Chapture 21

81 2 0
                                    

Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh. Apa kabar kalian? Semoga selalu sehat ya.
Kalau ada kesempatan atau kekurangan mohon maaf ya, kalian bisa komen ya untuk nanti saya perbaiki

~HAPPY READING~

Diana hendak keluar dari kamar, namun dokter itu menahannya.

"Ning harus kuat, saya yakin putra putri beliau pasti terpukul untuk itu Ning yang harus kuatkan mereka" Ujar dokter di angguki Diana "Aku akan berusaha dok"

   Diana keluar kamar dengan wajah bingung.

"Kak, gimana Ummi? " Tanya Alifa

   Lalu pandangan Diana mengarah pada Kiyai Luthfi. Kiyai Luthfi tersenyum tipis tapi matanya menyiratkan rasa sakit.

"Sudah jadi bidadari ya" Ujar Kiyai Luthfi meruntuhkan tangis Diana yang sedari tadi ia tahan.

"Maksud Abi? " Tanya Faqih

"U.... Ummi"

"Ummi sudah di panggil Allah, Ummi sudah jadi bidadari surga, Ummi sudah menyelesaikan tugasnya di dunia. Benar kan Na" Ucap Kiyai Luthfi menahan rasa sakit.

"Maaf tapi, kematian Ummi Hilya tepat pukul 16;25 wib" Sahut Dokter

"Apa"

Tangis Alifa mendominasi ruangan itu.

"Enggak Ummi hikss Ummi" Alifa lari ke kamar itu untuk melihat Ummi nya di susul Faqih dan Kiyai Luthfi

  Diana menatap nanar Fathar yang masih diam di tempat tapi air matanya mengalir deras. Diana memeluk Fathar erat.

"Nangis A.... Jangan di tahan" Diana tau perasaan Fathar saat ini.

"U.... Ummi Na" Lirih Fathar di angguki Diana "Ummi sudah bahagia A... Ummi sedang melihat kita dari atas sana" Ujar Diana

"Ayo liat Ummi A" Diana menuntun Fathar melihat Ummi Hilya.

    Kalian masuk di suguhi tubuh Ummi Hilya yang sudah pucat tak bernyawa di iringin tangisan kencang Alifa dan Faqih yang berusaha menenangkan adiknya meskipun ia pun menangis dalam lirih. Sementara Kiyai Luthfi hanya menitikan air mata seolah sudah tau ini akan terjadi.

"Ummi" Gumam Fathar

"Sabar A... Ikhlaskan Ummi"

"Ummi" Fathar jatuh terduduk memegang tubuh Ummi nya yang sudah dingin itu "Kenapa Ummi pergi, kenapa Ummi tinggalkan kami, Ummi liat karena Ummi Alifa menangis Ummi karena Ummi Abang nangis karena Ummi Fathar nangis Ummi... Ummi tega ninggalin kita. Ummi gak mau liat abang sama adek nikah ummi... Kenapa ummi pergi duluan" Isak Fathar setengah marah.

Pengumuman kepergian istri pemilik pondok pesantren Safawiyah pun tersebar dan di ponpes itu sendiri sudah di umumkan. Para santri, pengurus dan warga sekitar ikut sedih dengar kepergian orang yang sudah mereka anggap ibu itu.

"Kita harus urus pemandian dan malam untuk Ummi" Sahut Kiyai Luthfi dengan serak.

"Enggak hikss abi" Isak Alifa

Allah Mengirimnya UntukkuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang