"Morofushi-Kun," panggil Yui tiba-tiba pagi hari itu.
Saat itu Takaaki dan Yui sedang membereskan beberapa barang Shiho di vila perlindungan untuk dibawa ke rumah sakit.
"Ada apa?" tanya Takaaki.
"Aku menemukan ini di laci kamar tidur Miyano-San," kata Yui seraya menyerahkan sebuah amplop putih kepada Takaaki, "ini ditujukan untukmu."
"Arigatou," ucap Takaaki lalu ia masuk ke kamarnya agar bisa membaca surat itu dengan lebih privasi. Ia membaca surat itu sembari duduk di tepi ranjang yang menghadap jendela besar.
Dear Morofushi-San,
Sejak penyerangan itu, aku merasa perlu membuat surat ini untuk berjaga-jaga bila terjadi sesuatu yang buruk. Aku harus menyampaikan hal-hal yang tak mungkin kusampaikan secara langsung kepadamu.
Saat di organisasi, Hiromitsu sering menceritakan dengan bangga mengenai onii-sannya. Sebelum meninggal, dia berulang kali memintaku mencarimu bila kelak terancam oleh bahaya. Namun ketika Hiromitsu tewas, aku terlalu takut untuk bertemu denganmu. Aku tidak tahu apa yang akan kau pikirkan mengenai diriku. Akulah penyebab kematian Hiromitsu. Aku merasa, siksaan yang aku terima dari PSB adalah hukuman yang pantas untukku.
Tapi aku sungguh tidak menyangka, kau datang saat itu. Meski kesadaranku menipis, tapi aku tahu kau yang datang menyelamatkanku. Kau menyelimutiku dengan mantelmu dan menggendongku pergi melawan petugas PSB. Aku terlalu lemah, aku tak bisa lihat wajahmu, namun aku masih bisa mengingat parfummu. Ketika aku terbaring di rumah sakit dan belum bisa membuka mataku yang bengkak, aku tahu kau yang menyuapiku dengan air dan kau juga yang membasuh peluhku. Aku tahu itu kau, karena aku telah mengingat parfummu, bukan aroma steril dari seragam petugas medis.
Apa kau tahu Morofushi-San? Saat kau membuatkanku takoyaki, kau adalah orang pertama yang memasak untukku. Kau orang pertama yang membuatkanku susu sereal. Kau juga satu-satunya yang menceritakan dongeng kepadaku. Hiromitsu adalah orang pertama yang menganggapku manusia dan mengajariku untuk menghargai diriku sendiri sedangkan Morofushi-San adalah yang menghujani diriku dengan kasih sayang. Aku kini mengerti mengapa Hiro-Kun begitu bangga padamu. Bagiku, kau seperti kakak sekaligus figure ayah untukku. Kau yang mengajariku akan arti hidup ini melalui cerita-ceritamu. Aku berharap masih bisa mendengarkan cerita-ceritamu yang lain lagi di kemudian hari.
Aku tidak tahu apakah aku masih sanggup bertahan hingga permainan ini berakhir. Tapi aku bertekad untuk melahirkan anak ini dengan selamat. Aku mohon pada Morofushi-San untuk mengadopsinya. Berikan dia nama Morofushi Ai. Aku percaya dan berharap dalam asuhan Morofushi-San, Ai akan tumbuh cerdas dan bijak seperti dirimu. Maafkan aku dan Hiromitsu yang telah merepotkanmu. Tak perlu merasa kesepian Morofushi-San karena Ai akan menggantikan kehadiranku dan Hiromitsu. Anggap saja dia hadiah dari kami untukmu.
Terima kasih atas kebaikan Morofushi-San selama ini. Bila ada kehidupan berikutnya dimana aku bisa mengulang siklusku lagi dari awal, aku akan memanfaatkan kesempatan itu sebaik-baiknya untuk berada di jalan yang benar dan membalas kebaikan Morofushi-San.
Tertanda,
Miyano Shiho.
Takaaki yang terkenal tabah, ia bahkan tidak menitikkan air mata ketika orang tua dan adiknya meninggal. Namun kini setetes air mata itu menitik di atas surat Shiho saat ia memejamkan matanya.
Shiho...
***
Malam itu Takaaki menjagai Shiho di ruang ICU. Beberapa petugas polisi Nagano masih ditempatkan untuk berjaga di depan kamar dan sekitar pelataran rumah sakit. Baby Ai yang sudah keluar dari rumah sakit, dititipkan pada Yui dan juga Yamato.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Protector
FanfictionGak tahu kenapa belum ada mood bikin Shinichi-Shiho. Mungkin lagi kurang inspirasi, mungkin juga lagi kebanyakan nonton dan baca literasi China dan kalau udah hubungannya sama China lebih terkoneksinya sama Morofushi Takaaki. Dan hal yang menyenang...