Bagian I: Pertemuan

317 13 2
                                    

No Matter How Far

Bagian I: Pertemuan

Nora Brooks bahkan tak ingat ia makan apa, tapi ia merasa sangat pusing ketika terbangun. Ah, pesta ulangtahun Carrie, gumamnya. Pesta itu sangat gila--bahkan kata gila sendiripun tidak bisa mewakilinya--sampai-sampai Nora harus digotong oleh 3 orang temannya untuk sampai ke flatnya ini.  

Jam 11 siang. Kenapa teman-teman satu  flatnya belum bangun juga? Nora beranjak ke dapur kecilnya. Yah, tidak ada yang bisa Nora makan selain sandwich dingin di dalam kulkas. Nora meraihnya, dan melihat sepucuk surat kecil di atasnya.  

Aku sengaja meninggalkan sandwich ini, karena ku tahu kau akan kelaparan ketika bangun. Hangatkan dahulu. P.s.: kita pergi ke bioskop untuk tayangan perdana Catching Fire dan akan kembali jam 2 siang. -Kels&Meena  

Dengan malas Nora meletakan surat itu di meja dan memasukkan sandwich ke dalam microwave. Selesai memakan sandwich, Nora mendengar perutnya masih berbunyi. Akhirnya Nora beranjak dan melangkah ke kamar mandi.  

***  

Tidak banyak yang Nora lakukan hari ini. Sungguh. Selain memandang laptopnya untuk menulis cerita di wattpad, mencurahkan isi hatinya di beragam jejaring sosial...  

...Dering teleponnya membuyarkan lamunan membosankan Nora.  

"Halo?"  

"Nora! Ku kira kau akan menyusul kami kesini!" Suara Kelsey menggema di ujung telepon.  

Nora melihat jam dinding dengan malas. Jam 4 sore. "Ku kira kau akan pulang jam 2," ucap Nora datar.  

Kelsey hanya tertawa. "Maaf, kupikir kau tidak akan menunggu kami."  

"Bagaimana tayangan perdananya?"  

"Hebat sekali! Sungguh, kau menyesal tidak ikut."  

"Duh, apa aku menyesal..." gumam Nora dengan nada tak peduli. "Ya sudah, aku banyak urusan. Sampai nanti."  

Apa Nora punya banyak urusan? Mungkin tidak. Dia hanya sedang malas berbicara.  

***  

"Ya, tentu saja. Memangnya penggemar dari novel The Hunger Games hanya kalian berdua?" Ucap Nora setelah Kelsey dan Meena menceritakan hal kemarin, tentang banyaknya penonton yang memenuhi seluruh teater--bukan hanya satu teater--di kantin sekolah ini.  

"Kau tetap saja ya seperti ini, ketus," Meena berkata terus terang--seperti biasa--kepada Nora. "Bagaimana bisa banyak laki-laki dari kalangan populer mengejarmu?"  

Nora tidak menghiraukan kalimat sahabatnya itu. Nora tidak berfikir seperti itu. Malah, dia beranggapan para lelaki hanya melihat Nora dari fisiknya--yang tentu saja itu benar--dan itu membuat Nora jijik terhadap laki-laki. Apa Nora lesbian? Tentu saja tidak! Dia bahkan berfikir bahwa--ah, untuk apa Nora melamunkan hal seperti ini?  

"Nora, arah jam 2," gumam Kelsey. Biasanya sih, itu mengisyaratkan adanya cowok keren yang lewat.  

Nora hanya menengok ke arah lelaki itu, memperhatikannya dari kepala sampai kaki dengan malas. Lelaki itu sedang berbicara dengan Gerald. Anak baru, mungkin?  

Ups, dia menangkap Nora sedang memperhatikannya. Diapun melemparkan senyum ke arah Nora. Nora segera membuang wajahnya.  

"Tidak tertarik," ucap Nora datar.  

"Ah, ayolah! Dia cukup imut. Dan sangat cocok untukmu," Kelsey menambahkan. "Kalau begitu, aku saja yang mendekatinya."  

Kelsey mendekati lelaki itu yang hanya berjarak 5 langkah dari tempat mereka duduk tadi. Suara mereka terdengar samar-samar oleh Nora.  

"Hai, aku Kelsey Jeanne. Kau pasti murid baru," kata Kelsey sambil menjulurkan tangannya.

"David Archuleta. Senang berkenalan denganmu," ucap lelaki itu.  

Dan sangat cocok untukmu...  

Tiba-tiba kalimat itu menjadi asing di telinga Nora.    

***

IN THE SPIRIT OF DAVID JAMES ARCHULETA'S 23rd BIRTHDAY I OFFICIALLY PUBLISH THIS STORY

No Matter How FarTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang