Pendengar Cerita bagian 6

402 38 2
                                    

"Apakah takdir memang sebercanda ini untuk di jalani?"

Malam itu pun menjadi malam yang  memgerikan bagi kedua remaja tersebut. Bagaimana mungkin baru pertama kali bertemu dan hanya dengan satu kejadian yanng tidak di sengaja bisa merubah takdir dari mereka. Malam itu Chika yang tidak mengerti dengan kejadian tersebut berusaha untuk menjelaskan keoada sang Papi bahwa kejadian tersebut hanyalah kesalahpahaman dari berbagai pihak hingga bisa terjadi seperti itu.

"Pih dengerin Chika dulu Pih" ucap Chika dengan air mata entab sejak kapan telah mengalir dengan deras begitu saja.

"Kamu mau cari pembelaan seperti ala lagi Chika, kamu tahu bukan siaoa orang tersebut?, mereka sang penguasa dari berbagai perusahaan Chik lalu Papih bisa apa selain mengiyakan apa yanv mereka minta" kata Papih Pucho yang aslinya tidak tega melihat sang anak yang tidak bersalah dalam hal ini harus menjadi korban untuk kelancaran dari sebuah usahanya.

"Aku tau tali Chika beneran tidak melakukan apa yanv di katakan bapak tadi pih, mih tolong percaya Chika Mih" kata Chika.

Dengan berbagai perdebatan hingga sang kakak kedua tanpa mereka ketahui menyimpan segala permusuhan yang ada di hatinya untuk segefa menghabisi pria tadi yang tidak lain ialah Revan.

"Kamu istirahat dulu ya sayang besok kita bicaralan lagi kasihan Papih dan kumu juga sama-sama Capek" Ucap Aya mencoba untuk bisa menjadi penengah dan mencoba untuk berpikir waras meskipun sebenarnya ia tahu bagai mana fakta sebenarnya.

Setelah berkata seperti itu mereka pun membubarkan diri dan masuk ke kamar masing-masing dengan perasaan yang sama-sama tidak bisa di ungkapkan.

Pagi ini dengan pakaian yang sudah tak layak untuk di pandang seorang Revano Bintang Greshan Segala tidak seperti biasanya sedanv berada di samping branka dengan seseorang yang telah lanjut usia tak juga kunjung membuka matanya sejak semalam. Ada sedikit ketakutan yang dimiliki oleh Revan ia takuy bahwa orang yang ia sayang ini tak juga membuka matanya dan malah pergi jauh terbang entah kemana.

Dengan kegelisahan yang tak henti dan pemikiran yang amburadul entah kemana itu. Revan dengan segala kegundahan dan ketakutannya pun berjanji bahwa sanya bila sang nenek bangun ia akan mencari wanita semalam dan akan melakukan apa yang di inginkan oleh sang nenek.

Tak lama dari itu Shanipun menghampiri sang anak untuk mengistirahatkan diri agar ia tak juga ikut tumbang sebab sejak semalam Revan tak juga memejamkan matanya.

"Sayang anak Ibu ayo pulang dulu biar ibu yang menunggu nenek kamu pulang mandi makan tidur nanti kalai ada perkembangan dari nenek Ibu janji langsung menghubungi kamu" ucao Shani dengan mengelus puncak kepala sang anak.

"Ibu apa nenek akan bangun bila Revan mengikuti apa yang di inginkan nenek?" Tanya Revan dengan memandang sang ibu yang ada di sebelahnya.

"Ibu tidak tahu tetapi semua akan ibu serahkan ke kamu sebab kebahagian kamu adalah dari kamu sendiri"Jawab Shani dengan suara lembutnya itu. Shani menyadari hak itu bukan berat dari sang anak saja melainkan dari semua pihak yang telah terseret dari masalah ini. Yah meskipun sebenarnya Shani setuju saja bila Revan beneran mau dengan Chika yanb juga sangat cantik dan baik selama ini meskioun dulu pernah mengecewakannya tetapi dengan ketangguhan dan pertanggung jawabannya selama ini membuat Shani yakin kembali bahwa Chika ini memang patut untuk di banggakan.

"Lalu aku harus gimana Ibu aku tudak mau mengecewakan Nenek yang sudah merawatku selama ini"ucap Revan dengan putus asanya. Entah Shanj juga tidak pernah melihag Revan selemah ini.

Pendengar CeritaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang