07: trust issue

13 3 1
                                    

"iya om, saya muslim"

"ohhh, padahal kamu bule loh, saya kira nonis"

terdengar seperti suara ayah nya yang sedang mengobrol dengan seseorang, pada saat itu masih pukul 6.20 pagi, tapi tidak biasanya ada tamu.

"loh rey? ngapain?"
cia kaget ketika melihat rey di ruang tamu duduk di sebelah ayahnya.

"dia pria baik, menepati janjinya, mau jemput kamu dan berangkat bersama ke sekolah"
jawab ayahnya cia sambil menepuk paha rey.

"iyaa ibu juga baru tau kamu punya pacar, kok ga bilang bilang"
ibunya datang membawa nampan yang di atas nya terdapat teh dan kopi.

ibunya melanjutkan omongannya sambil menunjuk kamar cia " udah cepet siap-siap kasian rey nunggu kmu mandi dari tadi"

cia yang tidak bisa bicara apa-apa pun hanya berjalan pergi ke kamarnya.

"jadi kamu tuh turunan belanda rey?" tanya ayah cia pada rey.

"iya om, kebetulan mama dan nenek kakek saya dari belanda, dan tinggal di sini sejak mama saya umur 5 tahun"
jawab rey menjelaskan asal turunan belandanya.

"ohh begitu, tapi ayah kamu asli bandung?" pertanyaan lanjutan dari ayah cia

"iya om, ayah asli bandung" jawab rey

tidak lama cia datang dengan menenteng sepatu dan tas di punggung nya yang menandakan dia sudah siap berangkat.

"cantik sekali anak ayah, pantas saja rey sampe suka sama kamu" ayah cia menggoda dengan lembut.

"apasi ayah, udah ah, rey buruan keburu telat" cia mengajak rey sambil kesal.

"om, tante, rey berangkat ya" rey mencium tangan kedua orang tua cia

baru saja sampai pintu, ibu cia kembali memanggil rey "eh rey, ini teh nya"

rey yang menghargai ibunya cia yang sudah menyiapkan teh untuknya pun berbalik arah, lalu duduk di lantai, dan meminum nya sampai habis,

"terimakasih tante, mari om, assalamualaikum" ucap rey usai menghabiskan teh nya.

saat di perjalanan, cia melemparkan beberapa pertanyaan kepada rey yang sedang fokus menyetir.
"rey, lu kenapa sih mau mau aja di suruh bokap ke rumah?"

rey hanya diam tak bergeming, dia hanya fokus menyetir motornya. lalu cia pun bertanya lagi, "lo tuh emang intovert ya?, perasaan lo ga se introvert ini deh kalo sama si bima dan si adam"

"lagi dijalan gini lo masih bisa nyinden?"
rey akhirnya berbicara walaupun terkesan jutek dan ketus.

"iya deh iya" cia menjawab dengan memaklumi rey yang memang terlihat pendiam atau mungkin tidak ingin mengobrol dengannya.

akhirnya dari pada bosan, cia pun menyalakan ponsel nya untuk mengabari celly supaya menunggunya di parkiran.

"ga akan turun?" rey yang sudah turun terlebih dahulu berbicara sambil melepas helmnya

cia pun turun, di sana sudah ada celly yang menunggu dan langsung menghampiri rey dan cia

"kok bisa barengan? pacaran yaaaa?"
celly bertanya dengan sedikit menggoda kepada mereka berdua

"apaan si, ngga" cia membantah tuduhan tersebut

rey yang tidak ingin berlama-lama segera pergi meninggalkan mereka berdua yang sedang berdebat

"cabut gitu aja?, dia tuh emng introvert atau gimna sih ci" tanya celly pada cia

"nah itu dia, gw juga masih bingung, ah udah lah, ayo ke kelas" cia langsung menarik tangan celly.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Nov 25, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

enemies to loversTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang