Miguel mengelus pipi Garvi dengan lembut, sesekali dia mengecup sayang pipi chubby itu. Dia sudah tahu semua yang terjadi karena Garvi menceritakannya.
Waktu Miguel berusaha mencari Garvi, tiba-tiba pria manis itu mengirimkan pesan padanya untuk datang ke rumah pohon. Tanpa berpikir panjang, dia segera melesat ke sana.
Saat ini Garvi tertidur di pelukan Miguel. Setelah lelah menangis, pria manis itu akhirnya tertidur dengan mata sembab, bahkan beberapa kali isakan masih keluar dari bibir Garvi.
"Gue ada di sini sayang. Kalo Lo ngga di inginkan sama semua orang, atau dunia sekalipun. Gue bakal Nerima Lo apa adanya," bisik Miguel sambil menghapus air mata yang keluar dari sudut mata Garvi.
Sakit rasanya melihat orang tersayangnya seperti ini. Entah siapa yang harus di salahkan, Miguel pun tak tahu. Tetapi yang jelas dia akan selalu bersama Garvi apapun yang terjadi.
"Ayah bunda Lo emang egois, tapi mau gimana lagi hm? Ngga ada yang bisa mengubah takdir."
"Gue juga egois, gue egois kalo soal Lo. Gue bakal usaha buat bisa bahagiain Lo. Gue juga bakal buat Lo terus ada di samping gue."
Miguel kembali mengecup pipi Garvi. Memejamkan matanya untuk menyalurkan rasa sayang pada pria manisnya itu.
"Tuhan, pria manis ini sudah masuk ke dalam wishlist aku. Tolong bantu aku untuk membahagiakannya."
"Hiks..." Miguel menepuk punggung Garvi ketika pria manis itu terisak. "Sssttt, cup cup cup. Ada gue di sini. Jangan khawatir," bisik Miguel menenangkan Garvi.
"Sesakit itu ya? Sampe tidur aja masih ngeluarin air mata. Gue bakal jadi obat buat semua rasa sakit Lo. Bakal jadi tameng waktu Lo kenapa-napa. Dan gue bakal jadi bahan pelampiasan waktu Lo marah, senang, sedih atau yang lain."
"Pasti Lo susah banget saat ini ya sayang?. Tapi gue harap nanti Lo ngambil keputusan yang tepat."
Miguel menyingkirkan rambut Garvi yang menutupi wajahnya. Untuk ke sekian kali dia kembali memandang wajah damai Garvi yang sedang tertidur.
Garvi membuka matanya. Bukan seperti biasa saat dia terbangun. Kali ini dia terbangun dengan pandangan kosong.
"Ayo tidur lagi, baru tidur sebentar tadi," bisik Miguel penuh kelembutan. Garvi masih terdiam, entah apa yang pria manis itu pikirkan.
"Sayang..." Miguel memanggil Garvi guna mendapat perhatian dari kekasihnya. "Lo ngga sendiri, gue ada di sini buat Lo." Garvi memandang Miguel, mengusap rahang tegas prianya.
"Jangan tinggalin gue." Miguel mengangguk, mengecup kening Garvi sayang. "ngga ada yang ninggalin Lo. Sampe kapanpun gue bakal terus sama Lo."
Garvi semakin mengeratkan pelukannya, diam-diam dia bersyukur memiliki kekasih seperti Miguel. Dan juga dia bersyukur memiliki teman-temannya di dalam hidupnya. Garvi memang gagal soal keluarga, tetapi dia beruntung soal cinta dan pertemanan.
"Gue harus ngapain sekarang El?" Lirih Garvi.
"Ambil keputusan yang bisa buat Lo nyaman ya? Apapun keputusan Lo pasti mereka bisa paham kok."
"Uhm, tapi gue butuh Lo nanti."
"Iya sayang." Miguel mengelus punggung Garvi, memberikan kenyamanan sekaligus kenyamanan bagi Garvi.
***
Miguel menggenggam tangan Garvi yang terasa dingin. Sebenarnya ia sadar, ini bukan ranahnya. Tetapi Garvi tidak mengijinkan dirinya pergi.
Garvi mengundang ayahnya untuk datang ke rumah. Bahkan Garvi mengundang istri Dion juga. Ada hal yang harus ia sampaikan setelah beberapa hari ini dia memikirkannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Friends Or Soulmate?
Fanfiction"Cerita Friends or Soulmate" ini bakal bikin kamu terhanyut dalam perasaan mereka yang bingung dan konflik batin yang nggak bisa diabaikan. Kisah persahabatan yang kuat, cinta yang terpendam, dan keputusan sulit yang harus diambil bakal bikin kamu p...