Tujuh Belas

154K 9.6K 813
                                    

[ Bagian Tujuh Belas ]

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

[ Bagian Tujuh Belas ]

"Kamu selalu punya cara untuk membuatku marah, lalu reda dalam beberapa saat."

"Jadi sebelum berpisah, mari redam emosi."

***

🥀before you start reading, don't forget to tap follow button for appreciate the author🥀

🥀350 votes and 350 comments for next🥀

***

🥀read the chat before on instagram🥀

🥀read the chat before on instagram🥀

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

***

Baru saja semalam mereka bermesraan di atas ranjang, namun lihatlah bagaimana suasana pagi ini. Benar-benar hening tanpa suara. Sankara duduk di meja makan. Gerak pria itu masih tetap tenang dengan ipad di tangannya. Ia terlihat sedang membaca beberapa pesan email yang masuk. Walau tidak dapat dipungkiri aura yang dipancarkan begitu mencekam. Bahkan tatapan datar pria itu mampu membuat siapapun merasa terintimidasi, termasuk Agnita yang baru kembali beberapa saat lalu.

Wanita itu terlihat berdiri di dekat sudut meja makan. Raut wajahnya terlihat kebingungan lantaran di kepalanya kini ia sibuk merangkai kata untuk memulai percakapan dengan Sankara. Apalagi setelah balasan pesannya tadi yang begitu nyolot. Sungguh Agnita tidak bermaksud demikian, dia hanya terlanjur terbiasa dengan sikap abai Sankara. Jadi ketika pria itu banyak tanya, Agnita entah kenapa jadi risih sendiri.

"Gue ngga ngapa-ngapain sama Baskara." Akhirnya kalimat itu yang Agnita pilih sebagai pembuka. "Gue cuma nganterin dia ke hotel, udah," jelas Agnita singkat.

"Pagi pagi buta, kamu pergi nganterin pria lain ke hotel tanpa minta ijin dari saya?" Sankara akhirnya balas menatap wanita itu. Suaranya terdengar begitu mengintimidasi.

Sebelum BerpisahTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang