Hai sayang, selamat membaca ❤️
.
.
.☀️ Mr.Devil 🌻
.
.
.Kana menghentikan langkahnya di depan pintu, saat mendapati mobil sang wali kelas-- baru saja berhenti di depan gerbangnya.
Di mana hal tersebut, membuat May yang melangkah bersamanya, turut menghentikan langkah.
"Nak?"
Kana menggelengkan kepala, isyarat jika ia juga tidak mengetahui jika Joss akan datang ke rumahnya sepagi ini.
"Selamat pagi Nyonya May." Sapa Joss, usai ia keluar dari mobil-- memberi salam pada wanita di depannya. "Selamat pagi Nak Kana."
Kana menatap sang mamah, yang lalu kembali pada pria itu.
"Khun Joss?"
"Nyonya, maaf-- bolehkah aku menjemput nak kana pagi ini untuk ke sekolah?"
May terdiam sejenak, jujur sedikit bingung juga terkejut dengan hal tersebut. Ayolah, Joss yang ia kenal adalah wali kelas buah hatinya. Bukankah itu sedikit ganjil?
Seperdetik setelahnya, perhatian Kana dan May terarah pada satu mobil lainnya yang turut berhenti di depan sana-- tepat di belakang mobil milik Joss.
"Phi Miu?" Gumamnya, Kana tau pasti siapa pemilik mobil yang tak asing baginya itu.
Dan ya!
Di sana, mereka mendapati Miu keluar dan melangkah mendekat-- membuat Joss menghela nafas panjang atas kehadiran murid di belakangnya."Selamat pagi bibi." Miu memberi salam dengan sopan, namun ia merubah ekspresinya-- saat menatap Joss yang juga menatapnya.
"Bibi, aku datang untuk menjemput Kana pergi ke sekolah bersama." Ucap Miu to the point, menyadari kebingungan wanita paruh baya tersebut.
"Tunggu." May menarik nafasnya dalam, mencoba mencerna semua hal di hadapannya saat ini. "Maaf, Nak Miu, Khun Joss-- sebenarnya ada apa ini?" May meminta penjelasan. Ayolah! Ini cukup tidak masuk akal bagi May.
"Aku datang untuk menjemput Nong Kana/Nak Kana." Ucap Joss dan Miu serentak, membuat Kana menghela nafas panjang.
"Jujur saja, aku tidak mengerti akan apa yang sebenarnya terjadi-- tapi, melihat kalian datang seperti ini, secara bersama dan bahkan alasan yang sama. Ahh, lebih tepatnya, sejak tadi malam. Ada apa sebenarnya?"
"Mah, sebaiknya ayo kita pergi. Bukankah mamah harus membuka kedai mamah hari ini? Setelahnya, aku akan naik bus seperti biasa untuk ke sekolah. Na." Bisiknya, Kana mencoba mengalihkan-- seraya mencoba menuntun sang Mamah untuk bergegas dari sana, meninggalkan dua pemuda yang masih berdiri di pekarangan rumahnya.
Namun, May justru menahan langkahnya-- melihat reaksi Kana, membuatnya semakin yakin jika sang buah hati menyembunyikan sesuatu darinya.
"Mah?"
"Nak, sebenarnya-- apa yang terjadi?"
"Tidak ada mah, aku juga tidak tau mengapa mereka seperti itu." Kana masih berbisik.
"Mamah tidak pernah mengajarkanmu untuk berbohong sayang, yang kemarin saja mamah masih belum selesai."
"Mah-"
"Kana."
Kana mengulum bibirnya, yang lalu menatap Miu dan Joss dengan ekspresi yang sulit di jelaskan.