Tiga Puluh Lima

141K 11.2K 2.2K
                                    

[ Tiga Puluh Lima ]

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

[ Tiga Puluh Lima ]

"Hati-hati dengan hati, salah langkah bisa membuat sang empunya mati."

"Jadi sebelum berpisah, mari buat jatuh hati."

***

🥀3.5k votes and 1k comments, let's do it quickly so i can give you a double updates🥀

***

Baca chat part 26-28 dulu ya!

Baca chat part 26-28 dulu ya!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

***

Semalam Agnita menangis.

Fakta itu Sankara sadari ketika wanita tersebut akhirnya menampakan diri di dapur mereka setelah jarum jam menunjukan pukul setengah sembilan. Tentu pria itu cukup terkejut melihat penampilan Agnita yang masih kucel, padahal biasanya wanita itu sudah berangkat di jam segini. Ditambah lagi saat melihat kedua mata wanita itu begitu sembab, membuat Sankara jadi mengurungkan niatnya untuk menegur.

"Good morning, aunty!" seru Danes yang sudah duduk di meja makan. Akibat diusir semalam, alhasil Sankara tidur di kamarnya bersama Danes, yang mana pagi ini juga ia ajak untuk membuat sarapan bersama.

Agnita hanya tersenyum terpaksa ke arah Danes, lalu berjalan menuju pantry —tempat yang sedang Sankara gunakan untuk menyeduh kopinya. Pria itu tak langsung bicara, walaupun ingin, dia terlebih dahulu membiarkan Agnita sendiri sembari sesekali melirik. Disaat dirasa wanita itu perlu bantuan, barulah Sankara bergerak. Ia mengambilkan sebuah gelas untuk sang wanita. Agnita memang kerap kali lupa dengan peletakan barang di dapur, mengingat ia juga jarang berada di sana.

"Kamu mau minum apa? Mau sekalian saya buatkan?" tawar pria itu setelah gelas di tangannya diambil alih oleh Agnita.

Wanita itu menegak hingga kandas air dalam gelasnya, kemudian menggeleng, "Biarin aja, kalau gue mau, gue buat sendiri nanti," jawabnya. Ia kemudian hendak melenggang pergi dari sana, namun tangannya ditahan.

Sebelum BerpisahTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang