FOS 30

748 121 19
                                    

BRAKK

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

BRAKK.

"Eh maaf ngga sengaja," seru Vira yang sebenarnya sengaja menabrak bahu Garvi saat perempuan itu berjalan melewati Garvi.

"Buta ya? Jalan masih lebar gitu, pake nabrak  segala," seru Garvi yang kesal.

Vira yang di bilang buta pun tak terima. Dia berbalik menatap Garvi dengan tajam. "Jaga ucapan Lo!" Sentaknya sambil menunjuk wajah Garvi.

"Apa? Lo masih dendam sama gue karena Miguel ngga Nerima Lo?" Tanyanya santai. "Harusnya Lo sadar diri, dandanan Lo aja kayak ani-ani, ngarepin spek Miguel. Dari segi level aja udah jauh banget," lanjutnya semakin membuat Vira kesal.

Lorong sekolah sepi karena masih jam KBM. Namun sialnya saat Garvi kembali dari toilet malah bertemu dengan Vira.

Tiba-tiba Vira tersenyum miring, dia bersedekap dada menatap Garvi dengan sombong. "Jangan mentang-mentang Lo di prioritasin kak Miguel jadi belagu kak. Kak Miguel kayak gitu karena kasihan sama Lo yang ngga punya ayah." Pandangan Garvi langsung datar mendengar itu.

"Dia cuma kasian, ngga bener-bener prioritasin Lo. Gue yakin juga kak Miguel pasti capek ngadepin Lo. Dia pengen punya pasangan tapi kehalang Lo," lanjutnya.

"Terus gue harus bilang anjay gurinjay markojay bajay sukijay?" Ujar Garvi dengan santainya.

"Gue tau, ayah Lo selingkuh kan? Wahhh pasti buah jatuh tidak jauh dari pohonnya. Lo kalo punya pasangan pasti bakal selingkuh juga, soalnya ayah Lo aja kayak gitu."

"Jangan kasihanin gue deh, meskipun ayah gue brengsek tapi gue masih punya ayah. Lo aja ngga punya," ucapnya dengan nada datar. Garvi sama sekali tak terpancing dengan ucapan Vira, malah sebaliknya. Perempuan itulah yang terpancing dengan ucapan Garvi.

Garvi berlalu melewati Vira, namun saat akan menuruni tangga, Vira dengan sengaja mendorongnya hingga dia terguling dari lantai dua.

Vira segera pergi dari sana sebelum ada yang melihat, sedangkan Garvi memegang kepalanya yang mengeluarkan darah.

Batara dan pacarnya yang kebetulan lewat pun segera menghampiri Garvi. "Gar, gar." Batara menepuk pipi Garvi membuat Garvi perlahan menatapnya. Garvi tak mengucapkan sepatah katapun karena kepalanya terasa sangat sakit.

"Sayang, bawa ke UKS aja," seru William yang di angguki Batara. Akhirnya Batara membawa Garvi ke UKS dengan di bantu William.

Sesampainya di UKS, Batara membaringkan Garvi ke atas ranjang. Beruntung ada siswa yang berjaga di sana. Jadi Garvi bisa langsung di tangani.

"Sayang, aku panggil temennya Garvi dulu ya?" William mengangguk, Batara pun segera berlari ke kelas Garvi.

Tok tok tok.

Ceklek.

"Eh Batara? Ada apa ya?" Tanya guru yang sedang mengajar kelas Garvi.

"Ah itu, maaf pak mengganggu sebentar, saya mau panggil Miguel." Miguel yang mendengar itupun mengernyitkan dahinya. Tumben sekali Batara memanggilnya.

Friends Or Soulmate?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang