FOS 32

820 118 15
                                    

Garvi menggerutu di depan kaca lemari, tangannya sibuk mengolesi concealer untuk menutupi tanda merah di lehernya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Garvi menggerutu di depan kaca lemari, tangannya sibuk mengolesi concealer untuk menutupi tanda merah di lehernya.

"Kenapa sih bikinnya banyak banget?" Tanya Garvi menatap Miguel dari pantulan kaca. Miguel yang sedang mamakai seragam pun menoleh. "Enak soalnya," balasnya santai.

Garvi mendelik kesal, dia kembali memfokuskan dirinya ke kaca. "Ini concealer dapet dari mana El?"

"Tadi ngambil di kamar mamah hehe."

"Pantesan bagus," gumam Garvi. "Ini concealernya yang kurang high coverage atau Lo yang bikinnya terlalu semangat? Kok susah banget di tutupinnya?"

Miguel terkekeh pelan, menghampiri kekasihnya yang sedari tadi terus mengomel. "Sini, gue bantu." Garvi membalikkan badannya dan memberikan concealer itu pada Miguel.

"Yang bener-bener ketutup ya, biar temen-temen ngga curiga," seru Garvi membuat Miguel mengangguk.

"Iya sayangg."

Miguel lalu mulai mengolesi concealer di leher Garvi dan meratakannya. Sedangkan Garvi menghitung tanda merah yang terlihat di leher Miguel.

"Kalo latihan basket nanti pake dalaman ya? Gue kayaknya bikin banyak di bawah leher ketimbang di lehernya," seru Garvi pada Miguel.

"Biarin aja, biar semua orang tau kalo gue udah ada yang punya."

"Iya, tapi ini banyak banget, yang ada mereka pada curiga." Miguel tertawa kecil, mencuri satu kecupan di bibir Garvi membuat pria manis itu memekik kecil.

"Udah, udah ngga keliatan lagi," ucap Miguel membuat Garvi membalikkan badannya untuk melihat lehernya lewat cermin.

"Uhm, sini giliran Lo." Kini giliran Garvi yang membantu Miguel menutupi tanda merah di lehernya.

"Ngga sebanyak di leher gue. Apalagi dada, perut, paha gue, kayak abis di tato." Miguel terkekeh pelan mendengar ucapan Garvi. Dia memeluk pinggang Garvi agar semakin rapat dengan dirinya.

"Ini kalo concealernya abis pasti mamah ngomel-ngomel," seru Garvi yang masih fokus menutupi tanda di leher Miguel.

"Nanti gue beliin lagi."

"Lo kira seharga cilok?. Merknya aja YSL. Udah pasti mahal," ucap Garvi sedikit menggerutu.

"Ya ngga papa, nanti kita bagi tugas dulu, gue jaga lilin Lo yang keliling," ujarnya membuat Garvi menatapnya datar.

"Dari pada keliling, mending gue nyari sugar Daddy," gumam Garvi menutup concealernya, dia melihat leher Miguel yang sudah tidak nampak tanda merah lagi.

"Terus gue?"

"Keliling sendiri lah," balas Garvi tanpa beban.

***

"Jalan Lo kok kayak gitu?" Tanya Nolan saat Garvi dan Miguel masuk ke dalam kelas. Pandangan pertama yang ia tangkap adalah cara jalan Garvi yang berbeda.

Friends Or Soulmate?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang