Kana menghela nafas kasar, saat kedua teman Kao menghadang langkahnya untuk pergi dari sana-- di mana hal tersebut membuatnya mengepal kedua tangan, seraya menatap Kao dengan tegas.
"Bisakah Phi menghentikan omong kosong ini?"
Kao mengangkat satu alisnya, seraya menarik senyuman singkat. "Omong kosong?"
"Bukankah semua sudah sangat jelas? Aku sudah memiliki kekasih baru, jadi Phi bisa menjauh dariku dan jangan pernah lagi-"
"Apa kamu pikir aku bodoh?"
Kana terdiam sejenak, yang lalu mengambil langkah mundur saat Kao justru mencoba mendekat padanya.
"Apa yang ada di hadapanku saat ini, hanya dirimu tanpa pria itu. Bukankah dia menjemputmu di kelas? Bukankah kalian harusnya pulang bersama seperti drama yang kalian buat sejak kemarin?" Kao menarik smirk di bibir, yang lalu meremas kedua pundak Kana-- tidak terlalu kuat, namun cukup membuat junior manisnya tidak nyaman. "Aku bahkan melihat bagaimana Miu meninggalkanmu di parkiran dalam kondisi basah karena hujan Kana. Aku melihatnya, termasuk saat Guru baru itu membawamu dengan mobilnya."
Kana membulatkan kedua bola matanya, sedikit terkejut. Bagaimana bisa ia lengah-- hingga membuat Kao menyaksikan hal tersebut. Ya, Kana berpikir, jika Kao sudah tak ada di sekolah, karena ia tidak melihat mobil Kao masih ada di sana.
Lantas, dari mana Kao tau?
Itu dari tiga teman lainnya, yang ia tugaskan untuk mengikuti Miu dan Kana."Kamu tertangkap sayang." Kao mengedipkan satu mata, seraya mendekatkan wajahnya pada si manis. "Melihat bagaimana cara Miu bersikap padamu, ku pikir kalian bukanlah sepasang kekasih. "Apa aku benar? Hm?" Bisiknya, bersama senyuman penuh arti.
"Phi salah! Itu karena aku-" Kana menahan kalimatnya, memutar otak untuk mencari alasan.
"Berhentilah berbohong sayang-- anak manis sepertimu, tidak pantas berbohong seperti ini."
Kana menghempas jemari Kao detik itu juga, saat pria itu mencoba menyentuh dagunya.
"Ayolah Kana, kamu hanya cukup kembali padaku. Aku akan memberikan apapun yang kamu inginkan, aku punya banyak uang, mobil mewah, dan apapun yang kamu inginkan. Aku bahkan lebih baik dari Miu, pria yang dengan tega membiarkanmu berada di bawah hujan, dan-"
"Diamlah!" Kana berucap dengan tegas, membuat Kao mengangkat kedua alisnya. "Aku benci pengkhianat! Jadi jangan berharap jika aku akan kembali pada Phi!"
"Hei, bukankah sudah aku katakan? Aku sudah meminta maaf padamu sayang. Aku akan memperbaiki semuanya, dan aku-"
BUGH!
Sebuah pukulan keras mengenai punggung Kao detik itu juga, membuat Kao dan dua lainnya menoleh ke belakang-- di mana mereka sedikit terkejut saat melihat siapa yang melakukan hal tersebut, dia adalah Amanda-- salah satu siswi di kelas Miu. Gadis cantik nan dingin dan terkenal mengerikan di sekolah."Minggir!" Ucap Amanda dengan dingin, bersama tatapan datar penuh peringatan khasnya.
Seperdetik itu, Amanda meraih pundak Kana, memutar tubuh anak itu untuk memunggungi arah Kao-- yang lalu menuntunnya untuk pergi dari sana.
Apakah Kao tidak melawan?
Tentu tidak.
Hanya Amanda, satu-satunya murid di sekolah tersebut yang ia takuti.Ayolah!
Kao bahkan pernah hampir masuk rumah sakit, saat ia mencoba membuat masalah dengan Amanda. Namun hal yang membuat Kao terkejut, gadis itu seperti tidak mudah di sentuh. Kedua orang tuanya bahkan tidak bisa membawa kasus tersebut ke jalur hukum, karena Amanda cukup cerdik-- dan memiliki bukti atas kesalahan fatal yang Kao buat lebih dulu.Bisa di katakan, Amanda adalah gadis yang tidak sering bergaul seperti siswi pada umumnya. Dia lebih suka menghabiskan waktunya untuk tidur, atau membaca banyak buku di perpustakaan.
