4

12.3K 227 3
                                    


Happy Reading

_______________

Arman menggeliat dari tidurnya ketika mendengar suara telepon berbunyi, Arman mengambil teleponnya dari nakas.

" Woy apaan! ganggu orang tidur aja lo," Arman berteriak tanpa tahu siapa yang menelepon.

" Gue, kenapa? Mau apa lo?" Kava menjawab dengan nada datar.

Arman melihat nomor siapa yang menghubunginya di jam 11 malam ini, begitu tahu siapa yang menghubungi matanya langsung terbelalak.

" Eeh sorry pak bos, ada apa nih pak menghubungi jam segini?" tanya Arman takut.

" Beliin gue perlengkapan bayi, sekarang gak pake lama." perintah Kava.

" Pak jam segini mana ada toko bayi yang buka, lagian buat siapa sih pak perlengkapan bayi?" melas Arman.

" Pokoknya gue gak mau tau, sejam lagi perlengkapan yang anak gue, harus sudah ada disini."

" Pak, besok pagi ya pak?" Arman memelas berusa bernego dengan bosnya.

" Gak bisa. Nanti gue kirim alamatnya, kalau lo gak tau apa yang perlu di beli, tanya aja ke istri gue." Kava mematikan sambungannya.

Arman yang mendengar perintah Kava yang tidak bisa di ganggu gugat merasa tak berdaya, " Astaga pak bos, sabar Ar, lo masih butuh duit buat makan." Kalau gak butuh duit mana mau Arman beli perlengkapan bayi jam segini.

Kava mematikan sambungannya dan mengirimkan alamat rumah sakit ke sekertaris nya.

Drtt... Drtt... Drtt

" Hallo Bun." Bunda Melati tiba-tiba menghubungi Kava.

" Kamu dimana Kav? Kok belum pulang, katanya mau nginep di rumah Bunda." Bunda Melati bertanya dengan nada khawatir.

" Maaf ya Bun Kava belum bisa nginep, ini lagi di rumah sakit..."

" Siapa yang sakit? terus di rumah sakit mana? biar Bunda sama Ayah kesana," belum selesai Kava berbicara, Bunda Melati sudah mencerca Kava dengan berbagai pertanyaan.

" Bunda tenang dulu, kita di rumah sakit xxxxx. Tadi sewaktu kami di perjalanan pulang menuju rumah Bunda, kami menemukan bayi Bun. Bayinya demam makanya kami bawa ke rumah sakit," Kava menjelaskan dengan hati-hati.

" Ya Allah kasian banget, tapi sekarang kalian baik-baik aja kan?" Bunda Melati bertanya dengan khawatir.

" Iya Bun kami baik-baik aja, sekarang demam Kane juga sudah turun."

" Alhamdulillah kalau gitu, Bunda ke sana ya sama Ayah. Kalian titip apa? Perlengkapan bayinya udah beli?"

Mendengar pertanyaan Bunda Melati, Kava segera menggeleng, " Gak usah kesini Bun, Arman udah aku suruh beli perlengkapan tadi, mungkin bentar lagi dateng."

" Pokoknya Bunda mau kesitu, kamu gak bisa larang Bunda." Bunda Melati segera mematikan sambungannya.

" Huff...." Kava menghela nafas dan berjalan masuk keruangan.

Ceklek

Sara berdiri sedang menggendong Kane, " Udah selesai Kav?" tanya Sara.

" Udah, nanti Arman kesini dan Bunda juga kesini. Gue juga belum ngomong soal Kane ke Bunda, gue cuma bilang kalo kita nemuin bayi."

" Iya tadi Arman juga udah chat gue, kalau soal Bunda kita harus ngomong gimana?"

" Ya jawab jujur aja Ra, kalau kita mau adopsi Kane. Soal Mami Papi, besok aja ya kita hubungi mereka."

Abhinaya's Family Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang