Happy Reading 💜
•••
Pilihanmu ada dua. Memilih kehamilanmu atau merelakan debutmu."
"Sajang-nim! Kau tidak bisa___"
"Diam, Hana! Biarkan Jennie yang menjawab!"
"Kau sudah sejauh ini, Jennie-ssi. Kau merelakan agensimu yang dulu dan memilihku agar kau bisa bersinar menjadi soloist! Bukankah itu keinginanmu? Maka satu-satunya cara adalah gugurkan bayi itu! Debutmu sudah di depan mata Kim Jennie!"
•••
Yoonsang memanggilnya ke ruangan lelaki itu karena Jennie yang terus-menerus membuat kesalahan saat menarikan koreografi. Yoonsang yang melihat itu memerintah agar Jennie mendatangi ruangannya.
"Kau nampak tidak antusias dengan solo debutmu, Jennie-ssi."
"Ti-tidak, Sajang-nim! Aku sangat antusias! Apa yang kau bicarakan?" Jennie mengelak tak setuju.
"Video musikmu tengah di edit saat ini dan semuanya sudah 95% nyaris selesai. Dan... Dana yang dikeluarkan untuk seluruh kebutuhan debutmu itu nyaris 200 juta dolar! Kau pikir aku tidak berpikir panjang untuk membuat solo debutmu ini menjadi luar biasa? Aku bekerja keras untuk membuatmu berhasil, Kim Jennie-ssi! Kenapa kau malah seperti ini?!"
Jennie menggigit bibir bawahnya mendengar serentetan kalimat pedas itu.
"Maaf, Sajang-nim. Aku hanya ada sedikit pikiran saja hingga membuat konsentrasiku teralihkan, setelah ini aku akan mengingat semua gerakan tarinya!""Pikiran apa? Kau masih memikirkan bayimu yang sudah tiada itu?!"
Jennie membatu dengan tangan yang gemetar.
"Jangan biarkan pilihanmu itu sia-sia, Jennie-ssi! Kau mengorbankan janinmu untuk debutmu ini!" Yoonsang berjalan mendekat ke arah Jennie yang senantiasa berdiri.
"Bayimu sudah tidak ada! Maka fokuslah pada debutmu!"
"Mwo? Kau bilang aku yang mengorbankan janinku, Sajang-nim? Kau sendiri yang menyuruhku untuk menggugurkan kandunganku!" Jennie menatap Yoonsang dengan berani, matanya memerah tanda bahwa gadis itu sangat marah saat ini.
Buliran bening itu turun bertepatan dengan isakannya yang terdengar. Jantungnya berpacu cepat mendengar Yoonsang yang menyalahkan dirinya.
"Aku tidak menyuruhmu! Aku hanya memberikan saran! Selebihnya tindakan itu kau yang melakukan!"
"Apa kau bilang?"
Yoonsang menoleh ke arah pintu dimana Taehyung berdiri di sana.
"Ya! Sejak kapan kau berdiri di sana? Kenapa kau bisa masuk ke gedungku?"
Rasanya Jennie nyaris mati. Tanpa menoleh pun ia sudah tahu siapa pemilik suara itu.
Taehyung berjalan mendekat dengan rahang mengeras, sorot matanya tak ada lagi kelembutan.
"Apa yang kalian bicarakan barusan? Tolong jelaskan padaku!" lelaki itu melirik Jennie yang sudah berderai air mata. Istrinya menangis lagi.
Yoonsang membenarkan letak kacamatanya dan melirik Jennie. "Kau jelaskan pada suamimu! Ini urusan kalian."
"Ini urusanmu juga, brengsek! JELASKAN KATA-KATAMU TADI! Janin siapa yang kau lenyapkan!" Taehyung menarik kerah kemeja Yoonsang dengan kasar membuat tangisan Jennie kian kencang. Ia ingin menghentikan tingkah suaminya sebelum melakukan lebih jauh, namun tubuhnya terasa lemah bahkan untuk sekedar mengucap kata.
KAMU SEDANG MEMBACA
MY FAVORIT IDOL [SELESAI]
Fanfiction[FOLLOW SEBELUM BACA] Baru saja memulai debutnya, Kim Jennie bersama teman satu grupnya harus menerima kenyataan bahwa jadwal promosi mereka ditunda, dikarena kan adanya rumor yang menimpa bos mereka sehingga berat kemungkinan adanya pergantian atas...