Hai sayang ❤️
Sedikit info, sepertinya aku akan menunda ending sementara. Karena aku sedikit memutar stir saat beberapa ide baru muncul dan ingin aku tuangkan di bagian Ending Mr.Devil ku ini. Akan ada lebih banyak hal menarik di dalamnya ❤️❤️❤️
So?
Siap-siap kejutan dan sedikit roller coaster nya sayang, akan ada hal yang menguras emosi dan bikin kalian berdebar karena Miu dan KanaChapter ending akan aku keluarkan nanti, jadi mari tetap bersamaku dan menunggu-- oke sayang ☀️🌻❤️
Ohh, jangan lupa untuk Vote dan Comment seperti biasa-- jika ramai seperti biasanya, maka aku akan segera menunjukan bagian lainnya.
Sebelumnya-- Aku juga ingin mengucapkan banyak Terima kasih, pada Phi Phi kesayanganku semua yang masih tetap bertahan dan terus mendukung karya sederhanaku ❤️
Terima kasih banyak, karena selalu menunggu dan menghargai setiap bagian dari karya yang aku ciptakan.
Aku sangat mencintai kalian semua-- mari tetap bersama dalam waktu yang lebih lama naa ❤️ menikmati semua bagian dan fiksi yang aku ciptakan.
Teruslah berbahagia, aku sangat mencintai kalian.
Ahh, aku juga akan terus berusaha melakukan yang terbaik, agar terus bisa menghibur phi phi semua dengan karya sederhanaku.
Terima kasih sayang, dan selamat tahun baru.
Semoga kita semua segera mendapatkan apa yang kita impikan, dan mendapat banyak kebahagiaan, keberkahan dan hal baik untuk ke depannya dan seterusnya ❤️Tetaplah bahagia dan saling mencintai juga menghargai.
Love banyak-banyak dariku untuk kalian sayang ❤️❤️❤️
.
.
.🩷 Selamat membaca 🩷
.
.
.Miu menarik nafas panjang, seraya menatap rumah Kana di sebrang sana. Ya, saat ini Miu masih berada di dalam mobilnya, bahkan sejak beberapa menit lalu. Ia memang memutuskan untuk ke rumah si manis usai pulang sekolah, memastikan hal yang mengganggu perasaannya-- terlebih usai Joss bertanya tadi pagi.
Di mana Kana?
Miu memejamkan kedua matanya sejenak, meremas stir di hadapannya-- yang lalu menghela nafas panjang untuk ke sekian kali, berusaha mengumpulkan keyakinannya.
Bagaimanapun, aku harus memastikannya! Batinnya. Ayolah, beberapa menit menunggu, tapi Miu tidak mendapati apapun di sana.
Memutuskan keluar dari mobilnya, menyebrang untuk mendekat pada rumah Kana.
.
.
.Miu mengetuk rumah itu beberapa kali, usai ia terpaksa melewati gerbang yang tidak terkunci. Ya, memang, rumah Kana tidak semewah rumahnya. Di mana pagar kayu tersebut hanya setinggi dada orang dewasa, dan tidak ada kunci di sana.
"Permisi." Ucap Miu ke sekian kali, seraya kembali mengetuk-- namun, tak juga ada respon dari sang pemilik. Lebih tepatnya, rumah tersebut seperti tidak memiliki penghuni di dalamnya.