Hai sayang ❤️
Aku kembali dengan story manis yang satu ini.Jangan lupa Vote dan Comment nya seperti biasa.
.
.
.Selamat membaca ❤️
.
.
.
Mr.Devil
.
.
.Kana mempercepat langkahnya, memutar arah saat ia mendapati seorang remaja pria melangkah di depan sana. Ya, itu adalah Kao, seorang senior yang berstatus sebagai mantan kekasihnya.
"Kana."
"Sial!" Gumamnya, Kana sedikit berlari-- rupanya Kao menyadari kehadirannya.
"Kana."
Suara teriakan Kao kembali terjadi, di mana ia bahkan sedikit berlari untuk mengejar Kana-- membuat para murid di sekitar seketika menatap ke arahnya dengan rasa penasaran.
.
.
."Kana!"
Si manis tidak menoleh, selain bagaimana berusaha menjauh dari sang senior.
Hingga seperdetik setelahnya-- Kana sedikit tersentak, saat ia menabrak seorang murid lain yang tengah melangkah dari arah berlawanan.
"Maaf." Ucap Kana, menoleh sejenak ke belakang, yang lalu segera hendak melanjutkan langkah larinya. Namun ia sedikit terkejut, saat murid tersebut meraih satu tangannya.
Detik itu juga, Kana semakin panik, terlebih Kao sudah semakin mendekat.
"Phi, maafkan aku. Ku mohon lepaskan aku." Rengeknya memohon, namun murid tersebut hanya terdiam dengan tatapan dingin ke arahnya. "Phi, aku tidak sengaja dan aku sudah minta maaf. Ku mohon-"
"Kana." Kao yang berhasil mendekat.
Hening beberapa detik, di mana Kao menatap murid di depannya yang tengah menggenggam satu tangan mantan kekasihnya itu.
Ahh, tempat di mana mereka berada saat ini, memang tidak terlalu ramai-- karena mereka tengah berada di belakang salah satu gedung sekolah yang cukup sepi.
Kao menghempas tangan murid tersebut setelahnya, yang lalu menarik pergelangan Kana.
"Lepaskan aku."
"Kita perlu bicara, apa kamu lupa dengan kesepakatan kita?" Ucap Kao.
"Lepaskan aku! Itu bukan kesepakatanku, tapi kesepakatan Phi secara sepihak."
"Kamu tidak setuju dengan keputusanku yang sepihak?"
"Ya!" Tegasnya, seraya berusaha menghempas tangan Kao.
"Maka aku juga tidak setuju dengan keputusanmu, saat kamu meminta hubungan kita berakhir."
"Itu karena Phi bermain di belakangku!"
"Aku sudah meminta maaf padamu dan aku-"
"Berhenti beralasan."