Chapter 9

139 17 0
                                    


Pagi yang sejuk itu, Takaaki kembali menemani Shiho jalan-jalan di halaman vila. Perut Shiho sudah lebih besar karena telah memasuki akhir bulan delapan. Namun tidak seperti biasanya, Shiho tidak terlihat murung hari ini. Wajahnya cerah dan matanya bersinar saat ia menengadah memandang langit biru.

"Sepertinya suasana hatimu sedang bagus," gumam Takaaki menyadari raut wajah Shiho.

"Eh, lumayan," sahut Shiho cerah.

Takaaki tersenyum, ia mengerti setelah mengetahui latar belakang keluarganya lebih jelas, Shiho merasa lega karena dirinya bukan dilahirkan di keluarga penjahat atau ilmuwan gila yang maniak racun. Terlebih lagi, Shiho juga telah mendengarkan semua rekaman itu. Takaaki sendiri telah mendengarkan rekaman itu saat melakukan pemeriksaan. Suara lembut Miyano Elena yang hangat dan keibuan, siapapun yang mendengarnya akan merasa tersentuh.

"Arigatou Morofushi-San," ucap Shiho tiba-tiba.

"Uhm?" Takaaki memandangnya

"Walaupun sifatnya penyelidikan, tapi aku berterima kasih karena kau memberitahuku informasi mengenai orang tuaku."

Takaaki kembali tersenyum misterius, berkebalikan dari yang Shiho pikirkan, ia sebenarnya mencari lebih dalam mengenai pasangan senior Miyano demi Shiho.

Shiho menarik napas dalam seraya berbicara lagi, "setidaknya, walau hanya melalui suara, aku bisa menebak seperti apa kepribadian ibuku. Dia sepertinya wanita yang menyenangkan."

"Seperti kisah harimau yang mendapatkan jati dirinya setelah bercermin di air danau, kau pasti lebih merasa nyaman setelah memahami masa lalu keluargamu."

"Eh..." Shiho mengakui itu.

"Jadi, apa rencanamu kelak setelah semua ini selesai? Bila kau bebas?"

Shiho mengangkat bahu, "entahlah, aku ingin hidup normal bersama putriku. Mungkin, aku akan membawa Ai berkeliling dunia dan mengunjungi tempat yang indah. Selama di organisasi, aku tak punya banyak waktu untuk travel."

"Bagus sekali, kau mau travel kemana?"

"Hmmm..." Shiho berpikir sambil menoleh pada Takaaki, "apa Morofushi-San ada ide? Aku harus mulai dari mana? Ada rekomendasi tempat indah?"

Takaaki menatap Shiho penuh arti, "tempat indah? Aku hanya pernah mendengar ada sebuah tempat yang sangat indah. Saking indahnya, kau akan merasa seolah waktu terhenti... Kau akan melupakan dirimu sendiri... Kau akan seperti menemukan rumah..."

Shiho mengerjap, "oh ya? Di mana itu? Kau pernah pergi ke sana?"

"Aku? Entahlah apa aku kelak bisa pergi ke sana, hanya Hiromitsu saja yang sudah pernah pergi ke tempat itu..."

"Oh ya?" Shiho mengingat-ingat, "perasaan Hiro-Kun tak pernah cerita apa-apa soal pergi ke tempat indah... Waktu seolah berhenti... Melupakan diri sendiri dan seperti rumah... Ck... Aku tak tahu ada tempat indah semacam itu..." ia hanya menggeleng tak dapat ide.

Tempat indah itu adalah dirimu Shiho... batin Takaaki yang diam-diam geli menatap kebingungan Shiho.

Mendadak mata Takaaki menajam saat melihat titik merah itu melayang-layang di kepala Shiho.

"Awas!" Takaaki memeluk Shiho, memutar dan membawanya ke balik dinding tepat waktu ketika terdengar letupan menghantam salah satu pot bunga.

Duar! Duar! Terdengar tembakan dari para penyerang dari balik pagar-pagar kayu. Yui dan Yamato telah bersiaga dengan senjata mereka masing-masing.

The ProtectorTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang