Chapter 10

142 12 0
                                    


"Ayo Miyano-San! Kuatkan dirimu sekali lagi!" pinta Yui yang mendekap dan menggenggam tangan Shiho.

Saat itu mereka berada di tengah hutan, Yui menghubungi markas pusat dan mereka pun mengirimkan dokter menggunakan helikopter. Sang dokter meluncur turun dari helikopter menggunakan tali pengaman.

"Sakit! Aku tak bisa..." geram Shiho kelelahan. Walau udaranya dingin, namun wajah dan tubuhnya basah oleh keringat, air mata dan ketuban.

"Kau bisa Miyano-San! Ayo! Sebentar lagi... Sebentar lagi kau akan menggendong bayimu!" Yui terus menyemangati meski tubuhnya sendiri gemetaran.

"Tidak bisa... aku tidak bisa..." bisik Shiho lirih dengan air mata bergulir. Di benaknya terbayang wajah Hiromitsu dan tiba-tiba saja ia tersengat kesedihan yang amat menusuk. Di saat-saat seperti ini, ia membutuhkan Hiromitsu.

Kenapa kau tinggalkan aku seperti ini Hiro-Kun... Aku ingin ikut denganmu... batin Shiho pedih.

Mendadak ada sebuah tangan kuat menggenggam tangan Shiho yang satu lagi. Yui dan Shiho menoleh.

"Morofushi-Kun?" Yui terkesiap, terjebak antara lega karena kehadirannya dan cemas saat melihat luka di bahu kiri Takaaki.

"Ayo Shiho," pinta Takaaki tenang namun menguatkan.

Shiho menangis dan menggeleng.

Takaaki menguatkan genggamannya, "aku percaya kau bisa melakukannya..."

"Tarik napas dari hidung Miyano-San," pinta dokter.

Shiho mematuhi arahannya, ia berjuang sekali lagi.

"Buang dari mulut perlahan dan dorong," kata dokter.

Shiho menggeram dan mendorong. Tangannya yang digenggam Yui dan Takaaki bergetar hebat.

"Sudah terlihat kepalanya! Ayo sekali lagi! Lakukan seperti tadi!" seru dokter.

Shiho melakukannya dan mengejan sekali lagi. Bayi itu akhirnya melompat ke luar dan langsung ditangkap oleh dokter. Tangisannya terdengar nyaring di tengah hutan. Yamato yang sedang berjaga di sekitar sana pun turut lega mendengar tangisannya.

Shiho bersandar kelelahan dalam dekapan Yui, sementara dokter membereskan tali pusar dan membersihkan si bayi.

"Aku... mau lihat..." pinta Shiho.

"Sebentar... ini dia..." dokter memberikan bayi itu ke Takaaki.

"Oh..." Takaaki terenyuh saat menerima bayi itu. Dengan hati-hati ia mendekap bayi itu di lengannya dan memosisikan bayi itu agar wajahnya bisa dilihat Shiho, yang masih terlalu lemah untuk menggendong, "ini Ai-Chan, Shiho..."

"Oh lihat, dia cantik sekali," kata Yui yang juga senang pada bayi itu.

Air mata Shiho bergulir lagi saat menatap wajah bayinya. Delapan bulan yang sulit dilalui, sangat sepadan saat melihat wajah malaikat kecil itu. Shiho mulai didera kelelahan yang luar biasa. Matanya mengantuk dan napasnya berat.

"Shiho?" Takaaki menyadari kesadaran Shiho yang menurun.

"Aku... titip Ai..." gumam Shiho sebelum memejamkan matanya.

"Shiho!" seru Takaaki panik dan takut.

"Miyano-San!" Yui juga panik.

Tepat saat itu ambulan baru saja tiba, Shiho dan Ai segera dilarikan ke rumah sakit.

The ProtectorTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang