Mendengar suara seperti desisan ular untuk keduakalinya, membuatku dan Hellena berhenti bergerak sampai kami terpaku dengan lantai hitam yang mengeluarkan cahaya jingga diarah kananku dengan jarak lumayan jauh, kira-kira 30 meter dari tempatku dan Hellena berada.
"Ssszzz! Sssszzz! Sssszzz!" Suara desisannya terasa sangat jelas sekarang.
"Hell, kita samperin nggak nih cahaya jingga itu?" Tanyaku kepada Hellena yang sedang memegangi tanganku dengan erat, terlihat begitu ketakutan.
"Tenang aja, ada aku kok Hell." Ucapku untuk membuat Hellena sedikit tenang.
"Iya boleh, tapi aku disampingmu aja ya Anja, aku nggakmau dibelakangmu lagi" jawabnya sambil memegangi tanganku.
"Iya Hellena, aku akan menjagamu kok, tenang aja."
Lalu kamipun bergegas melangkah menuju cahaya jingga dilantai yang berada diarah kananku dengan jarak 30 meter dari tempatku.
"Tep, tep, tep" suara langkah kami.
"Ssssszzz!" Jawaban suara dari arah cahaya jingga.
"Pelan-pelan saja, Anja." Pinta Hell.
"Iya ini sudah pelan loh kita tuh jalannya." Jawabku dengan lembut.
Kami berdua berjalan pelan mendekati cahaya jingga dilantai hitam. Baru beberapa langkah, kakiku terhenti disaat aku tengah berjalan bersama Hell.
"Slekk, kretekk!" Suara kakiku ketika terhenti.
"Aw!" Celetukku.
Kakiku terhentak kelantai membentur benda keras tak berbentuk berwarna hitam. Hampir saja membuat kakiku cedera.
"Wuhh! Nyaris! Untung kamu tarik badanku Hell." Ucapku kepada Hellena sambil mengelus-elus dada.
"Hehe, mana nih yang katanya mau jagain aku." Sambil tersenyum-senyum.
Lalu aku mengajak Hellena untuk duduk sebentar, memegangi kakiku yang terbentur dan dia mengeceknya. Sempat terpikirkan olehku melihatnya sangat baik kepadaku, terbayang-bayang wajah seramnya Hell sampai aku tak ingin mengingat kejadian sebelumnya yang terjadi kepadaku dan Hellena ketika kami berdua pingsan bersama-sama.
"Hell, makasih." Ucapku.
"Nggakpapa kok, kamu juga udah bantuin aku. Jadi, aku harus bantuin kamu kalo kamu kesusahan." Jawabnya dengan raut wajah gembira sembari memegangi kakiku.
"Wah, Anja! Lihat sebelah sini! Kaki kamu bengkok!" Teriaknya.
"Gresek, gresek. Hahhh?!!" Seperti tak bisa mempercayai keadaan yang terjadi.
"Kenapa bisa bengkok? Tapi kok nggak terasa sakit ya Hell?" Tanyaku sambil keheranan.
"Coba kamu berdiri dehh," pintanya sambil membantuku berdiri.
Akupun berdiri dengan dibantu Hellena, ketika aku sudah berdiri,
"Ya tuhan! Kakiku aneh sekali." Hellena sampai menggelengkan kepalanya disampingku.
"Cep, cep, cep. Aneh juga tubuh kamu ya, Anja." Ucapnya sambil menggeleng-gelengkan kepalanya.
Ternyata, aku dan Hell tidak melihat kenyataannya. Kakiku hanya lebam sedikit dan tidak benar jika aku dan Hell melihat kebengkokan yang terjadi sebelumnya. Kami berdua masih terheran-heran, kenapa bisa terjadi hal aneh seperti ini setelah kami berdua terbebas dari rantai besi yang menjerat tubuh kami sebelumnya.
"Apakah ini efek dari rantai besi kita?" Tanya Hellena kepadaku.
"Aku juga belum tahu soal itu Hell." Jawabku yang masih terheran-heran.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Sailor 1Miliar Volt - On Going
FantasíaPelayar muda yang sudah singgah di kota Terysia, selama sebulan tengah mengalami bencana dahsyat selama 9 hari yang menggoncangkan kota Terysia sampai hancur. Membuatnya kewalahan dalam bertahan hidup sampai datang aliran kejut listrik dengan daya d...