak ada yang bisa lihat kalau pipi Nora sudah semerah udang rebus.

Ketika sampai, salah satu komputer ada yang menyala; mungkin itu yang digunakan Kaitlin untuk menyebar foto Gerald.

David pun duduk dan melepas genggaman Nora--membuat Nora sedikit bisa bernapas. Nora bahkan tidak tahu sudah seberapa lama dia menahan napas.

Di layar tersebut tertulis 143 minutes to go. Tidak ada gambar, hanya tulisan.

"Kau yakin kau bisa menghapus itu?" tanya Nora heran melihat David sedang mengetik sesuatu.

"Tenang saja, ini mudah kok," ucap David tenang. "Aku sudah pernah melihat yang lebih susah."

Jari-jari panjang David bergerak layaknya menari di atas keyboard komputer. Nora hanya bisa kebingungan berdiri di samping David...

...Dan mengaguminya.

"Nora," panggil David, pandangannya tertuju fokus ke layar.

"Apa?" Nora baru tersadar dari lamunannya.

"Kalau kamu lihat sesuatu di layar, jangan teriak."

Seketika Nora takut. Maksudnya apa?

Beberapa detik setelah itu, muncullah apa yang tidak mau mereka lihat.

Foto Gerald, hasil editan Kaitlin.

"Astaga!" teriak Nora sambil menutupi mata dengan kedua tangannya.

Bagaimana dengan David?

Terpaksa mata sucinya terkotori oleh gambar tak senonoh itu. Mau bagaimana lagi? Gambar itu memenuhi layar komputer.

Dengan beberapa suara ketukan dari keyboard, akhirnya foto tersebut berhasil dihapus.

"Sudah?" tanya Nora, masih menutup matanya.

"Sepertinya," jawab David ragu. Layar tiba-tiba mati lalu menyala beberapa detik kemudian dan kembali normal.

Mereka berdua pun bernapas lega. Mereka saling bertatapan, terjadi keheningan selama beberapa detik, dan mereka tertawa.

No Matter How FarTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang