Pendengar Cerita Bagian 8

358 46 0
                                        

Hari-hari berlalu begitu saja tanpa terasa dimana 3 hari lagi acara yang sudah di sepakati pun akan di laksanakan sesuai dengan keputusan bersama. Meskipun segala sesuatunya di siapkan dengan secepat itu Revan yang memang memiliki uang untuk semua keperluan itu dengan penuh perdebatan yang sangat alot antara dirinya dan kekuarganya itu pun akhirnya mereka mau bahwa semua keperluan yang akan di gunakan itu seluruh biaya menggunakan uang dari Revan semuanya tanpa terkecuali. Dari kedua belah pihak pun sudah menyepakati bahwa pernikahan akan di adakan dengan mengunakan adat Batak yang telah di anut.

Dengan berpakaian santai Revan yang baru saja selesai membersihkan diri pun segera turun ke meja makan untuk melakukan sarapan bersama dengan keluarganya dimana di aana telah ada ibu dan ayahnya beserta neneknya tak lupa Gito yang saat ini menjadi asistenya itu.

"Pagi semua"ucap Revan dengan membenarkan letak jam tangannya.

"Pagi sayang, habis ini langsung kerumah Chika ya Rev"kata Shani sengan meletakkan malanan ke suaminya terlebih dahulu sebelum menyiapkan untuk yang lain.

"Iya, tadi baru saja di kasih tau sama tante aya buat ke rumah dulu" kata Revan dengan memakan makanannya.

"Oh iya udah untuk persiapkan sudah 90% juga, kamu yakin nggak mau di bantu ayah untuk biayanya?" Tanya Grecio yang tidak benar -benar yakin bahwa anaknya memiliki cukup uang. Mengingat bahwa Revan juga baru saja ikut bekerja di perusahaannya baru beberapa hari.

"Udah santai aja yah kalau soal itu mah"ucap Revan dengan tanpa bebannya.

Obrolan pun berlanjut hingga axara sarapan bersama selesai. Setelah itu Revanpun berpamitan untuk segera berangkat takut nanti dijalan terkena macet dan berakhir lama sampainya. Begitu pula dengan yang lain juga sibuk menyiapkan laun-lain untuk acara tersebut. Sesampainya di rumah Chika yang kebetulan juga telah menunggunya tak perlu lama-lama mereka pun segera berangkat ke butik milik teman mami Chika.

Di perjalanan menunu butik pun tidak ada di antara mereka berdua yang berniat untuk mengeluarkan suaranya. Dimana Revan yang fokus menyetir di tenggah macetnya ibu kota dan Chika yang sedang bermain ponselnya entah sedang melihat sosmet atau sedang berbalas pesan dengan teman-temannya.

"Adeh macet mulu nih gua liat-liat"gumam Revan dengan mengetuk-ngetuk tanganya di pegangan setir mobilnya. Mendengar itu Chika hanya melihat sekilas tanpa ingin menanggapinya.

Setelah memakan waktu yang cukup lama hingga Chika memutuakan untuk tidur karena macetnya kali ini sanggat panjang. Bahkan Revan sempat bertelepon ria dengan Gito yang kebetulan mengurus seluruh pekerjaannga untuk beberapa waktu kedepan.

"Gue bangunin atau gue nunggu nih anak bangun sendirinya"batin Revan yang sedang kebingungan dengan pikirannya sendiri."cakep juga nih anak"guman Revan.

Setelah perdebatan dengan pikirannya Revan oun akhirnya memutuskan untuk membangunkan Chika. Di saat ia ingin membangunkan Chika dengan posisi wajah Revan berada tepat di deoan wajah Chikapun dengan nafas yang berbenturan tiba-tiba dengan kagetnya Chikapun membuka matanya dan membuat Revan terkejut.

Clik.. suara sabuk pengaman

"Mau apa lo" kata Chika dengan mendorong kepala Revan

"Ck.. tuh liat udah sampek"kata Revan dengan memundurkan kepalanya

"Hmm" kata Chika dan segera membuka pintu mobil dan bergegas menuju butik milik mommy Ashel yang tidak laih ialah teman aya.

Sesampainya disana mereka pun telah di sambut begitu ramah oleh karyawan yang ada disana kebetulan teman Aya sedang perjalanan bisnis bersama suaminya yang mengakibatkan mereka tidak bisa menangani Chika untuk saat ini.

Pendengar CeritaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang