Miguel menatap wajah Garvi yang sedari tadi menunduk. Seperti katanya tadi siang, malam ini Miguel kembali menghubungi Garvi.
"Udah tenang?" Tanya Miguel memecah keheningan.
"Hmm," balas Garvi yang masih setia menunduk.
Miguel menghela nafasnya, seharian ini dia memikirkan ucapan Garvi. Memang ia akui ia salah karena dia tidak memberi kabar pada pria manis itu. Tetapi soal tweet? Apakah pria manis itu cemburu?.
"Kalo ada yang ngajak ngobrol tatap orangnya, ngga sopan." Garvi sontak mendongak menatap Miguel yang perlahan tersenyum. Miguel berusaha merangkai kata-kata yang tepat agar Garvi tidak bertambah marah.
"Garvi, maafin gue kemaren ngga bales chat Lo, soalnya gue jarang pegang hp--"
"Cih!" Garvi berdecih, mengalihkan pandangannya ke arah lain.
"Hey, dengerin dulu. Gue belum selesai ngomong." Garvi lalu kembali menatap Miguel, menunggu pria itu melanjutkan ucapannya.
"Gue kemaren belajar dari pagi, ngga pegang hp. Cuma pas yang retweet itu," jelas Miguel namun Garvi terlihat belum puas.
Entah mengapa, meskipun tidak ada hubungannya, Miguel perlu meluruskan sesuatu. "Akun yang gue retweet itu akun temen gue. Namanya Tyler. Dia yang bantu gue selama di sini. Kemaren dia main ke apart gue, katanya mau belajar bareng. Tapi dia cuma makan sama jalan-jalan sama temannya."
"Kenapa Lo jelasin ke gue?"
"Biar Lo ngga overthinking, gue tau Lo pasti mikirnya gue seharian sama dia sampe lupa ngabarin Lo kan? Ngga Garvi, gue emang sibuk belajar, dia malah beberapa kali keluar sama temennya." Ekspresi Garvi masih sama, namun kali ini dia berpikir apakah yang Miguel ucapkan benar?.
"Udah ya, jangan marah lagi. Gue jujur kok. Atau Lo mau denger langsung dari dia?" Tawar Miguel namun Garvi menggelengkan kepalanya. "Nggak usah, nggak perlu."
"Maafin gue ya? Lain kali gue bakal sempetin ngabarin Lo sesibuk apapun gue." Garvi mengangguk, dia tidak ingin membuat masalah ini semakin panjang.
"Hmm."
"Sekarang gua yang tanya ke Lo, kok Lo bisa kecelakaan? Lo di tabrak? Atau gimana?" Tanya Miguel serius.
"G-gue... Ban motor gue tergelincir, terus gue ngga bisa ngendaliin motornya," jelas Garvi membuat Miguel mengangguk.
"Kenapa ngga hati-hati hm?" Suara lembut Miguel mampu membuat Garvi mengumpat dalam hati. Semua rasa kesalnya pada pria itu langsung hilang hanya karena nada bicaranya.
"Y-ya namanya juga musibah!" Balas Garvi.
"Iya tau, tapi Lo anaknya selalu hati-hati Garvi. Emang sih ceroboh tapi cuma di beberapa hal doang. Kalo soal motoran Lo ngga ceroboh." Garvi mengerjapkan matanya, Miguel tahu semua tentang dirinya melebihi dirinya sendiri.
KAMU SEDANG MEMBACA
Friends Or Soulmate?
Fanfiction"Cerita Friends or Soulmate" ini bakal bikin kamu terhanyut dalam perasaan mereka yang bingung dan konflik batin yang nggak bisa diabaikan. Kisah persahabatan yang kuat, cinta yang terpendam, dan keputusan sulit yang harus diambil bakal bikin kamu p...