Bab 10

184 38 11
                                        

"Kalian masuk Kelas Unggulan karena  kekuatan kalian, kalian punya potensi tersembunyi yang manusia lain tidak punya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Kalian masuk Kelas Unggulan karena kekuatan kalian, kalian punya potensi tersembunyi yang manusia lain tidak punya."

"Maksudnya pak?" Tanya Taska bingung.

"Kelebihan, kalian manusia terpilih yang punya kekuatan supranatural dalam diri kalian. Bora, dia bisa melihat masa lalu. Jimmy, dia bisa melihat perasaan orang lain. Lalu, Dita dia punya super power melebihi kekuatan manusia biasa," Jelas pak Gana, yang membuat situasi semakin jelas sekarang.

"Terus kekuatan bapak apa?" Tanya Shania.

"Yang bisa menebak akan bapak kasih nilai tambahan," Ucap pak Gana dengan senyum menjengkelkan.

Masing-masing dari mereka langsung berfikir, apa yang memungkin kan untuk menjadi kekuatan pak Gana.

Mengetahui kekuatan pak Gana, Raya langsung berucap, "Melihat masa depan."

Pak Gana mengukir senyum lebar, "Exactly,"

Teman-teman yang lain langsung terkagum mengetahui kemampuan pengamat milik Raya.

"Berarti semuanya jelas saat kita pertama kali masuk ke Kelas Unggulan," Ujar Altas dengan suaranya yang kecil, tapi masih bisa di dengar orang-orang yang berara di ruangan yang sama dengannya.

"Jadi waktu itu karena bapak pake kemampuan masa depan," Ujar Angga merasa terbodohi.

"Pantes aja, itu gak masuk akal kalo bapak bisa nebak dengan sempurna," Ucap Ender menghela napasnya.

"Jadi pak kekuatan saya apa?" Pertanyaan tiba-tiba yang datang dari Taska membuat yang lain menepuk jidatnya.

"Ya elah, lo malah nanyain kekuatan lo apaan," Ujar Julian.

"Ck, emang lo gak penasaran sama kekuatan lo sendiri," Ucap Taska malas.

Julian menggaruk kepalanya tak gatal, "Ya, penasaran sih."

Taska langsung memberi hadiah pukulan di punggung Julian.

"Pak pak, saya punya pertanyaan," Jimmy mengangkat tangannya bersiap untuk bertanya.

"Bapak tau kamu mau tanya apa, tapi akan bapak jawab besok dengan lebih jelas, biar kalian gak bingung." Mendengar hal tersebut Jimmy mendadak lesu.

"Sabar Jim, besok bakal di jelasin sama pak Gana," Ujar Ender yang di angguki Jimmy.

"Kalo begitu, untuk hari ini selesai sampai di sini, kalian bisa kembali ke asrama kalian masing-masing, boleh berkeliling di dalam ataupun sekitar gedung asal jangan mencoba membuka pintu yang terkunci," Ujar pak Gana.

Dengan serentak mereka menjawab, "Siap pak!" Pak Gana pun tersenyum dan melangkah keluar dari ruang uks.

Dengan serentak mereka menjawab, "Siap pak!" Pak Gana pun tersenyum dan melangkah keluar dari ruang uks

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Mereka kembali ke asrama masing-masing, termasuk Bora yang di bantu oleh teman-teman yang lainnya.

Raya menjatuhkan dirinya di atas kasur yang lumayan besar, dengan ruangan yang nyaman. Ia melihat kopernya yang masih setia di depan pintu, karena terlalu lelah, ia sama sekali belum membereskan barang-barangnya.

Menatap kosong ke arah langit-langit kamar, memikirkan apa yang harus ia ceritakan tentang program Kelas Unggulan ini kepada kedua temannya. 'Di kelas unggulan kita belajar tentang hal seperti sihir' Tidak mungkin kan ia berbicara seperti itu. Mereka pasti menganggapnya pelit karena tidak membocorkan program belajar Kelas Unggulan.

Menghela napas gusar, ia membuka ponselnya. Dan benar saja ada puluhan pesan masuk yang belum ia baca, dan itu semua berasal dari grup chat yang berisi dirinya, Gwen dan Kiola.

Mereka benar-benar bertanya bagaimana metode belajar di Kelas Unggulan, dengan acuh Raya menjawab "Sama aja kayak kelas lainnya kok."

Ia tau, pasti dirinya tidak akan lagi di percaya oleh kedua temannya, tapi mau bagaimana lagi.

Melempar asal ponselnya ke ranjang, ia beranjak dari tidurnya dan mulai membereskan barang-barangnya.

Sesudah ia selesai membereskan barang-barangnya ia mendengar ketukan pintu, ia pun membuka pintu tersebut tapi tidak ada siapa-siapa. Melihat ke bawah, "Ini makanan?" Tanyanya pada diri sendiri, melihat ke arah samping untuk memastikan teman-temannya mendapat hal yang sama.

Ia langsung masuk ke dalam kamar dan membukanya, benar saja di dalamnya ada makanan dan sepucuk surat, "Makan siang."
Hanya itu yang tertulis di sana.

Karena memang Raya lapar, jadi ia langsung menyantap makanan tersebut tanpa rasa curiga. Setelah makanan tersebut habis ia merasa pusing dan mengantuk, ia menatap kotak makanan di depannya dengan kesal, "Sial, ada obat tidur," Decak Raya, lalu terjatuh dengan mata tertutup sempurna.

To be continued

Kelas Unggulan Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang