Ceklek.
Garvi menoleh ketika mendengar suara pintu, di sana ada Miguel yang masuk dengan membawa beberapa buku di tangannya.
"Lama banget Lo!" Sentak Garvi kesal. Lantaran Miguel datang ke rumahnya pukul 8 malam, padahal dia bilang akan datang pukul 6 sore.
"Macet tadi," balas Miguel singkat.
"Gayaan banget bilang macet, rumah kita cuma kehalang jalan doang ya anjir," Seru Garvi membuat Miguel tertawa.
"Ya itu, jalannya macet." Garvi memutar bola matanya malas, dia sedikit menggeser tubuhnya agar Miguel dapat duduk di sampingnya.
"Udah sampe mana belajarnya?" Tanya Miguel yang mulai membuka buku paketnya. Garvi menunjuk bab yang sedang ia pelajari.
"Gue baru sampe sini." Miguel mengikuti arah pandang jari Garvi. Kepalanya mengangguk pelan lalu ikut membuka buku dengan halaman yang sama. "Gue udah sih, malah tinggal halaman selanjutnya."
"Ya udah Lo bantuin gue dulu, masih ada beberapa yang ngga gue paham." Miguel mengangguk, dia mulai menjelaskan ulang pelajaran bab itu dengan pelan agar sahabatnya paham.
"Emang gitu ya?" Tanya Garvi tak percaya setelah Miguel selesai menjelaskan. "ya emang gitu, Lo maunya gimana lagi?" Ujar Miguel bingung.
"Perasaan kemaren ngga gitu." Miguel menatap garvi datar, menoyor pelan pelipis Garvi hingga Garvi mendelik sebal.
"Gitu anjir, makanya Lo jangan tidur pas guru lagi jelasin," seru Miguel membuat Garvi semakin kesal. "Gue merhatiin kok, tapi pas laper. Makanya ngga masuk hehe." Miguel menggelengkan kepalanya pelan. Merasa heran dengan tingkah Garvi.
"Gue kasih soal nanti Lo kerjain ya?" Garvi mengangguk, dia mulai mempelajari kembali bab itu sambil menunggu Miguel selesai membuatkan soal untuknya.
Setiap hari mereka memang seperti itu, entah Garvi yang ke rumah Miguel. Atau sebaliknya. Makanya tak heran peringkat mereka tinggi di kelas masing-masing.
Miguel hanya membuat 5 soal. Kemudian dia memberikan bukunya pada Garvi. "Nih kerjain." Sambil menunggu Garvi selesai mengerjakan soalnya, Miguel memilih melihat-lihat bab yang akan di bahas besok.
"Sedikit sih, tapi susah," protes Garvi sebelum mengerjakan soal dari Miguel. "Ngga usah protes, katanya paham tadi. Harusnya bisa dong nyelesein soal-soal itu," balas Miguel membuat Garvi merasa tertantang.
"Bisa! Kata siapa gue ngga bisa!" Miguel terkekeh kecil melihat Garvi yang antusias mengerjakan soalnya.
10 menit berlalu, Garvi masih belum selesai mengerjakan soal itu. Beberapa kali decakan kecil keluar dari bibirnya.
"Ck! Gue nyerah lah, ngga bisa." Miguel menoleh, menatap Garvi yang merasa kesal. Dengan lembut dia memijat kening Garvi yang terdapat kerutan di sana.
KAMU SEDANG MEMBACA
Friends Or Soulmate?
Fanfiction"Cerita Friends or Soulmate" ini bakal bikin kamu terhanyut dalam perasaan mereka yang bingung dan konflik batin yang nggak bisa diabaikan. Kisah persahabatan yang kuat, cinta yang terpendam, dan keputusan sulit yang harus diambil bakal bikin kamu p...