6. First Life In the Novel World

9.5K 778 69
                                    

HAPPY READING

pliiss komen kalo ada typo

THANKS Banget GAYSSS
BAGI YG UDAH VOTE + KOMEN
Semoga Hari-hari Kalian Menyenangkan

Celengan biar author nambah fighting

Vote : 700
Komen : 250

Tiga tahun sudah berlalu, kini Ezlin tumbuh menjadi balita menggemaskan dan menjadi rebutan banyak orang.

Parasnya benar benar menduplikati sang nenek alias istri Erland, Valerie. Yang membedakan hanya tubuhnya yang sudah gempal bertambah gempal.

Bukan hanya fisiknya saja yang menggemaskan luar biasa tapi kecerdasannya di usia yang masih belia juga tak kalah luar biasa.

Membuat banyak orang gemas akan tingkah lucunya, seperti saat ini.

Ezlin memberi cokelat pada 3 kucing kecil gembul yang mengerumuninya. kucing kucing itu tidak menghindar, bahkan melahap habis cokelat yang Ezlin genggam.

Ezlin bertepuk tangan riang, melihat ketiga kucingnya sangat penurut.

"Cing, au?" Ezlin mengulurkan tangan menawarkan lagi cokelat yang ada di genggamannya. (Kucing mau?)

"Meow."

Kucing gembul berwarna putih dengan telinga & ekornya berwarna oranye di ujungnya itu memakan & menjilat tangan mungil Ezlin yang belepotan penuh dengan noda cokelat.

Ezlin hanya terkikik geli merasakan jilatan kucing tersebut. Saat Ezlin hendak memakan cokelat, ada tangan mungil lain yang menahannya.

"No Eclin, jijik." Kata Azlan yang sedari tadi hanya diam memperhatikan adik kembar nya

Bibir Ezlin mengerucut lucu. "Api, Ezyin au kan oklat na." mata nya berkaca-kaca menatap Azlan.

(Tapi Ezlin mau makan cokelat nya.)

"Benar kata Azlan, that's dirty Baby." Steven menahan pergerakan Ezlin yang ingin menjilat cokelat bekas kucing tadi.

"Baby harus cuci tangan dulu, memangnya Baby tidak takut kuman?" tanya Stevan di akhir kalimat.

Stevin mengelap noda cokelat di sudut bibir mungil Ezlin dengan jempolnya kemudian memasukkan jempol tersebut ke dalam mulutnya.

Azlan dan Stevin tersenyum lembut melihat Ezlin membuang muka karena kesal, tidak mau menatap kakak kakak nya.

Sedangkan Steven dan Stevan terkekeh geli melihat tingkah adik tersayangnya.

"Baby marah, hm?" Stevan menatap Ezlin menggoda.

"Hmmp." Pipi Ezlin menggembung lucu, bersedekap dada padahal tangan mungilnya tidak muat memeluk tubuh gempal nya sendiri.

Tiba-tiba ada cokelat di depan mulutnya, Ezlin melirik ternyata Azlan yang menyodorkan cokelat itu,

Ingin sekali Ezlin melahap habis cokelat yang terlihat lezat itu tapi Ezlin harus tetap pada pendiriannya, iman nya tidak boleh goyah hanya karena sebatang cokelat.

EZLIN || TIME TRAVELTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang