Hai sayang ☀️🌻
Aku Up ulang, karena yang sebelumnya banyak yang memberitahuku tidak mendapat pembaruan. Jadi, yang sebelumnya aku hapus, dan aku salin ke bagian ini.
Jadi, untuk yang sudah memberi Vote dan komentar di update an sebelum ini, terima kasih banyak sayang.
.
.
.
So!
Jika kalian menyayangiku dan masih ingin mendukungku untuk terus berkarya dan menghibur kalian semua... maka jangan lupa untuk berikan Vote atas karya sederhanaku. Sebagai bentuk apresiasi kalian padaku.
Berikan juga komentar kalian untuk Final Chapter dari story ku yang satu ini.
Aku ingin mengetahui, bagaimana perasaan kalian pada ending kisah Mr.Devil ku.
Sekali lagi terima kasih, karena sudah selalu setia bersamaku di sini, menghalu bersama karya fiksi sederhana yang muncul dari ide di kepalaku.
Terima kasih, karena selalu menunjukan dukungan kalian dan membuatku selalu semangat untuk menulis.
Terima kasih, karena selalu menghargaiku melalui Vote kalian dan menunjukan jika kalian adalah orang yang tau bagaimana cara menghargai orang lain ❤️
Terima kasih sayang, aku menayayangi kalian semua ❤️
Semoga kalian menyukai kejutan di dalamnya, dan jika ramai... mungkin aku akan menunjukan special chapter untuk kalian.
.
.
.
Selamat membaca 🩷
.
.
.
☀️ Mr.Devil Final Chapter 🌻
.
.
.
"Jadi kamu membiarkannya bermalam?"
Kana mengangguk pelan, usai ia menceritakan kejadian tadi malam-- namun tidak dengan apa yang Miu ceritakan padanya. Ayolah, itu tidak pantas ia sebarkan pada orang lain, tentang bagaimana Miu yang terluka karena kedua orang tuanya sendiri.
Kana tidak serendah itu.
Ia mengetahui dan bisa memilih-- mana hal yang perlu ia katakan pada orang lain, dan mana hal yang tidak pantas ia beritahu atau umbar ke satu lainnya.
Ahh, saat ini-- Amanda dan Kana sedang berada di perpustakaan. Pagi tadi, Amanda memang sengaja menjemput Kana dengan motornya-- karena ia masih mencemaskan Kana dan ingin memastikan keselamatan anak itu. Amanda memang tidak sempat masuk ke rumah Kana, karena ia tiba di saat Kana sudah menunggunya di teras.
"Jadi, apa yang membuatnya melakukan hal itu?"
Kana terdiam sejenak, yang lalu menghela nafasnya. "Phi Miu merasa bersalah karena banyak hal yang membuatku terluka, dia sangat menyesalinya."
"Hanya itu?"
Kana mengangguk pelan, "Sebenarnya, ada beberapa hal lainnya-- tapi, maaf. Sepertinya aku tidak bisa memberitahu siapapun, karena aku akan menyimpannya sendiri."
